Mohon tunggu...
M. Aminulloh RZ
M. Aminulloh RZ Mohon Tunggu... Guru - Hidup Berpetualang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Politik hanya momentum, berbuat baik selamanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Goyang Dombret Hizbut Tahrir

13 Agustus 2020   08:05 Diperbarui: 13 Agustus 2020   08:07 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HTI (sumber gambar: penanegeri.com)

Kang Dadang paling kasep
Saya suka akang, suka sekali
Bang Mandor paling ganteng
Saya demen akang, demen sekali

Ayo dong bang bergoyang
Biar saya temenin
Jangan lupa sawernya
Buat tambahan saya
Makin banyak sawerannya
Makin asik goyangannya

Promosi gerakan paham Islam transnasional Hizbut Tahrir melebarkan sayapnya ke seluruh penjuru dunia, seperti lirik lagu ‘goyang dombret’ pencipta Ukat S diatas. Dengan balutan agama yang menawan dan menarik perhatian, mereka merayu targetnya mengikuti gerakan yang sesekali membuat pening kepala orang yang melihatnya. 

Suara yang merdu bagai burung emprit, mereka mengajak sejumlah orang berpengaruh, baik pengusaha,  cendekiawan, profesor, doktor, mahasiswa dan lainnya. 

Ketika sudah bersatu dalam dogma goyangan sang biduan, maka dirinya seolah amnesia bahwa ia mempunyai latar belakang sebagai pengusaha, professor, bahkan doktor yang seharusnya menunjukkan jalan yang benar.

Tidak hanya itu, bahkan mereka berani mengorbankan harga diri dan karirnya, untuk sebuah perjuangan yang dilakukan bagi para penegak khilafah tersebut. Di permukaan bisa kita lihat ketika Prof. Suteki dicopot dari jabatannya oleh rektor sebagai Ketua Prodi Magister Ilmu Hukum dan Ketua Senat Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (28/10/18). 

Hanya karena menjadi saksi ahli dalam sidang gugatan HTI di PTUN Jakarta dan Judicial Review di Mahkamah Konstitusi pada bulan oktober 2017. Rektor Undip menganggap Prof. Suteki telah melanggar kedisiplinan dalam Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

Jika sudah dalam lingkaran panggung percaturan politik Hizbut Tahrir, makai ia akan khilaf, bukan khilafah. Khilaf akan kebenaran. Otak geniusnya seolah telah tercengkeram erat oleh pendendang khilafah. 

Maka kita perlu waspada, jangan sampai tergoda jauh ke dalam pentas mereka, sebelum orang-orang terdekat kita menegur perilaku yang jauh dari akhlak seorang Muslim. 

Mengapa dikatakan demikian, sebab para penegak khilafah itu tidak memiliki akhlak yang baik. Para penegak khilafah tersebut sebetulnya tidak pernah menghormati dan menghargai para pejuang, pendiri bangsa, dan para syuhada, bahwa atas perjuangan merekalah kita bisa menikmati kedamaian saat ini.

Lebih dari itu, dibalik paham transnasional seperti Hizbut Tahrir, ada dana yang digelontorkan oleh negara-negara adidaya seperti Inggris dan AS. Saweran itulah yang membuat hingga hari ini, kita bisa menyaksikan aksi mereka pada momen politik, seperti pilkada dan pilpres. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun