Mohon tunggu...
Tri Wibowo BS
Tri Wibowo BS Mohon Tunggu... -

Editor, penerjemah, tukang ketik, mampir cengengesan | urip sawang sinawang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

World Writers #596: Leo Tolstoy

28 Juli 2015   05:00 Diperbarui: 28 Juli 2015   05:00 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Leo N. Tolstoy (1828-1910)  Nama lengkapnya adalah Lev Nikolayevich Count Tolstoy, salah seorang tokoh terbesar dari semua novelis di dunia. Dua karya besarnya yang paling terkenal adalah War and Peace (1863-1869), yang oleh Henry James disebut sebagai sebuah “monster besar,” dan Anna Karenina (1875-1877), yang bersama dengan Madame Bovari (Flaubert) dan Effi Briest (Fontane) merupakan novel tentang perselingkuhan paling besar abad ke-19. Sosok Tolstoy sering dilihat dari dua sisi: pertama sebagai pengarang novel besar dan kedua sebagai ‘nabi’ dan pembaharu moral. Hampir semua karyanya telah diterjemahkan ke bahasa Inggris dan lebih dari 10 bahasa lainnya. Meski diakui sebagai pujangga agung dunia, Tolstoy tak pernah meraih Nobel Sastra.

Leo Tolstoy dilahirkan pada 9 September 1828 di Yasnaya Polyana, di Propinsi Tula, sebagai anak keempat dari lima bersaudara. Gelar Count telah dianugerahkan kepada leluhurnya pada awal abad 18 oleh Peter Yang Agung. Orang tuanya meninggal saat Tolstoy masih anak-anak dan dia dibesarkan oleh saudara-saudaranya. Pada 1844 Tolstoy memulai studi hukum dan bahasa oriental di Universitas Kazan, tetapi ia tak pernah mendapatkan gelar. Karena kecewa dengan standar pendidikan Tolstoy kembali ke Yasnaya Polyana dan menghabiskan sebagian besar waktunya di Moskow dan St Petersburg. Pada 1847 Tolstoy terpaksa dirawat karena penyakit kelamin – dia diperkenalkan ke dunia pelacuran oleh saudaranya.. Pada 1851 Tolstoy menemani kakaknya ke Kaukasus, dan bergabung dengan resimen artileri. Pada 1850-an Tolstoy juga mulai memulai karir penulisannya. Pada periode ini dia mempublikasikan trilogi semi-otobiografisnya,  Childhood (1852), Boyhood (1854), dan Youth (1857). Pada masa Perang Crimean Tolstoy mengepalai sub-unit artiler dan menjadi saksi peristiwa pengepungan Sebastopol (1854-1855). Pada 1857 dia mengunjungi Perancis, Swiss dan Jerman. Setelah melakukan serangkaian perjalanan Tolstoy tinggal di Yasnaya Polyana di mana dia membuka sekolah untuk anak-anak petani. Dia berkeyakinan bahwa rahasia untuk mengubah dunia terletak di dalam pendidikan, dan karenanya selama perjalanan berikutnya ke Eropa (1860-1861) Tolstoy meneliti berbagai teori dan praktek pendidikan, dan menerbitkan majalah dan buku ajar tentang pendidikan. Pada 1862 dia menikahi Sonya Andreyevna Behrs (1844-1919), dan dikaruniai 13 anak. Sonya juga bertindak sebagai sekretaris pribadinya.

            Pada awalnya fiksi Tolstoy bersumber dari catatan hariannya, di mana dia menulis diari untuk memahami perasaan dan tindakannya sendiri agar dapat mengontrolnya. Dia juga banyak membaca karya fiksi dan filsafat, antara lain karya Plato, Rousseau, Sterne, Goethe, Stendhal, Thackeray dan George Elliot. Karya besar Tolstoy, War and Peace, merupakan kisah epik yang menggambarkan lima keluarga dengan latar belakang invasi Napoleon ke Rusia. Di dalamnya terdapat 580 tokoh, baik itu tokoh historis maupun fiksi. Ceritanya mengalir dari kehidupan keluarga ke markas Napoleon, dari istana Alexander ke medan perang Austerlitz dan Borodino. Novel ini merefleksikan pandangan Tolstoy bahwa segalanya sudah digariskan tetapi kita tidak bisa hidup kecuali kita membayangkan bahwa kita punya kehendak bebas. Masterpiece-nya yang kedua, Anna Karenina, menceritakan kisah tragis seorang perempuan yang sudah menikah, yang mengikuti kekasihnya, tetapi akhirnya bunuh diri dengan menabrakkan diri pada kereta api yang tengah melaju. Novel ini dibuka dengan kalimat yang terkenal, “Keluarga-keluarga yang bahagia semua sama, setiap keluarga yang tidak bahagia adalah tak bahagia dengan caranya masing-masing.” Dalam karya ini Tolstoy mendekatkan krisis dalam keluarga dengan pencarian makna hidup dan keadilan sosial. Novel ini telah difilmkan beberapa kali di Hollywood. Setelah menyelesaikan Anna Karenina, Tolstoy mengatakan, “Aku menuliskan segala sesuatu ke dalam Anna Karenina, dan tak ada lagi yang tersisa.” Novel besar terakhirnya adalah Voskresenia (Resurrection, 1899). Novel ini menegaskan keyakinan Tolstoy bahwa kesadaran individu lebih utama ketimbang moralitas kolektif dari suatu kelompok.

            Selain menulis novel, Tolstoy juga menulsi cerpen, drama, esai, buku-buku filosofis dan religius, serta ulasan serta studi tentang seni dan sastra. Karya filosofisnya yang berjudul A Confession (1880-1882) dan What I Believe (1883) dilarang pada 1884. Pada tahun yang sama dia mulai pergi meninggalkan rumahnya. Dia menyerahkan tanah perkebunannya kepada keluarganya dan mulai berusaha hidup sebagai petani miskin dan menghindari hubungan seksual. Pada 1901 Gereja Ortodoks Rusia mengucilkan Tolstoy. Tolstoy mulai sakit-sakitan sejak 1900-an dan dia kemudian dirawat di Crimea. Tolstoy meninggal pada 7 November (atau 20 November menurut kalender baru) 1910 di Astapovo. Delapan tahun setelah Tolstoy meninggal istrinya mengatakan, “Aku telah hidup bersama Lev Nikolayevich selama 48 tahun, tetapi aku tak pernah benar-benar tahu manusia macam apa dia itu.” Koleksi karya Tolstoy yang dipublikasikan di Uni Soviet pada 1928-1958 terdiri dari 90 jilid.

            Karya novel Tolstoy lainnya adalah Sevastopol (1854-1855); The Cossacks (1861); The Kreutzer Sonata (1889), yang ditulis dalam bentuk cerita berbingkai dengan situasi di atas kereta api. Percakapan di antara penumpang kereta itu kemudian berkembang menjadi diskusi tentang lembaga perkawinan — setelah menulis novel ini Tolstoy dituduh mengajarkan kebejatan moral. Kepala Prokurator Muktamar Gereja Suci mengirim surat kepada Tsar dan ini merupakan awal dari proses yang akhirnya  menghasilkan pengucilan atas diri Tolstoy; Father Sergius (1890-1898); dan Hadji Murad (1904) – novela Hadji Murad ini mungkin merupakan pengantar terbaik untuk memahami latar belakang Perang Chechnya yang terjadi sejak 1999. Ludwig Wottgenstein memberikan buku ini kepada muridnya, Norman Malcolm dan mengatakan kepadanya bahwa banyak sekali yang bisa dipelajari dari novela ini. Karya studinya adalah What is Art? (1898), di mana Tolstoy mengkritik keras Shakespeare, Beethoven dan Dante, meski kecamannya tak terlalu meyakinkan. Dia mengatakan bahwa seni adalah penyampai perasaan, baik maupun buruk, dari seniman kepada orang lain. melalui perasaan. Si seniman akan “menginfeksi” orang lain untuk bertindak baik atau buruk. Cerpen-cerpen Tolstoy tak kurang dari 20 buah, antara lain The Raid (1853); A Landowners Morning (1856); Family Happiness (1859); A Prisoner in the Caucasus (1872); The Death of Ivan Ilyich (1886); Master and Man (1895); After the Ball (1903); Leo Tolstoy: Short Stories (1964, 2 jilid); Great Short Works of Leo Tolstoy (1967); dan lain-lain. Esai, sketsa dan karya-karya religius lainnya berjumlah tak kurang dari 40 buah, diantaranya adalah Church and State (1882); How Much Does a Man Need? (1886); On Life (1887); On Non-Resistance (1890); Reason and Religion (1894); How to Read the Gospel (1896); On Suicide (1900); On Religious Toleration (1901); Love Each Others (1906); The Law of Violence and the Law of Love (1908);  dan lain sebagainya. Sedangkan karya dramanya adalah The Power of Darkness (1886); The Fruits of Enlightenment (1889, sebuah drama komedi) dan The Corpse (tak selesai).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun