Mohon tunggu...
Eliza Bhakti
Eliza Bhakti Mohon Tunggu... Environmental Enthusiast

Government Officer | Environmental Enthusiast | Writer in progress |

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Siapkah Kita Merawat Keran Air Siap Minum?

6 Februari 2025   10:50 Diperbarui: 6 Februari 2025   12:24 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Water fountain di Transjakarta (KOMPAS.com/XENA OLIVIA)

Beberapa hari ini, banyak pihak mengapresiasi inisiasi Perumda Air Minum Jaya (PAM Jaya) menyediakan 55 water purifier di area publik.

Linimasa media sosial penuh dengan sanjungan dari netizen tentang kemajuan pelayanan publik ini, yang tak kalah dengan di luar negeri. Bahkan masyarakat bisa memilih opsi sparkling water, air dengan sensasi soda yang menggelitik.

Sayangnya, pada waktu bersamaan muncul pemberitaan kontradiktif. Beberapa keran air siap minum di stasiun MRT malah dijadikan tempat sampah! 

Sampah tampak menggunung di atas anjungan keran air siap minum. Anjungan keran air siap minum atau water fountain ini merupakan fasilitas yang menjadi bagian dari program Tanggung Jawab Sosial PT Perusahaan Air Minum Lyonnaise Jaya (Palyja) bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 2019 lalu. 

Berarti setidaknya sudah lima tahun fasilitas tersebut berdiri di tempat tersebut, dan bukan "barang baru".

Catat ya, tidak semua warga Jakarta pernah jalan-jalan ke luar negeri. Jadi tidak semua orang tahu jika water fountain itu fungsinya untuk mengisi air di botol dan tidak berbayar.

Water fountain di Stasiun MRT Jakarta disalahgunakan menjadi tempat pembuangan sampah. (KOMPAS.com/ELSACATRIANA) 
Water fountain di Stasiun MRT Jakarta disalahgunakan menjadi tempat pembuangan sampah. (KOMPAS.com/ELSACATRIANA) 

Hal ini pun menimbulkan tanda tanya besar? Sudah siapkah masyarakat Indonesia untuk air menerima fasilitas air siap minum?

Cerita lucu diceritakan oleh salah satu pioneer Zona Air Minum Prima (ZAMP) Bapak Jaka, salah satu pegawai senior di Perumda Tugu Tirta Kota Malang, 

"Dulu awal-awal PDAM merintis ZAMP, itu banyak anjungan air siap minum dipakai untuk cuci becak. Kadang-kadang anjungan dipakai juga untuk cuci muka atau basuh-basuh tangan. Wah, pokoknya banyak masyarakat yang belum teredukasi". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun