Mohon tunggu...
M. Aminulloh RZ
M. Aminulloh RZ Mohon Tunggu... Guru - Hidup Berpetualang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Politik hanya momentum, berbuat baik selamanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keturunan Rasulullah Penjaga Ukhuwwah

18 November 2020   16:41 Diperbarui: 18 November 2020   16:49 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terbentuknya negara, selain bertujuan mensejahterakan penduduknya, juga mewujudkan ketenangan dan perdamaian yang berkeadilan. Dengan segala perbedaan yang ada, Rasulullah mampu menjalin kerjasama untuk mencapai perdamaian dan keadilan. Karena toleransi dan ukhuwwah merupakan ujung pangkal tegaknya perdamaian.

Mentalitas Rasulullah SAW yang anti-rasisme, mampu menuntun dunia Arab keluar dari kegelapan dan memasuki cahaya terang ke jalan perdamaian dalam kesetaraan. Semestinya, mentalitas yang mengaku keturunan Rasulullah SAW pun demikian, sebagaimana pepatah mengatakan "buah tidak akan jauh dari pohonnya." Akan tetapi melihat fenomena habib saat ini yang tidak mencerminkan datuknya, telah mencoreng kredibilitas Rasulullah SAW.

Betul faktor genetik saja tidak cukup, ada beberapa faktor lain seperti lingkungan dan pendidikan yang dapat memengaruhi akhlak seseorang. Maka, wajar jika seorang keturunan manusia agung pun terdapat banyak kekurangan. Karena keturunan Rasulullah SAW tidaklah maksum (bebas dari dosa dan kesalahan). 

Hanya Rasulullah SAW yang maksum dan dipastikan masuk surga-Nya. Masih banyak keturunan Rasulullah SAW yang mendalami ilmu agama sehingga luas ilmu dan wawasannya yang berjasa bagi dunia Islam, demi menjaga rasa persaudaraan sesama makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang bernama manusia.

Mereka yang mendalam ilmu agamanya dan berakhlak mulia seperti Habib Ali-Aljufri Uni Emirates Arab, Habib Umar bin Hafidz Yaman dan lainnya, patut dijadikan teladan dalam menjaga ukhuwwah di tengah hiruk-pikuk habib-habib intoleran dan jauh dari akhlak Rasulullah sendiri. 

Sebagaimana Habib Ali Al-Jufri mengatakan dalam buku Humanity Before Religiosity (2019), mereka yang setuju denganmu adalah saudara-saudaramu, tetapi mereka yang tidak setuju denganmu adalah juga saudara-saudaramu. Jadi, berikanlah hak mereka sebagai seorang saudara. Retorika indah seperti inilah yang ingin kita dengar dari banyak keturunan Rasulullah SAW di era penuh persoalan kompleks sekarang ini.

Sebab Rasulullah SAW diperuntukkan bukan hanya untuk kepentingan keturunannya saja, melainkan seluruh alam jagat raya. Untuk itulah, sebagai keturunan Rasulullah SAW, sudah sepatutnya menjaga ukhuwwah (persaudaraan) dengan kasih sayang dan kebijaksanaannya. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun