Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan menorehkan sesuatu di medsos menjadi salah satu kesibukan saat ini, walaupun masih dalam tahap belajar. Semoga semuanya bermanfaat. Terima kasih untuk Omjay dan semua guru yang telah mengajarkan ku, semoga ilmu yang sudah diajarkan, berbalas pahala. aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perih Tak Terkira

26 Agustus 2022   09:45 Diperbarui: 26 Agustus 2022   09:57 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

PERIH TAK TERKIRA

Tahun ini ada sekitar lima orang siswa kami yang kelakuannya ampun banget. Mereka semua siswa pindahan dan nyaris tidak sekolah lagi. Tantangan mendidik anak-anak super duper luar biasa ini memang sangatlah tidak gampang. 

Satu Minggu mempelajari sifat mereka, sebelum menasehati dan menegurnya. Kami semua mencari cara bagaimana agar anak-anak ini bisa patuh dan tidak tersinggung. Khawatirnya kalau ucapan nasehat kita tidak sesuai dengan hatinya malah mereka akan lari dan tak mau lagi sekolah. Berusaha mendalami psikologinya masing-masing. Perlu kesabaran, keikhlasan dan air mata di dalamnya. 

Betapa tidak. Semua peraturan yang dibuat tak ada arti baginya. Selalu saja dilanggar bagai melompati tanggul-tanggul yang ada dijalanan. Lonceng masuk untuk literasi Al-Qur'an adalah jam 07.00 pagi. Sementara mereka datang jam 08.00 dengan wajah yang tak bersalah.

Mengegas keretanya dengan kencang di halaman sekolah. Tanpa perasaan bersalah dan tak ada rasa hormat sedikitpun malah mengangkat keretanya ke awang-awang seakan tak ada guru dihadapannya. Untung saja kami semua tidak setruk dengan perangai mereka.

"Astagfirullah...ya Allah...aku sadar anak-anak yang engkau titipkan dengan kami adalah anak-anak super. Sangatlah pantas mereka tak laku dan dibuang di sekolah-sekolah negeri ataupun swasta. Tak pandai lagi orang mendidiknya. Apa salah kami ya Allah..kenapa mereka tidak pernah mau menghargai gurunya. Ada apa dengan dunia hari ini. Kemana akhlaknya ya Allah. Kami coba meninggikan suara sedikit saja kepadanya. Malah cakap kotor yang keluar dari mulutnya dan memukul dinding serta melemparkan kursi, diajak bicara baik-baik dikantor malah mereka tak mau"

"Lalu siapa yang akan disalahkan. Jika kami tidak mampu pula mendidiknya. Akan jadi apalah mereka diluaran sana. Aku termenung dalam diam. Menahan tetesan air mataku"

Lalu aku masuk ke kelas mereka. Aku duduk di depan mereka. Aku menangis. Aku berkata dengan terisak, 

"Anak-anakku sayang...apakah masih ada sedikit saja rasa kasihan dihatimu terhadap ibu. Adakah rasa kasihan dihatimu terhadap mereka" aku menunjuk ke arah guru-guru yang melihatku sedang meraung menangismenasehati anak-anakku itu.

"Ibu tahu nak, ibu yang meminta kamu semua untuk sekolah lagi disini. Itu semua karena ibu sangat sayang sama kamu. Itu bukti bahwa ibu peduli sama kamu. Ibu peduli sama masa depanmu. Ibu tidak butuh kamu pintar nak. Terlalu pintar, tidak nak...bukan itu yang ibu harapkan kepadamu. Ibu cuma butuh kamu semua berakhlak nak...berakhlak mulialah nak...buanglah bandelmu. Tidak ada gunanya bandel itu nak. Bersikaplah sebagai seorang siswa"

"Mohon maaf ibu. Bukan untuk membandingkanmu. Tapi sebagai pelajaran sama kamu semua nak. Dahulu, waktu ibu sekolah, jangankan pongah, cakap kotor di depan guru. Mengangkat kepala saja kami tidak sanggup sama guru kami anakku. Kecuali kalau kami diminta. "Lihat sini nak..lihat ibu, lihat bapak" kata guru kami. Baru kami berani mengangkat kepala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun