Mohon tunggu...
M. Aminulloh RZ
M. Aminulloh RZ Mohon Tunggu... Guru - Hidup Berpetualang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Politik hanya momentum, berbuat baik selamanya

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS Memperjuangkan Moralitas, tapi Minus Moralitas

24 September 2020   11:39 Diperbarui: 24 September 2020   12:03 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan, poltikus PKS Al Muzammil Yusuf, mengomentari Civitas Akademika Universitas Indonesia yang telah memuat materi sex consent di ospek mahasiswa baru. Cilakanya, Al Muzammil Yusuf berkesimpulan, bahwa UI telah mengajarkan seks bebas. Sungguh ini fitnah yang sangat keji, yang tidak pantas disampaikan oleh sosok yang mengaku paling bermoral itu.  

Padahal yang terjadi bukan pendidikan seks bebas. UI ingin memperkenalkan kepada para mahasiswa agar peduli terhadap ancaman kekerasan dan pelecehan seksual terhadap kaum perempuan. Materi yang di sampaikan oleh UI adalah dalam rangka kampanye perlawanan terhadap kekerasan seksual, pencegahan kekerasan seksual, dan mengetahui apa yang harus dilakukan dalam situasi menjadi korban, atau mengenal mereka yang menjadi korban kekerasan seksual.

Pemandangan ini dapat dimaklumi, kenapa Fraksi PKS di DPR menolak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. Sikap politisi PKS tersebut sangat konsisten terhadap sikap politiknya di parlemen. PKS berusaha untuk mengaburkan esensi materi untuk mahasiswa baru yang di dalamnya membangun kesadaran dan pencegahan kekerasan seksual.

Selain itu, kita juga dapat memahami bahwa isu yang coba digulirkan PKS mengenai materi sex consent tersebut, adalah bentuk rasa kecewa PKS yang telah kehilangan efek domino penyebaran ideologi politiknya atas kebijakan pakta integritas UI yang berisi 13 butir janji. Yang paling disoroti PKS adalah butir ke 10 dan ke 11. Butir 10 berbunyi bahwa mahasiswa berjanji tidak akan terlibat dalam politik praktis, hingga dapat merusak tatanan akademik dan bernegara. Sedangkan butir ke 11 berbunyi bahwa mahasiswa berjanji tidak melaksanakan dan/atau mengikuti kegiatan yang bersifat kaderisasi, orientasi studi, latihan, pertemuan yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa atau organisasi kemahasiswaan yang tidak mendapat izin resmi dari dekan fakultas atau rektor UI.

Mungkin saja PKS menganggap pakta integritas itu telah memasung demokrasi, atau menarik mundur demokrasi Indonesia. Namun, yang harus dipahami adalah bahwa beberapa kampus besar Indonesia, seperti UI, ITB, IPB, UGM, UNPAD dan lainnya sudah menjadi arena kaderisasi politik kelompok yang memperjuangkan radikalisme beragama. Tentang radikalisme di kalangan kampus dikonfirmasi oleh berbagai lembaga survei. Inilah yang kemudian menimbulkan kemarahan dan rasa kecewa yang amat berat dari para loyalis PKS, termasuk Al Muzamil.

Walhasil, kita semua mengetahui bahwa PKS adalah partai Islam yang memperjuangkan idealisme politiknya, akan tetapi justru yang terlihat banyak hal yang janggal dan amat bertentangan dengan moralitas yang dijunjung tinggi agama. 

Seorang yang selalu membincangkan moral hendaknya bercermin, apakah dirinya benar-benar bermoral. Menuduh UI telah menghalalkan seks bebas merupakan sebuah tuduhan yang sangat keji dan tidak bermoral. Sebenarnya pihak UI hanya mengajarkan pentingnya kita mencegah dan melawan kekerasan seksual dalam memberikan perlindungan pada perempuan. Semoga PKS tidak gemar memlintir dan menggoreng isu yang dapat menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun