( Seri 2 )
Sejak tahu, Ary sudah punya pacar, aku malas sekali main ke rumah Desi. Â Aku, Â walaupun dari luar tampak selalu ceria mudah tertawa , tapi sebetulnya aku mudah sekali sedih.
"Andini, nanti ke rumahku ya, kamu sudah lama tidak main ke rumahku, jambu biji di samping rumahku buahnya mulai banyak lho, mangga yang di depan rumah juga sudah berbuah." Bujuk Desi siang itu.
Tapi kepalaku menggeleng keras dan berkata tegas: " Enggak."
"Kamu kenapa sih Din? Akhir-akhir ini aneh banget?" Desi bertanya penasaran
"Nggak apa-apa." Kataku  pendek.
"Dini." Tiba-tiba ada yang memanggilku di pintu kelas.
Wati.
"Ya Wat?" Tanyaku
"Kamu bawa alat lukis nggak?" Tanya Wati setelah dia dekat dengan aku.
Wati adalah temanku lain kelas. Wati juga temaku waktu SMP, jadi Desi tidak terlalu mengenal Wati.