Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah hobi yang tak bisa dipungkiri. Semoga apa yang tertulis bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Manusia Terlalu Mencintai Dunia

10 April 2023   09:15 Diperbarui: 10 April 2023   09:17 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Ketika manusia terlalu mencintai dunia, mereka akan terfokus pada materialisme dan kebahagiaan duniawi semata. Mereka akan selalu memikirkan bagaimana caranya punya pangkat, harta, tahta dan jabatan.

Mereka akan selalu memikirkan bagaimana caranya mendapatkan kekayaan dan kepuasan duniawi, sementara kebahagiaan spiritual yang membuat ketenangan batin diabaikan.

Ketika manusia terlalu mencintai dunia, mereka cenderung mengabaikan tugas-tugasnya sebagai manusia, seperti beribadah, melayani sesama, dan menjaga lingkungan sekitar. 

Mereka juga cenderung tidak peduli dengan keadaan orang lain dan lingkungan sekitar, karena mereka hanya fokus pada kepentingan pribadi mereka. 

Sifat ego yang selalu terpancar dari diri sendiri tanpa peduli terhadap yang lain. Bagaimana agar hidupnya itu lebih dan lebih. Walaupun sebenarnya sudah punya segalanya.

Ketika manusia terlalu mencintai dunia, mereka juga cenderung berpikir pendek dan tidak memperhatikan dampak jangka panjang dari tindakan mereka. 

Baginya yang terpenting dia punya segalanya, padahal ketika semuanya telah dimiliki, ternyata juga tidak membuat dia bahagia, karena jiwanya jauh dari ilahi Rabbi.

Mereka hanya fokus pada kepuasan dan keuntungan semata, bagaimana bisa mendapatkan segalanya dengan segera, tanpa memikirkan dampak jangka panjang bagi diri sendiri dan lingkungan. 

Seperti punya keinginan memiliki rumah mewah, kendaraan mewah, harta bertumpuk di mana - mana. Tapi lupa ibadah dan bersyukur kepada Allah. Akhirnya tak juga bahagia.

Oleh karena itu, manusia perlu memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya datang dari dunia material, tetapi kebahagiaan itu datang dari keseimbangan duniawi dan ukhrawi. 

Artinya kebahagiaan yang hakiki itu datang dari seberapa dekatnya kita dengan yang memberi kebahagiaan itu yakninya Allah SWT, Tuhan Yang Mahakuasa. Ketika hati kita tak jauh dari-Nya, maka kebahagiaan itu akan datang dengan sendirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun