Mohon tunggu...
Emanuel Dapa Loka
Emanuel Dapa Loka Mohon Tunggu... Freelancer - ingin hidup seribu tahun lagi

Suka menulis dan membaca... Suami dari Suryani Gultom dan ayah dari Theresia Loise Angelica Dapa Loka. Bisa dikontak di dapaloka6@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rahmat Effendi, Rahmat bagi Semua Warga Bekasi

26 Maret 2018   09:16 Diperbarui: 26 Maret 2018   09:51 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Emanuel Dapa Loka

Anak Bekasi Tulen

Sebagai anak yang lahir dan dibesarkan dan mengalami proses di Bekasi, Pepen ingin  membangun Bekasi sebagai sebuah kota yang metropolis, namun tidak meninggalkan peradaban dan kultur lokal. "Bahwa pada tahapan tertentu kita jadi metropolis, iya, tapi budaya kita harus tetap melekat, sehingga kita tidak kehilangan jati diri," jelasnya.

 Sekarang ini menurut Pepen, berbagai kebudayaan di kota Bekasi harus tetap dipertahankan. Yang paling penting, semuanya tetap terikat dalam satu kesatuan dan hidup berdampingan  dalam konteks bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pepen melihat, oleh karena beragamnya kebudayaan, agama, etnis di Bekasi, gambaran sebagai miniatur Indonesia sudah mulai tampak di Bekasi dan tidak bisa dihindari ke depan. Pepen memandang perbedaan keyakinan, suku dan agama sebagai anugerah Tuhan. Dan untuk hidup dengan nyaman dan aman dalam kenyataan seperti ini dibutuhkan sikap toleransi yang baik dan berkualitas. "Tuhan menciptakan keberagaman itu untuk umatNya, dan harusnya disyukuri. Kalau di hati kita ini tumbuh keikhlasan bersyukur, kita tidak perlu mempertentangkan keyakinan satu dengan lainnya. Nah, pluralisme itu bagian rasa syukur yang harus dipertahankan dan dirawat bersama. Semua yang ada di kota Bekasi ini bertanggung jawab membangun kota ini dalam kebersamaan meski beragam," harapnya.

Rahmattanlilalamin

indahnya Kota Bekasi. foto: https://www.99.co/blog/indonesia/ini-alasan-kenapa-kamu-harus-tinggal-di-bekasi/
indahnya Kota Bekasi. foto: https://www.99.co/blog/indonesia/ini-alasan-kenapa-kamu-harus-tinggal-di-bekasi/

Sebagai pemeluk Islam, ia paham betul bahwa Islam adalah rahmat bagi sekalian alam, karena itu ia selalu mengajak masyarakatnya untuk hidup harmonis, agar benar-benar menjadi rahmat bagi siapa pun. Namun Pepen menyadari, hal ini tidak mudah dilaksanakan. "Kan ada masyarakat yang berpikir 'pokoknya', yang merasa yang dia pikir itulah yang paling benar. Gak apa-apa, biarkan saja dan perlu dikasih pengertian terus. Mereka punya hak, tapi ada hukum yang mengatur hak dan kewajiban mereka itu. Kalau sesuatu sudah sesuai dengan hukum positif, maka semua harus patuh. Jika tidak puas misalnya, silahkan tempuh jalur hukum bukan dengan anarkisme. Bukan melakukan sesuatu yang merugikan banyak orang. Lakukan dengan hukum karena negara kita adalah negara hukum. Panglimanya adalah hukum, hormati," jelas pria kelahiran Bekasi, 3 Februari 1964 ini.

Untuk kasus apa pun jelas Pepen, jika sudah memiliki kekuatan hukum tetap dan mengikat, ia harus konsisten sebab ia menjalankan tugas di negara hukum. "Saya yakini begini. Rasululloh, Nabi Muhammad SAW, kan tidak selesai dalam 23 tahun kenabiannya. Ia diperintah oleh Tuhan untuk perbaiki akhlak sampai dengan saat ini. Makanya, pada saat saya berhadapan dengan masyarakat yang seperti itu, saya akan terus melakukan upaya-upaya terukur. Kita tidak boleh berhenti memperjuangkan sesuatu apalagi sangat fundamental," jelas suami dari Gunarti dan ayah dari empat orang anak ini.

Sebagai seorang Muslim dan yang mengerti hukum, Pepen mengaku tahu mana yang agama dan aturan hukum larang lakukan. "Makanya saya bilang, kalau saya sudah mengeluarkan itu dan dalam hukum saya anggap itu sudah sesuai dengan ketentuan, tembak saja kepala saya, saya tidak akan mengubah itu kecuali ada perintah hukum," tegasnya.

Pepen menyadari, tidak mudah baginya mengajak semua masyarakat dengan mudah menerima berbagai sikap dan ide yang ia lontarkan. Diperlukan waktu dan proses. Salah satu cara yang ia tempuh dalam menjalani proses adalah meningkatkan kualitas pendidikan masyarakatnya. Dia bertekad, proses pendidikan di Kota Bekasi harus membangun kualitas bukan kuantitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun