Mohon tunggu...
Emma Malika
Emma Malika Mohon Tunggu... Guru - Blogger

"Kompasianer teraktif versi Komik Kompasiana tahun 2023" || Menulis dengan apa adanya dan berusaha menjalani hidup dengan baik agar kembali dengan Husnul khatimah aamiinn

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Kisah 29 September 2012

22 Juni 2022   09:08 Diperbarui: 22 Juni 2022   09:22 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Design canva by Emma 

Punya intuisi tidak mengenakkan sejak Jum'at malam, tapi tetap di abaikan untuk sejenak dan menghilang. Berfikir bahwa semua akan baik-baik saja, akan tetapi yang terjadi di luar dugaan entahlah...

Sabtu kelabu mendera dengan di awali sejak pagi hari tiba. sebelum menunaikan tugas sebagai seorang pendidik ku sempatkan untuk melihat keadaan wanita yang telah melahirkanku, lemah namun masih bicara dan meminta segelas air dariku.

Dengan susah payah aku membuat mamaku bangun untuk duduk di atas kasur tapi terjatuh dan terjatuh lagi. Setelah dirasa cukup untuk bisa duduk langsung bersandar pada dinding kamar, kemudian ku beri air di gelas.


Ternyata itu adalah permintaan air minum untuk yang terakhir kalinya. Adik bungsuku memberikan pesan di WA bahwa mama sudah tidak sadarkan diri alias koma dan ada di ruang IGD dan syok pun menyerang ku, pikiran melayang dengan banyak bentuk.

Bersama calon suami kala itu, kami berkendara dengan laju menuju rumah sakit, selama dalam perjalanan berkecamuk hal-hal buruk yang datang silih berganti dan tanpa terasa air mata mengalir sedih mengharu biru.

Sesampainya di sana kutemukan mamaku dalam keadaan tidur dengan berbagai peralatan medis di tubuhnya. Hatiku remuk redam bercampur kesedihan yang mendalam.

Bayang-bayang masa silam saat kami selalu berdua ngobrol ngalor-ngidul datang menyapa, Wanita yang selalu mengatur hal-hal dirumah agar berjalan dengan sebagaimana mestinya saat ini lemah tak berdaya.

Ingatan akan ucapannya dan nasihatnya kembali datang menerpa. Setelah mengupayakan semampu yang kami bisa tapi Allah SWT berkata lain, Dia mengambil mamaku tanpa berita sebelumnya. Tangisan dan air mata sudah tak tahu sebanyak apa mengalir.

Ini cobaan terberat yang pernah aku alami, ikut memandikan  jenazah yang telah membawaku ke dunia ini pun serta merta di lakukan, hanya lantunan doa yang bisa ku ucapkan, terimakasih karena telah membuat aku ada di dunia dan menjadi wanita seperti saat ini.

Minggu kelabu tiba di tempat akhir dari perjumpaan, setiap makhluk yang hidup pasti akan menuju kesana, entah kapan tiada yang tahu hanya padaNya lah kita berserah diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun