Mohon tunggu...
Emamatul Qudsiyah
Emamatul Qudsiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Make it true

Wasn't born to be an average.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membumikan Kebersamaan Melalui Permainan Tradisional

5 April 2020   16:45 Diperbarui: 5 April 2020   16:44 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memasuki abad ke-19 hingga saat ini, perkembangan teknologi berkembang dengan sangat cepat. Perkembangan tersebut meliputi di berbagai sektor kehidupan. Dari transportasi, pendidikan, ekonomi, politik hingga budaya. Kereta api yang semula menggunakan batu bara, kini sudah banyak yang berganti menggunakan tenaga listrik. Kegiatan jual beli yang dahulu harus terjadi tatap muka antar kedua belah pihak, kini dapat dengan mudah berlangsung melalui gadget masing-masing. Selain itu, pengenalan sendra tari maupun seni budaya yang lain dapat melalui kanal youtube maupun sosial media yang lain serta masih banyak kemajuan yan lain.

            Dibalik segala kemudahan tersebut, muncul berbagai dampak negatif dan berbagai tindakan yang melenceng dari nilai luhur pancasila. Kita tahu bahwa Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya raya akan sumber daya alam yang melimpah ruah serta keramahtamahannya kepada siapa pun. Namun begitu, banyak dari kita yang mulai lupa akan hal itu dan lebih tertarik pada budaya bangsa lain. Apalagi generasi muda saat ini yang semakin berlomba-lomba mengikuti trend yang muncul di berbagai media sosial. Selain itu, kesadaran memiliki budaya sangat minim. Budaya sendiri dianggap sebagai sesuatu yang kuno dan nggak asyik dengan begitu semakin mendukung lunturnya budaya kita. Selain budaya luhur bangsa Indonesia seperti kekeluargaan, gotong royong, tolong menolong, toleransi dan sifat yang lain yang merupakan implementasi dari nilai luhur pancasila sendiri juga mulai terkikis.  

            Kita lihat saat ini, anak-anak kecil usia sekolah dasar sudah mahir mengoperasikan berbagai perangkat elektronik seperti gadget dan laptop. Banyak orangtua yang malah lebih tertinggal daripada anak-anak mereka. Akibat merebaknya arus teknologi tersebut, tak bisa dipungkiri hal tersebut sudah membuat mereka kecanduan. Pada smartphone terutama. Mereka jadi kurang bersosialisasi dengan lingkungan mereka sendiri.

            Akibat yang paling jelas saat ini adalah sudah jarang sekali ditemukan kerumunan anak kecil yang bermain bersama memainkan permainan tradisional, di lingkungan perkotaan terutama. Padahal juka diingat, dahulu di era awal tahun 2000-an masih ramai anak-anak yang berkumpul, di sore hari terutama untuk bermain bersama. Mulai dari bermain petak umpet, sodoran, kelereng, bola bekel, dakon dan masih banyak lagi.      

Melalui permainan tersebut dapat sekaligus belajar sifat-sifat sederhana, namun eksistensinya begitu penting dalam kehidupan diantaranya penanaman adanya rasa tanggung jawab, tolong menolong antar sesama, toleransi atas berbagai perbedaan, kejujuran dan masih banyak lagi. Juga kemampuan motorik anak menjadi terlatih dengan banyaknya ruang gerak bagi tubuh yang bermanfaat bagi kesehatan. Manfaat lain dari permainan anak, antara lain:

  • Bola bekel, permainan ini dapat melatih konsentrasi dan perhitungan anak juga ketangkasan.
  • Dakon, kita dapat belajar mengenai kejujuran, kesabaran juga perhitungan.
  • Petak umpet, menyehatkan karena banyak melibatkan aktivitas yang menggerakkan tubuh.

  • Dan permainan tradisional yang lain.
  • Dalam pelaksanaannya peran serta pemerintah, masyarakat dan dari lingkungan keluarga itu sendiri sangat penting dalam memberi edukasi kepada anak. Memberikan contoh langsung kepada anak juga menciptakan iklim yang kondusif bagi mereka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun