Mohon tunggu...
Mabate Wae
Mabate Wae Mohon Tunggu... profesional -

senior citizen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Emosi, Mengapa Harus Memilih Memberhalakan/Mengkultuskan Prabowo atau Jokowi? (Bagian 1)

26 Juli 2014   19:36 Diperbarui: 2 Juli 2015   23:17 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apakah hanya gara gara perilaku pemimpin menyimpangkan suatu metoda ilmiah, bisa berdampak sangat fatal?, berhasil membelah masyarakat berhalusinasi membebek persepsi gagasan sang pemimpin bahwa survai si A pasti benar dan survai si B jelas salah. Karena, patuh memutlakan berbekal kepercayaan, bak iman mengamini titah seorang nabi, boleh tanpa sedikitpun kehendak untuk menguji peluang menyelidiki sumber data secara jujur, percayalah saja!. Demikian bila suatu kebohongan ataupun suatu dusta di amini seorang pemimpin, maka bakal memiliki dampak luar biasa ke penganut penganutnya yang lantas menjamur ketok tular menerima semua pernyataannya sebagai suatu kebenaran, dan amin,amin, aku percaya, aku percaya!. “Pasrah bongkokan” pada seorang calon atau pemimpin?

 

Haruskah kita mempercayai mutlak pemimpin.

Bagaimana cara menyelidiki dua buah kebenaran diametral survai statistik yang jadi biang kerok keonaran bangsa ini, muncul karena ada capres/pemimpin yang mempercayainya tanpa bimbang dan ragu, bak menemukan mahadewa atau tuhannya atau rumus “eureka”!, inilah wangsit menara gading tak bisa dan tak bakal salah, tak boleh keleru! Walaupun, nyatanya bisa saja nurani sudut terdalam sang pemimpin di hati kecil tahu betul asal usulnya. Sebab, ia tahu apa dan siapa yang membayar rentenya. Namun kejujuran, walaupun dihargai siapapun dan bernilai dimanapun, biasanya langsung dibuang jauh jauh karena bisa merugikan, membuyarkan semua syahwat, mimpi, harapan dan ego harga dirinya musnah dalam sekejap.

 

Kemana para pakar dan intelektual kita:

Kalau saja semua mereka mampu berkepala dingin, dan bersikap pandita nan waskita, masalah seperti ini, yang jelas merupakan wilayah ilmu dan sain, sebetulnya bisa saja diserahkan pada mereka yang punya otoritas ilmiah dan ilmuwan yang berkaitan dengan ilmu tersebut, Bukankah, ada banyak lembaga dan universitas di negeri ini ada dalam daftar 1000 besar universitas dunia. Sial, semua integritas Universitas maupun ahli ahli statistik dan matematik Indonesia punya “trade mark” kelas local (beda donk dengan kualitas impor, terutama buat pencinta asing, misalnya favorit “kuda putih”), dan malangnya semua dicurigai berdasar “prasangka buruk” mereka bakal dan pasti curang, tak bisa dipercaya (produk moral bangsa rusak akibat praktek KKN masa lalu). Karena, si capres ini dalam lubuk hati terdalam, ia tahu dan mengakui, memang “ada yang ga beres”. Nah, jika ia percaya dan yakin benar survainya, tentu ia bakal nekad maju tak gentar membela yang benar, untuk maju disidang para suhu menara gading, ya nggak om? Intinya, kita perlu bersikap kritis dan berkepala dingin, terutama bila dihadapkan pilihan harus percaya mutlak pada seseorang, ntar doloo cepek dong!.Ini baru sepotong kecil masalah percaya tak percaya dalam soal statistik, polling, tapi sudah mulai memberhala sang pemimpin, pilih aku, percaya atau tidak!

 

Pemimpin seperti apa yang kita cari:

Nah, kembali kesoal “pasrah bongkokan” tadi, memang banyak contoh pemimpin dunia yang mampu memukau dan menyihir orang banyak. Mampu membuat rakyatnya pasrah bongkokan, namun seringkali tak jarang berakhir dengan kekuatan buruk, paling sial terbenam dalam tawuran, amook masal, peperangan, pemberontakan maupun pembunuhan besar besaran pada bangsanya sendiri (PKI, Kamboja, Alkeda, Hitler, Stalin, dll.) Amit amit, ini bukan pikiran negatip, tapi untuk mengingatkan jangan sampai kita terjebak dalam kultus maupun memberhalakan seorang pemimpin dengan percaya seratus persen semua perkataan atau “sabdanya” sang pemimpin, jelas kita setara dengan mereka, bisa salah dan bisa benar, ingat ingat, justru karena kitalah (pileg, pilpres) mereka mereka menangguk dunia.

 

Sekedar untuk belajar sejarah, bukankah bung Karno sering mewanti wanti bangsanya agar jangan sekali kali melupakan sejarah, mungkin beliau adalah penganut bahwa waktu dan sejarah atau destiny bak siklus roda pedati, kadang di atas kadang di bawah. Ini bukan bermaksud bakal menjajarkan atau memirip miripkan dengan mereka, sekedar hanya catatan beberapa pemimpin dunia yg berperilaku buruk, apalagi pemimpin yang mengandalkan kepecayaan bak sihir, sering berorasi dihadapan umum, percayalah padaku saja, jangan membantah atau menyangkalnya, aku selalu dan pasti benar! Enak aja ya?

Untuk melihat beberapa conto pemimpin dunia yang pernah sangat ditakuti dan dikenal sebagai pemimpin yang pernah meninggalkan sejarah kelam kita coba melihat beberapa contoh apa yang memungkinkan atau melatar belakangi mereka.

 

Contoh, misalnya Adolf Hitler.

Ada keinginan tahu tentang kepribadian Adolf Hitler oleh kekejamannya, ia mungkin dipengaruhi oleh sebuah kekuatan negative. Ada dugaan seperti itu. Tetapi, Ilmu pengetahuan dan psikologi memang belum mampu membuktikan kehadiran “kuasa hitam/sihir” tersebut, meskipun ada yang mempercayai memang ada pengaruh kekuatan jahat yang mampu merasuki personalitas manusia. Tetapi belum ada penjelasan mengenai perilaku tersebut secara nalar.

Tulisan seorang pembantu Hitler Hermann Rauschning, mendiskripsikan keadaan “trance” yang dialami Hitler saat saat ia berpidato pada berbagai kegiatan politiknya. Herman melukiskan Hitler berlaku seakan menjadi suatu medium roh dan menyebutnya bahwa ia seperti sedang kerasukan roh disaat ia berpidato. Ia juga menuliskan, siapapun bakal membayangkan bahwa Hitler berorasi berlaku sebagai seorang medium. Biasanya,yang menjadi medium adalah seorang biasa, orang yang tak menonjol. Mendadak dipengaruhi oleh suatu kekuatan supernatural/kesurupan, dan membuat dirinya menjadi bertingkah berbeda dari manusia sekitarnya, sang medium tersebut menujukkan suatu keadaan kerasukan. Bila masa krisis telah dilewati, mereka akan kembali lagi pada situasi atau keadaan tenang/mediocrity. Suatu keadaan, yang tak diragukan lagi, bahwa Hitler telah kerasukan oleh pengaruh sebuah kekuatan diluar dirinya, bersifat kekuatan negatif dimana pribadi seseorang Hitler hanyalah merupakan menjadi alat atau kendaraan sementara. Yaitu suatu gabungan keadaan banal/sadar dan keadaaan supernatural tak didukung memisahkan sikap mendua dalam dirinya dan kekuatan tersebut, dimana iapun menyadari kehadirannya. Ini akan tampak seperti melihat tampilan muka yang aneh, serta menampilkan ekspresi yang mencerminkan keadaan pikiran galau/kacau/yang tak seimbang, menunjukkan kesan kegelisahan suatu kekuatan tersembunyi.

Herman Rauschning juga menyatakan Hitler juga mengeluhkan bahwa ia sering melewati malam malam yang menakutkan dan ia sering terbangun dan berteriak ketakutan karena hadirnya roh roh jahat, dan melihat ada “mahluk baru” dalam mimpi mimpinya. Ia merupakan mahluk jahat dan kejam, aku takut padanya.

 

Apakah Stalin juga dipengaruhi oleh kekuatan jahat,?

Stalin (1879-1953) yang memerintah Soviet Rusia dari tahun 1924 – 1953, sesudah Lenin meninggal dan membunuh 60 juta orang diwaktu meningkatnya Komunis, adalah merupakan keadaan yang paling menakutkan. Jika ia hanya manusia saja, seseorang tak bakal bisa membayangkan ia bakal mampu melakukan hal sekeji itu. Banyak orang menyatakan bahwa ada kekuatan jahat yang telah menguasainya. Hanya kekuatan gaiblah yang dapat mempengaruhi nafsu jahat dan menunjukkan penistaan tanpa perasaan dan kekejian pada ras manusia. Ada sepasang pasangan mengalami kerasukan oleh arwah jahat. Ed dan Lorraine Warren bertindak selaku pengusir setan yang mengusir suatu roh jahat tersebut, dalam bukunya “Demonlogist”yang ditulis oleh Gerald Brittle sebagai: “… suatu ruh yang bukan manusiawi, dirasuki oleh kekuatan negative, kecerdasan satanik yang marah dan mengamuk melawan manusia dan Tuhan.

Banyak kawan kawan dan keluarga Stalin membenarkan pikiran ini dalam tulisan tulisan mengenai dirinya. Beberapa kutipan buku “Marx dan Setan” oleh Richard Wurmbrand, yang mencatat beberapa orang dekat Stalin seperti Putri Stalin. Sekretaris Komunis Internasional, Stalin Kaganovitch, dll yang menuliskan dugaan bahwa memang ada kekuatan negative yang menguasai Stalin, seperti manyatakan “Stalin bukan manusia, tapi iblis. Atau menyatakan ia manusia yang tak menunjukkan emosinya, nampak bukan seperti dia, bahkan mengungkapkan bahwa Stalin bersikap seperti dewa dan tak memiliki sifat manusiawi. Demikian juga Karl Marx, pendiri komunism, yang disebut jauh sebelum ia menjadi seorang komunism telah menunjukkan sifat yang bersifat kekuasaan negative.

Berbagai saksi memastikan bahwa baik Hitler dan Stalin dipengaruhi oleh suatu kekuatan kekuatan roh bengis/jahat dan mereka punya sebuah dogma yang membenarkan segala tindakan tindakan mereka. Tak ada penjelasan lain untuk menjelaskan bagaimana tindak tanduk tak terdidik yang mampu menghipnotis suatu bangsa.

Tampaknya, perilaku kejam dan bengis Hitler, Stalin dll, yang tercatat oleh sejarah. Oleh beberapa orang dianggap akibat pengaruh adanya kuasa jahat dan bengis yang membuat ia dapat bertindak diluar kemampuan manusia biasa, serta diluar nalar manusia. Sifat sifat pemimpin seperti ini tentu sangat tak diharapkan oleh bangsa Indonesia maupun tetangga dan bangsa lain di dunia. Namun perlu dicermati juga, bahwa sifat pemimpin yang demikian ini, biasa ditemui pada jenis pemimpin yang bersifat otoritarian dan dictator, mampu memanipulasi atau menyihir dan mengandalkan kekuatan massa secara masal. Para ahli social maupun psikologi tentu mengetahui, bahwa dalam suatu psikologi massa memang menciptakan suatu mahluk baru, buas tak terkontrol, dan memiliki kekuatan yang luar biasa yang mampu melakukan apapun diluar akal manusia.

 

Dapatkah sifat perilaku kecenderungan Pemimpin pujaan/”cult leader” dikenali?

Pada bagian ini kita mencoba mengingatkan bahwa peminpin yang punya kekuasaan dan punya basis masa yang ternyata memerintah dengan cara yang tak kita harapkan, harus dihindari. Yaitu berkuasa dengan cara totalitarian, diktator lewat pemaksaan melalui penyeragaman segala hal, baik dalam penampilan, berpendapat/berpikir serta bertindak, anti kritik serta anti perubahan/perbaikan. Hal tersebut lazim pada kekuasaan yang bersifat penyeragaman atau ala militeristik, facisme, nazisme, komunism.dlsbnya. Bagi pemimpin yang lemah tak mampu bekerja secara terencana baik, terinci, terukur/terkontrol  jelas sangat menyukai sistem yang tak dapat dikontrol dan terkendali oleh umum. Jelas disukai karena sifat kelewat menyederhanakan masalah/generalisasi/garis besar, kesederhanaan kepemimpinan melalui kekuasaan dan kekuatan garis komando didukung kekuatan pisik dana dan daya, dapat memaksakan kehendak pada rakyatnya, melalui tahapan garis komando yang paling sederhana sekalipun (lewat perangkat Negara/organisasi atau kekuatan intimidasi massa), bebas kendali dan tak terkontrol/akuntabel. Pada  tulisan lanjutan kita bakal mengamati sifat dan ciri ciri pemimpin yang memiliki kecenderungan atau berbakat menjadi jenis pemimpin seperti itu, karakterisasi tersebut adalah hasil dari pengamatan dan inventory (Joe-Navarro, 2012) yang mengamati beberapa pemimpin kuat yg sering menjadi tokoh pujaan/sohor atau "cult leader" yang umumnya bersifat atau sangat dekat dengan suatu "keyakinan" atau kelompok agama, berupa pemimpin sektarian/sempalan, namun sangat erat dan dekat dengan kaum religius, tak selalu harus merupakan tokoh religius, misalnya seperti Hitler atau Stalin, namun punya idiologi atau aliran seperti "agama”. (Bersambung ke lanjutan 2)

 

Bacaan:

1. Demonic Posses

sion of World Leader, By Lee Warren © 2002 PLIM REPORT, Vol.11#1.

http://www.plim.org/demonleaders.htm

demonic world leader

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun