Mohon tunggu...
Emil Bachtiar
Emil Bachtiar Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tukang Ketoprak Ceria

25 Desember 2009   00:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:47 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tokoh Poppy dalam film Happy Go Lucky mengingatkan saya kepada tukang ketoprak yang sering lewat di depan rumah. Umurnya sekitar 35 tahun. Badan cukup gemuk. Mungkin beratnya mencapai 100 kg. Cukup mengherankan mengingat pekerjaannya setiap pagi adalah jalan kaki berkeliling dari satu kompleks ke kompleks lainnya, dengan sandal jepitnya yang sudah pasti cepat rusak dan celananya yang agak kepanjangan sehingga terlihat robek-robek di bagian bawah karena terkena aspal.

Orangnya selalu ceria, mendorong gerobaknya dengan tersenyum. Dari senyumnya sering terlihat semua giginya bagian depan sudah tidak ada. Sepertinya dia menikmati apa yang dia kerjakan. Berkeliling dengan gembira sambil memukul-mukul piringnya. Mengulek bumbu ketoprak-pun dengan semangat.

Dalam musim hujan ini dia tetap berkeliling, dengan payung yang diikat di gerobaknya sehingga bisa melindungi kepalanya. Tapi seluruh punggungnya biasanya basah kuyup karena payungnya terlalu kecil untuk bisa melindungi seluruh tubuhnya. Kasihan juga melihat dia lewat depan rumah, terutama pada saat hujan turun lebat di pagi hari, dan tidak ada tukang-tukang lain yang berkeliaran.

Dalam musim panas, saya pernah melihat dia berjalan disiram teriknya matahari yang pada saat itu berada dalam jarak yang terdekat dengan bumi. Senyumnya tidak terlalu terlihat, karena tampaknya dia sibuk mengatur nafasnya yang terengah-engah.

Di bulan puasa dia tetap berkeliling, berharap panggilan dari orang-orang yang sedang tidak berpuasa. Mungkin pendapatannya jauh berkurang, tapi dia harus tetap berjualan karena berlibur sama dengan tidak makan.

Siang hari, biasanya kita bisa menemui dia di sekitar pos satpam. Duduk beristirahat, menghindar dari teriknya matahari. Terkadang terlihat dia jajan mie ayam atau makanan lain yang dijajakan oleh teman-teman seprofesi sambil bercanda dengan mereka.

Saya pikir ketoprak di mana saja rasanya tidak jauh berbeda. Tapi yang ditawarkan oleh tukang ketoprak ini tidak sekedar ketoprak, tapi kegembiraan dan semangat untuk pantang menyerah, yang diberikannya bahkan tanpa kita harus membayar. Seharusnya warga kompleks lebih banyak yang membeli ketopraknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun