Mohon tunggu...
Lidus Yardi
Lidus Yardi Mohon Tunggu... Guru - Alhamdulillah

Bersama Allah Bahagia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyukai Penjara

6 Maret 2019   21:06 Diperbarui: 6 Maret 2019   21:20 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak mudah tegar di jalan yang benar. Bertubi ujian datang menghadang. Sedikit yang bertahan, banyak yang kembali pulang. Mengalah sambil duduk manis menikmati zona aman.

Tidak bagi mereka yang yakin dengan nilai perjuangan. Tidak bagi mereka yang risau dengan kezaliman. Tidak bagi mereka yang mencintai kesyahidan. Tidak bagi mereka yang yakin janji Tuhan. Ia jemput tantangan meski nyawa dipertaruhkan.

Lintasan sejarah mencatat itu. Orang-orang yang tidak mau bertekuk dihadapan penguasa zalim, selalu menjadi inspirasi untuk kata berani di hari ini. Mereka tidak mudah melacur diri, ada prinsip yang harus tegak dan diperjuangkan. Tidak ada kata netralitas, karena antara haq dan batil tak mungkin bersatu.

Dihadapan kekuasaan zalim mereka mendongak, dihadapan Allah mereka bersujud. Dihadapan penguasa zalim mereka bersuara lantang, di doa haru mereka merintih pilu. Penjara lebih mereka cintai, daripada menjadi bodoh di lingkup orang-orang yang tertipu dengan hawa nafsu.

Maka, seharusnya ada cemburu kepada mereka yang telah memilih jalan berat perjuangan itu. Mereka telah mengambil bagian terindah akhirat mereka saat di dunia.  Menyukai penjara dunia daripada tunduk kepada tipu dayanya. Kepada Rabb mereka mengadu:

"Wahai Tuhanku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh." (QS Yusuf : 33).

Allahul musta'an...

Lidus Yardi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun