Mohon tunggu...
Elsa 3widia
Elsa 3widia Mohon Tunggu... Lainnya - Elsa

Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Money

Permintaan Kebutuhan Pokok oleh Konsumen Melonjak Tinggi Saat Pandemi Covid-19

17 April 2021   08:18 Diperbarui: 17 April 2021   08:33 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan secara resmi ditemukannya dua kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia. Namun, menurut Profesor Pandu Riono, salah satu pakar ilmu Epdimologi yang berasal dari Universitas Indonesia (UI), virus Corona ini ditenggarai sudah masuk ke Indonesia sejak awal Januari 2020.

Akibat pandemi Covid-19 semakin meluas, pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan peraturan yang membatasi kegiatan masyarakat dengan harapan dapat memutuskan mata rantai penularan Covid-19. Salah satu keputusan penting yang dibuat adalah terkait dengan Social Distancing. Social Distancing adalah bentuk pembatasan kegiatan sosial yang meliputi penutupan sekolah, larangan berkumpul diarea umum, berkerja dan melakukan ibadah di area publik. Dengan adanya pembatasan ini, maka mau tidak mau segala aktivitas dilakukan dirumah masing-masing.

Indonesia telah memasuki kurang lebih 1 tahun imbauan untuk social distancing, baik dengan bekerja maupun belajar dari rumah, Maka ini terjadi peningkatan permintaan bahan pokok (sembako). Menurut Vice President Corporate Communication PT Trans Retail Indonesia, peningkatan permintaan bahan pokok selama imbauan social distancing ini rata-rata kenaikannya mencapai 50%  utamanya permintaan kebutuhan vital untuk sehari-hari di antaranya minyak goreng, beras, makanan beku (frozen food), mie instan, telur, gula, cabai rawit merah, bawang merah, bawang putih dan bahan poko (sembako) lainya.

Selain itu sejumlah harga bahan pokok (sembako) juga mulai merangkak naik dan ada kekhawatiran kenaikan terus terjadi seiring dengan kondisi ekonomi saat ini. Ada sejumlah faktor yang dikhawatirkan mendorong kenaikan harga sembako, di antaranya karena

1. adanya pandemi virus Corona (COVID-19)

2. melemahnya rupiah,

3. serta saat ini memasuki bulan Ramadhan.

Ranting permintaan paling tinggi oleh konsumen saat ini paling banyak mencari beberapa kebutuhan vital untuk sehari-hari, di antaranya minyak goreng, beras, makanan beku (frozen food), mie instan, hingga telur.  Memang masyarakat Indonesia menjadikan bahan pokok (sembako) sebagai pembelian pilihan utama di tengah pandemi Covid-19 ini selain itu banyak masyarakat merasa khawatir terhadap penyebaran virus corona (Covid-19), sehingga banyak masyarakat membeli bahan pokok untuk stok selama proses pembatasan sosial diberlakukan pemerintah.

Selain itu saat ini adanya teknologi yang semakin canggih juga yang membuat melonjaknya permintaan bahan pokok (sembako) dengan banyak layanan aplikasi yang bisa memudahkan konsumen untuk melakukan apa-apa tanpa harus keluar rumah. Para pedagang mengatakan "Menurutnya, saat pandemi seperti ini dengan adanya social distancing maka belanja secara online yang menjadi kebutuhan masyarakat melonjak tinggi. Sehingga permintaan belanja melalui layanan pengiriman (delivery) langsung ke rumah akan memberikan kemudahan bagi konsumen sekaligus membantu kebijakan pemerintah. "Ini mengeksekusi permintaan konsumen untuk memberikan akses kemudahan dalam berbelanja di tengan pandemi ini," pungkasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun