Mohon tunggu...
Elvina Damayanti
Elvina Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Born to learn

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hentikan Diskriminasi Terhadap Kaum Minoritas !

4 Januari 2022   22:23 Diperbarui: 5 Januari 2022   21:50 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rasisme Terhadap Warga Papua (Foto Oleh: Papua.com)

Ketika kita mendengar diskriminasi yang terlintas di kepala adalah perlakuan yang tidak adil terhadap suatu masyarakat atau kelompok biasanya bersifat kategorikal seperti contohnya berdasarkan ras, suku bangsa, agama atau kelas sosial tertentu. Hal ini biasanya untuk melukiskan contoh tindakan dari mayoritas terhadap kaum minoritas yang berada di sekitarnya kaum minoritas yang terlihat lemah di hadapan kaum mayoritas sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku kaum mayoritas bersifat tidak bermoral dan sangat tidak demokratis dinegara yang seharusnya demokratis ini.

Diskriminasi juga terjadi di Yogyakarta selain disebut dengan kota pariwisata kota ini dikenal juga sebagai kota pruralisme karena keanekaragaman suku dan agama di Yogyakarta, namun diskriminasi di Yogyakarta masih sering terjadi. Dikutip dari bbc.com bagaimana yang dialami oleh mahasiswa asal Papua pada saat itu mahasiswa tersebut mencari-cari kos di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Benediktus Fatubun dia bercerita bahwa dia selalu berhenti di mana rumah itu bertuliskan terima kos putra atau masih ada kamar kosong namun setiap dia mengetuk pintu pemilik rumah mengatakan sudah penuh. Hal yang sama ini juga dialami mahasiswa semester akhir bernama Ruben Frasa berasal dari Papua dia berkata ditolak karena saya orang Papua, bahkan ada dosen yang berkata mengapa kalian orang Papua badannya bau dan dekil ke salah satu mahasiswanya. 

Sampai saat ini diskriminasi dan rasisme pada warga Papua Masih sering terjadi perbedaan perlakuan terhadap warga Papua tidak hanya di Daerah Istimewa Yogyakarta saja namun banyak kota-kota yang masih berada di Indonesia memandang warga Papua sebelah mata, Indonesia yang seharusnya benar-benar menerapkan Bhineka Tunggal Ika atau berbeda-beda tetapi tetap satu, karena Indonesia memiliki banyak suku namun mengapa masih banyak orang-orang yang masih satu negara dengan Papua melakukan diskriminasi atau rasisme.

Mengapa hal ini masih terjadi? Diskriminasi terjadi karena salah satu yang berperan di sini adalah bagaimana para warga memandang warga Papua yang suka mabuk, berkelahi dan melanggar aturan namun hal ini tidak bisa dilihat dari suku dan bangsa saja karena setiap individu mempunyai karakter dan kepribadian masing-masing bukan karena sama suku, sama bangsa, sama negara kita dapat menyamaratakan setiap karakter individu, lalu mengapa banyak pemilik kos yang tidak menerima warga Papua karena berdasarkan dari pengalaman buruk yang mereka pernah alamin. Orang Papua sering membuat kegaduhan dan sulit membayar uang penyewaan kos karena ulah sebagian orang, para mahasiswa mendapatkan stigma yang buruk. 

Dalam kasus ini, ibu kos bisa saja memberi persyaratan sebelum menerima penghuni kos tidak perlu langsung menolaknya dan apabila warga Papua dikenal sulit membayar uang kos, pemilik kos bisa saja meminta nomor telepon orang terdekat yang dapat dihubungi agar sewaktu-waktu penghuni kos sulit membayar pemilik kos bisa menghubungi orang tua atau kerabat terdekat.

Diskriminasi yang dialami oleh mahasiswa Papua masuk dalam diskriminasi ras. Ras secara populer dipandang sebagai dua kata yang seakan akan memiliki makna yang sama rasisme merupakan konsep yang cair dan tampil dalam bentuk yang berbeda - beda sepanjang waktu, Frederickson mempunyai konsepsi tentang rasisme, yaitu perbedaan dan kekuasan, rasisme berasal dari suatu sikap mental yang memandang "mereka" berbeda dengan "kita" secara permanen dan tak terjembatani (Filosa,2014).

Terlihat dari bagaimana mereka melakukan penolakan terhadap mahasiswa. Hal ini tidak sepatutnya terjadi di negara Indonesia yang memliki banyak suku, bangsa, agama dan ras. Kurangnya komonikasi menjadi pengaruh besar dalam permasalahan ini, selayaknya sesama warga Indonesia memiliki hubungan yang baik antara individu dengan individu lainnya yang sebangsa oleh kami dan apakah untuk kasus tersebut tidak bisa dibicarakan dengan baik, harus dengan tindakan seperti itu? Seharusnya untuk warga Papua yang terlihat nakal, sering melanggar hal itu, dapat dibicarakan dengan baik bahwa perilaku tersebut dapat mengganggu sekitar dengan cara ini kami warga Indonesia dapat merekatkan tali silaturahmi.

Apabila kaum mayoritas menggunakan tindakan yang buruk maka perilaku mereka kemungkinan akan buruk juga, seperti pepatah yang sering kita dengar "apa yang kita tanam itu yang kita tuai,", maka berbuat baiklah kepada sesama manusia walaupun mungkin orang tersebut terlihat jahat atau tidak baik dalam penampilan namun kita tidak tau isi hati setiap manusia, setiap perbuatan pasti ada balasannya apabila kita berlaku buruk terhadap manusia atau makhluk hidup disekitar maka akan mendapatkan perlakuan buruk pula.

Stereotype negative yang sudah dibahas sebelumnya sebagai penyebab terjadinya diskriminasi. Media masa, media masa juga memengaruhi hal tersebut pemberitaan yang buruk tentang warga Papua membuat terjadinya konflik, anggapan separatis, stigma separatis dikarenakan warga Papua memiliki keinginan untuk melakukan aksi damai agar warga papua dapat menentukan nasib mereka dan tidak terus di injak-injak oleh kaum mayoritas.

Bukankah Indonesia akan lebih damai dan tenteram apabila tidak adanya diskriminasi, Indonesia akan indah ketika para penduduknya bersatu dan tidak ada yang saling membeda- bedakan suatu ras, suku bangsa dan agama maka dari itu stop untuk diskriminasi warga Papua bukan hanya warga Papua namun kaum minoritas lainnya dan jangan anggap remeh warga papua atau kaum minoritas karena mereka adalah sama-sama makhluk hidup yang sepatutnya di hargai dan memiliki Hak Asasi Manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun