Mohon tunggu...
Suryan Masrin
Suryan Masrin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis Pemula, Guru SD Negeri 10 Muntok (sekarang), SD Negeri 14 Parittiga, pemerhati manuskrip/naskah kuno lokal Bangka, guru blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manuskrip Kitab Tauhid Karya Syekh Abdul Samad al-Falimbani di Bangka Barat

12 Agustus 2020   20:08 Diperbarui: 12 Agustus 2020   20:04 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potongan manuskrip kitab tauhid karya Syekh Abdul Samad al-Falimbani, sumber pribadi

Sebuah manuskrip yang merupakan salinan daripada kitab karya Syekh Abdul Samad al-palimbani ada di pulau Bangka. Ini menandakan bahwa pada abad 19 menjelang abad 20 dan bahkan sebelumnya (pengamatan penulis) pengaruh Syekh Abdul Samad al-Falimbani telah masuk ke pulau Bangka. Dengan begitu, Samaniyah sebagai tarekat yang dilakoni oleh beliau ikut juga hadir ke Bangka.

Manuskrip ini tersalin pada malam Rabu tanggal 13 bulan Dzulqaidah 1318 Hijriyah (1901). Tidak diketahui siapa penyalin dan tempat tersalinnya manuskrip ini. 

Jenis tulisan dalam manuskrip ini adalah lebih kepada khat naskhi. Naskah pertama sebagaimana tertulis dalam naskah ini tersalin di dalam maajidil haram pada hari Rabu 23 hari bulan Dzulhijjah pada tahun 1178 tahun daripada hijrah nubuwwah.

Keberadaan manuskrip ini ada di kecamatan Parittiga Bangka Barat. Kondisi masih terbaca dengan jelas, tanpa adanya kover.

Kitab Zuhrah al-Murid fi Bayan Kalimah al-Tauhid, ditulis pada 1178 H/1764 M di Makkah dalam bahasa Arab Melayu, memuat masalah tauhid yang ditulisnya atas permiintaan pelajar Indonesia yang belum menguasai bahasa Arab. 

Ini adalah karya pertama Syekh Abdul Samad al-Falimbani. Kitab ini ditulis di Makkah atas desakan seorang sahabat yang bersama beliau mengikuti syarahan Ahmad Bin Abdul Mun'im al-Damanhuri yaitu seorang ulama' Mesir yang mengunjungi Makkah pada tahun 1763. Karya ini adalah untuk mereka yang tidak menguasai bahasa Arab.

Mentok, 12 Agustus 2020

Suryan Masrin 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun