Mohon tunggu...
Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - FAIRNESS LOVER

Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Buku "Cinta yang (Tak) Rumit"

2 April 2023   09:53 Diperbarui: 29 April 2023   12:41 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Buku: Cnta yang (Tak) Rumit. Sumber: Direktorat Urais Pembinaan Syariah Kemenag RI

Judul: Cinta yang (Tak) Rumit

Pengarang: Naif, Azizah, Elvi dkk.

Jumlah Halaman: 150 halaman

Penerbit: Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama RI

Tanggal Publikasi: November 2021

Karya ini mencoba berbagi inspirasi cinta dari para Penyuluh Agama Islam melalui berbagai cerita dari berbagai perspektif. Pengalaman mereka menarik dan menantang, disajikan apa adanya berdasarkan pengalaman nyata, dengan sentuhan Bahasa yang dioleh sederhana. Salah satunya kisah tentang dialog Rande dan seorang penulisnya.

Kisah dalam "Membiarkan Berbeda" antara Rande yang Kristen dengan si Penulis - saya sendiri, yang muslim, dalam antologi "Cinta yang (Tak) Rumit" salah satunya mengisahkan kisah inspiratif tentang pentingnya membuka komunikasi.

Berulang kali Magdalena Rande, kawan sekantorku asal Toraja, meminta maaf sebelum menyampaikan kalimat demi kalimat curahan hatinya. Kekhawatirannya menyinggung perasaanku tampak jelas di wajahnya. Rande pemeluk Kristen yang taat, sedang membicarakan sikap beragama kami, teman-teman muslimnya.

"Kadang kami kecewa, Sayang, dalam setiap perhelatan kegiatan kantor, atau momen makan bersama, seringkali kawan-kawan muslim berpura-pura puasa. Kami tahu sebenarnya mereka tidak berpuasa. Kadang mereka hanya meminum air mineral kemasan. Kalaupun mereka mengambil makanan, adakalanya tidak dimakan. Mereka hanya ngobrol dan menyimpan makanan itu di bawah kursi, di bawah meja. Kami tahu teman-teman muslim tidak makan babi. Maka kamipun  persiapkan makanan non babi di meja tersendiri untuk kawan-kawan muslim. Tetapi mereka tetap tidak memakannya"

Sambil mencerna curhatannya, aku teringat beberapa kegiatan kantor yang diselingi kegiatan makan bersama. Bukankah aku juga bagian dari sosok-sosok yang dikisahkan itu. Aku penasaran, ingin tau reaksi Rande jika aku menyampaikan alasannya. Bukan tanpa aturan bagi muslim, makan di pesta kawan-kawan beragama lain. Agama non Islam tidak mengatur perihal halal haram secara rigid, sangat berbeda dengan ajaran Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun