Terlahir dan dilahirkan, menjadi anak pertama dalam keluarga dan menjadi kakak bagi adik-adik. Perbedaan usia yang tidak terlampau jauh, sekitar lima tahun dan yang kedua sepuluh tahun untuk adik saya yang kedua. dan kata orang-orang terlahir sebagai anak perempuan pertama itu berat, nyatanya memang iya. Dari kecil dipaksa untuk mandiri sehingga terkadang merasa tak disayangi oleh orang tua, ingin diperhatikan, dan banyak hal lain yang ingin di support.Â
setelah beranjak dewasa saya sempat berontak, kenapa masa kecil saya tidak bahagia dan menyalahkan diri mengapa saya dilahirkan ke dunia ini. penerimaan bahwa terlahir sebagai anak perempuan pertama sangat saya sayangkan. Seperti useless, namun saya berusaha memahami kenapa saya sampai berpikir seperti itu. Dari perenungan panjang mulai muncul apakah pola pengasuhan waktu kecil kurang saya tangkap, sehingga kasih sayang orang tua tidak tersampaikan ke dalam diri.Â
Hingga, saya berusaha menjauhkan diri dari orang tua, hanya waktu rindu saja memulangkan diri dan jiwa yang butuh asupan kedekatan. ntah kenapa otak saya terpacu untuk melakukan hal tersebut yang seharusnya tidak dilakukan. Penerimaan dalam diri juga belum sepenuhnya menerima. memang kedekatan orang tua dan anak sangat penting, pola pengasuhan seperti apa yang dilakukan. Agar cinta, kasih dan sayang tersampaikan.
Tidak dekat dengan keluarga  bagi saya sangat menyakitkan, terpaksa dibungkam dengan keadaan. Tidak speak up dan cenderung menjadi manusia pemendam, dan ternyata tidak bagus buat mental dan emosi. Terkadang saya berpikir, saya tidak boleh lagi menyalahkan mengapa saya dilahirkan ke dunia karena memang tidak bisa memilih untuk dilahirkan dengan pilihan orang tua seperti apa kita dilahirkan, dan sekarang saya mencoba mengubah mindset untuk menjadi orang tua seperti apa yang saya inginkan dikehidupan selanjutnya.