Mohon tunggu...
Elvin Krismaswati Mendrofa
Elvin Krismaswati Mendrofa Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Instructional Design Executive - Siloam Head Office ❤

Small steps in the right direction can turn out to be the biggest step of your life.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Pembelajaran Zona Perkembangan Proximal (ZPD) Menurut Lev Vygotsky

1 Oktober 2021   17:26 Diperbarui: 1 Oktober 2021   17:32 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seorang ahli dari Rusia Bernama Lev Vygotsky lahir pada 1896 yang bersama dengan Piaget mengembangkan teori terkait dengan kognitif. Pemikiran dasar seorang psikologi asal Rusia Vygotksy menekankan akan interaksi antara orang dan lingkungan dan kesadaran manusia dipengaruhi oleh aktivitas sosial yang dilakukan secara bermakna.

Vyotsky menjelaskan pembelajaran melalui Guided Participant merupakan pemikiran penting yang harus di terapkan seseorang dalam memberikan pamahaman melalui cara/struktur untuk membantu anak, karena anak akan berkembang karena di ajar bukan karena mereka "discover". Melalui teori yang dikembang oleh Vygotsky yakni Zone of Proximal Development (ZPD) maka anak diharapkan untuk dapat mencapai potensi belajar dari interkasi sosial yang terjadi pastinya dengan bantuan dari guru/orang dewasa bahkan teman sejawat. 

Tahapan dalam ZPD sendiri yaitu :

Tahap 1 : Siswa belum dapat menyelesaikan tugas yang diberikan

Tahap 2 : Siswa hampir menguasai seperangkat keterampilan untuk menyelesasikan tugas namun masih di dorong dan dibimbing oleh guru ataupun teman sejawat

Tahap 3 : Siswa berhasil menyelesaikan tugas secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain

Kunci utama dari teori ini yakni peran dari para ahli seperti guru yang lebih berpengalaman dengan menyediakan masukan, saran, strategi bahkan ide untuk memecahkan masalah hingga akhirnya siswa yang dari tahap 1 (tingkat actual) berhasil menuju ke tahap 3 (tingkat potensial). Pemahaman ini pun dikembangkan kembali dengan istilah scaffolding yakni MKO (more knowledgeable Other) dengan memberikan semacam cara/struktur untuk memantu.

Contoh saat di era pandemic Covid-19 seluruh sistem pembelajaran akhirnya harus dirubah. Pembalajaran di Indonesia yang harusnya dilakukan secara tatap muka namun pada tahun 2020 dilakukan secara online meskipun belum diterapkan secara maksimal karena banyak persiapan yang belum dilakukan. 

Maka melalui pendekatan ini siswa yang awalnya tidak mampu menggunakan media pembelajaran online bahkan tidak mengerti apa dan cara menggunakannya seperti zoom, teams, google meet dll. Namun melalui penjelasan dari guru ataupun orang ahli disekitar mereka yang membantu dan memecahkan masalah hingga akhirnya siswa tersebut berhasil untuk memecahkan masalah dan menjadi ahli untuk mengakses dan terbiasa (merupakan zona nyaman yang baru bagi siswa).

Sekali lagi peran guru dan orang ahli disini sangat penting untuk siswa keluar dari zona nyaman siswa (yang sudah mampu dilakukan anak tanpa bantuan orang lain) yakni mendukung siswa untuk menemukan kegiatan atau pemahaman baru yang menantang dengan memberikan tips dan cara memecahkannya. Namun, tetap diingat bahwa setiap anak-anak tidak memiliki kemampuan kognitif yang sama dalam menerima tahapan ini, sehingga guru juga perlu melakukan evaluasi dan strategi untuk setiap anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun