Mohon tunggu...
Elya Faizah
Elya Faizah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eksistensi Kehidupan Remaja di Kota Yogyakarta

16 Oktober 2017   08:56 Diperbarui: 16 Oktober 2017   09:22 1664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kenakalan Remaja menurut beberapa ahli memiliki definisi sebagai berikut: Kartono, ilmuwan sosiologi "Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Juenile delinqqueny merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebebkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang". Santrok "Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perllaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal." Sehingga, dapat disimpulkan dari pendapat kedua ahli tersebut bahwa kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang dilakukan oleh remaja dimana perlaku tersebut menyimpang dari norma -- norma hukum pidana maupun aturan -- aturan dalam tatanan masyarakat, baik sosial maupun moral  yang dapat berujung pada terciptanya suatu tindakan kriminal. Kenakalan remaja di Yogyakarta sangat beragam, mulai dari yang hal -- hal yang kecil, seperti membolos sekolah atau menggoda teman lawan jenisnya, mengejek, membully, sampai yang paling ekstrim seperti tawuran pelajar,pecandu narkoba, seks bebas , dan klitih.

 Klitih merupakan salah satu bentuk kriminalitas yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat jogja. Klitih, sebuah kata yang terdengar asing bagi sebagian warga luar Jogja, namun cukup familiar bagi warga kota gudeg ini. Kejadian yang belakangan ini semakin banyak memakan korban dan kejadian yang membuat miris dan mengkhawatirkan terutama bagi orang tua yang punya anak remaja seumuran anak SMP dan SMA yang sering keluar malam. Klitih itu diartikan sebgai aktivitas keluar rumah untuk berburu makanan saat malam hari di warung Angkringan atau burjo. Namun untuk saat ini sepertinya kata klitih itu sudah berubah makna secara singkat menjadi semacam gang, tim, atau grup pengganti tawuran, biasanya sepulang sekolah berputar keliling mencari mangsa dari muri sekolah rival dijalan -- jalan yang sepi dengan mengendarai sepeda motor.

Kenakalan remaja tidak hanya terjadi terjaddi dikota -- kota besar dengan masyarakat yang heterogen, namun kenakalan remaja juga dapat terjadi di daerah pinggiran kota bahkan pedesaan. Misalkan, bunuh diri adalah salah satu contoh kenakalan remaja non kriminal yang tidak memandang kompleks atau tidaknya suatu lingkungan. Karena bunuh diri adalah tindakan yang muncul dari diri pribadi seorang individu tersebut dan dapat terbesit dalam diri siapa saja yang merasa kecewa  dengan hidupnya atas ketidaksesuaian kenyataan yang dialami dengan ekxpektasi seseorang tersebut atau mengalami keputusasaan yang akut.

Kehidupan remaja di kota Gudeg ini bukan hanya saja menuai kriminalitas semata. Namun juga, mereka memiliki banyak prestasi. Karena yang kita tahu bersama, kota Yogyakarta merupakan kota terpelajar. Kota Yogyakarta merupakan salah satu dari Kota yang ada di Indonesia yang menjadi parameter pendidikan di Indonesia. Berbagai kota yang berada di luar kota Yogyakarta setiap tahunnya melakukan study banding ke kota Yogyakarta. Hal itu terjadi, dikarenakan banyak inovasi, dan kreatifitas dalam pembelajaran pendidikan di kota Yogyakarta.

Hujan prestasi di kota Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 2017, MAN 2 Yogyakarta banyak meraih prestasi dalam beberapa bidang keilomuwan. Pencapaian mendali emas dan perunggu pada cabang Taekwondo di POPDA. Mendali perak pada cabang Tenis Meja di POPDA, Juara 1 Tenis Meja di OSN kota Yogyakarta. Juara 1 Daiyah tingkat DIY, juara  2 Kaligrafi tingkat DIY, juara III Shodo di Internasional Competition 2017. Juara 2 Nembang jawa di Smaa Trilingual Competition 2017, serta terpilih Duta Remaja Genre Berbakat dan Duta Remaja Genre Sosial Kota DIY.

Remaja merupakan aset yang berharga bagi suatu negara. Karena remaja merupakan generasi penerus bangsa. Remajalah yang bertanggung jawab untuk meneruskan perjuangan negara Indonesia dalam mensejahterakan negara ini. Untuk meneruskan estafet kepemimpinan tentunya kita harus memiliki kualitas remaja yang bukan hanya sekedar pintar dan cerdas secara Intelektualitas, namun baik secara moralitas juga dibutuhkan. Karena dua hal tersebut saling berkesinambungan. Remaja yang kita butuhkan saat ini merupakan sumber daya manusia yang bukan hanya sekedar bisa mencotoh, namun juga harus mampu meamberikan karya. Karya yang dihasilkan dari hasil kreativitas -- kreativitas anak bangsa.jadi, bukan hanya sekedar melihat , dan mempergunakan, namun, mampu mengkombinasikan apa yang di lihat menjadi sebuah inspirasi untuk menciptakan inovasi terbaru yang bermanfaat bagi bangsanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun