Mohon tunggu...
Emanuel Dapa Loka
Emanuel Dapa Loka Mohon Tunggu... Freelancer - ingin hidup seribu tahun lagi

Suka menulis dan membaca... Suami dari Suryani Gultom dan ayah dari Theresia Loise Angelica Dapa Loka. Bisa dikontak di dapaloka6@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Tua, Pembelajar Tanpa Batas Waktu

31 Maret 2017   15:39 Diperbarui: 1 April 2017   06:34 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: dokumen Vivie J

Anak adalah pembelajar yang luar biasa. Bahkan para pakar mengatakan bahwa usia balita (bawah lima tahun)  merupakan tahap usia emas atau the golden age. Pada usia emas, otak anak akan dengan cepat merekam apa saja yang diberikan kepada mereka. Pada masa-masa ini juga, masa depan anak sudah akan mulai terbentuk. Salah satu faktor penentu masa depan anak adalah pola aasuh orang tua dan  orang-orang di sekeliling mereka, termasuk guru.

Tentang hal tersebut, beberapa hal perlu orangtua ketahui. Pertama, orang tua perlu mengerti bagaimana pola asuh anak yang tepat. Orang tua harus mampu memahami anak, berkomunikasi dengan anak, menyelami pikiran mereka, dan mencintai mereka dengan tulus. Menjadi orang tua juga berarti menjadi pembelajar yang tak kenal waktu. Sampai sekarang memang belum ada sekolah khusus orang tua, tapi banyak cara untuk belajar. Ada banyak seminar dan workshop tentang pola asuh (parenting). Di sanalah orang tua dapat belajar banyak dari para ahli dan mendengar pengalaman dari orang tua lainnya.

Kedua, kondisi lingkungan di sekitar anak juga akan mempengaruhi tumbuh kembang anak dan akan menentukan kuaitas masa depan mereka. Misalnya saja lingkungan sekolah. Orang tua harus cerdas dalam memilih sekolah pertama untuk anak-anak. Lingkungan sekolah yang menyenangkan akan mengajarkan anak-anak bahwa belajar bukan sebuah beban, tetapi learning is always fun. Dengan suasana yang menyenangkan, anak-anak akan memiliki kesempatan lebih untuk mengeksplorasi dan mengembangkan minat dan bakat mereka. Selain itu, sebaiknya orang tua memilih sekolah yang menekankan pada pembentukan karakter yang baik. Suasana yang positif akan menghasilkan anak dengan karakter positif.

Penjelasan-penjelasan penting lebih jauh tentang hal-hal  tersebut bisa diperoleh dalam Open House Sekolah Pelangi Bangsa anak yang diadakan pada Sabtu, 1 April 2017 di Sekolah Pelangi Bangsa di Jalan Padarapih no.8, Bandung. Tema open house “We Believe Every Child is Wonderful” dengan menghadirkan narasumber Irene F. Mongkar, seorang praktisi pendidikan, dengan sub tema “Pola Asuh yang Baik Sebagai Bekal Anak Untuk Menghadapi Masa Depan”  dan Yovi Yoanita, seorang ahli gizi, dengan sub tema “Asupan Gizi yang Tepat Untuk Tumbuh Kembang Anak”.

Belajar itu Menyenangkan

Foto: dokumen Vivie J
Foto: dokumen Vivie J
Sekolah Pelangi Bangsa di Bandung merupakan salah satu sekolah yang percaya bahwa belajar itu menyenangkan. Anak-anak diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Komunikasi antara orang tua dan guru pun selalu dijaga dalam memberikan bekal untuk masa depan anak. Bukan hanya itu, Sekolah Pelangi Bangsa juga menekankan pada pengembangan karakter positif anak, sehingga anak bukan hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga cerdas secara sosial dan emosional.

Sekolah Pelangi Bangsa membuka tiga divisi, yaitu Child Center and Bridging Class (CCPLus), Growing Future Child (GFC), dan Homeschooling Program. Masing-masing divisi memiliki program yang disesuaikan dengan anak-anak yang ada.

Child Center and Bridging Class (CCPlus) merupakan salah satu program untuk anak-anak usia dini. Dalam program ini, terdapat empat kelas yaitu Pre School 1 (usia 3-4 tahun), Pre School 2 (usia 4-5 tahun), Pre Kindergarten (usia 5-6 tahun), dan Kindergarten (usia 6-7 tahun). Dalam Pre School 1 dan 2, anak-anak akan lebih banyak bermain dan mengenal diri dan lingkungannya. Ketika anak beranjak ke Pre Kindergarten dan Kindergarten, anak akan mulai dikenalkan dengan angka dan huruf, serta membaca dan menulis. Untuk menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua, guru membuat laporan pengamatan setiap bulan yang dilengkapi dengan foto kegiatan per anak. Dengan demikian, orang tua akan berkesempatan memantau perkembangan anak di sekolah.

Growing Future Child (GFC) adalah program yang sengaja diadakan untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Sekolah Pelangi Bangsa memberikan pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan fokus yang ingin dikembangkan pada masing-masing anak yang memiliki kebutuhan khusus. Dalam menjalankan program ini, para guru akan membuat Program Pembelajaran Individual (PPI) atau Individualized Education Program(IEP) untuk masing-masing anak. Selain itu, guru juga akan membuat laporan pengamatan dua kali dalam satu bulan, sehingga orang tua juga dapat memantau perkembangan anak secara rutin.

Homeschool Program merupakan program bagi anak-anak usia sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA). Yang menarik dari program ini adalah anak-anak belajar secara individu. Sekolah Pelangi Bangsa percaya bahwa kemampuan anak-anak berbeda-beda, sehingga untuk belajar anak-anak memerlukan kecepatan belajar yang berbeda-beda pula. Dalam program ini, Sekolah Pelangi Bangsa menyediakan dua kurikulum yang berbeda, yaitu kurikulum nasional dan kurikulum internasional. Orang tua dan guru akan berdiskusi untuk menentukan kurikulum mana yang akan dipakai, sesuai dengan kebutuhan masa depan anak. (EDL)         

Ketiga foto dalam tulisan ini menggambarkan kegiatan di sekolah. Foto: dokumen Vivie J

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun