Mohon tunggu...
Elok Firdaa
Elok Firdaa Mohon Tunggu... Freelancer - Renungi, jalani, nikmati dan syukuri. manusia bisa mengubah takdirnya jika ia mau untuk berusaha.

Mahasiswa Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2018

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Biarkan Aku Bermusik: Stres Hilang, Kreatif Berkembang

27 November 2020   18:55 Diperbarui: 27 November 2020   19:04 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay.com

"Mendengarkan musik memiliki banyak aplikasi terapi, karena dapat mengembangkan keterampilan kognisi, seperti memori dan konsentrasi" (Dedi Yulianto,2014)

Jika anda bertanya, mampukah musik dalam mengembangkan kreativitas anak? Tentu jawabannya "iya". Kreativitas memiliki kaitan dengan kognitif seseorang. Hal ini juga berkaitan dengan emosi seseorang. Dedi Yulianto pernah menjelaskan pada bukunya yang berjudul Self-Healing for Your Soul bahwasannya melalui music emosi seseorang dapat terkontrol, melalui musik pula dapat meredakan emosi dan mencegak emosi negatif berkembang pada diri kita.

Untuk mengembangkan kreativitas, terutama pada anak usia dini ada kalanya kita---sebagai orangtua atau pendidik---memberikan hal-hal yang baik untuk anak usia dini. hal-hal baik tersebut bisa berupa pembelajaran, permainan maupun hiburan. Nah, salah satunya berupa musik. Melalui musik tidak hanya mendapatkan sebuah hiburan akan tetapi juga dapat memberikan pembelajaran.

Jika musik dapat mengatasi emosi, maka musik juga dapat mengembangkan kreativitas. Menurut Dedi Yulianto pada buku yang sama juga menjelaskan bahwa musik dalam mengatasi emosi terdapat berbagai cara. Maka, musik juga dapat meningkatkan kreativitas anak melalui beberapa cara. Diantaranya bernyanyi, seperti halnya pada film "chalk and duster" dimana dalam pembelajaran matematika menggunakan musik. Pada film tersebut, guru memberikan pengajaran melalui musik bertujuan untuk mempermudah anak didiknya dalam memahami. Melalui pemahaman yang mudah inilah anak akan terbiasa berfikir secara baik.

Jika kita dapat memahami secara baik, akan menemukan sebuah arti atau makna lain dari apa yang dilakukan guru pada film "chalk and duster" tersebut. Guru memberikan pengajaran melalui musik secara tidak langsung mengajarkan pada anak bahwa melalui musik kita juga dapat membuat hal yang terlihat susah menjadi hal yang sangat mudah. Hal ini memancing pemikiran kreativitas. Bahwa hal-hal yang ingin kita kembangkan juga dapat dilakukan melalui bernyanyi atau musik.

Cara selanjutnya yaitu bermain alat musik. Jika kalian pernah mengamati iklan yang ditayangkan pada televisi. Disana terdapat iklan berisi anak usia dini yang menunjukkan kepada temannya sebuah alat musik angklung. Alat music tersebut terdapat lebih dari satu dan memiliki ukuran yang berbeda-beda. Secara tidak sengaja, salah satu anak memainkan angklung secara bergantian pada tiap ukurannya. Akhirnya ia menemukan sebuah perbedaan dari tiap ukuran angklung tersebut. Kemudian ia memberitahukan kepada temannya bahwa angklung-angklung ini memiliki bunyi yang berbeda-beda berurutan berdasarkan ukurannya. Selanjutnya mereka memainkan angklung secara bersama-sama.

Hal tersebut menjelaskan bahwa melalui bermain alat musik kreativitas anak dapat berkembang hingga menemukan sesuatu yang sebelumnya belum ia ketahui.

Cara ketiga yaitu gerakan ritme atau menari sesuai ritme. Jika kalian pernah mengamati tingkah anak usia dini ketika diberikan musik dan dipersilahkan untuk menari. Ia akan menari dengan gaya sesukanya dan semenarik mungkin. Bahkan ia akan menunjukkan kepada teman atau orang lain bentuk tarian yang ia buat sendiri. Entah itu bentuk tarian yang menyerupai binatang, seperti kupu-kupu, angsa, katak, ular, burung maupun lainnya. Bisa juga gerakan menyerupai kegiatan sehari-hari seperti memasak, mandi, menyapu, menggosok gigi, memakai baju atau bahkan gerakan seperti ketika ada gempa. Tak jarang pula ada yang menirukan gerakan tokoh kartun favoritnya. Seperti gerakan tarian spongebob, doraemon, shaun the sheep dan masih banyak lainnya.

Cara terakhir yaitu melalui mendengarkan musik. Biasanya anak usia dini belum terlalu mampu mengembangkan keterampilan atau kreativitas jika hanya melalui mendengarkan musik. Namun, melalui mendengarkan musik ini dapat dilakukan oleh anak yang berumur lanjutan atau remaja hingga dewasa. Seperti halnya diri kita sendiri. Jika kalian merasa bad mood atau konsentrasi sedang tidak baik. Cobalah mendengarkan musik yang kalian sukai terutama musik klasik. Melalui mendengarkan musik klasik inilah---lagi-lagi menurut Dedi Yulianto dalam buku yang sama---seseorang mudah menangkap hubungan realistis antara waktu, jarak dan urutan yang merupakan keterampilan dalam berfikir.

Anak usia dinipun sangat menyukai ketika diberikan pengajaran melalui musik. Seperti mengenal nama-nama hari, bulan, nabi dan rasul, malaikat, dan banyak lainnya. Melalui musik juga mengajarkan kegiatan seperti lagu naik ke puncak gunung, pada hari minggu, dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun