Mohon tunggu...
elkana lengkong
elkana lengkong Mohon Tunggu... jurnalist -

Jurnalist and penulis buku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prof. Dr. H. Sulaiman Mamar MA: Upaya Menangkap Kelompok Teroris Poso Santoso Cs Sebaiknya Tidak Gunakan Senjata

18 November 2015   13:44 Diperbarui: 18 November 2015   14:11 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Kepolisian Negara RI sudah menggelar Operasi Camar Maleo hingga Ke IV tahun 2015 untuk memburu dan menangkap hidup atau mati kelompok teroris Poso Santoso Cs diwilayah daerah bekas konflik tahun 1998 Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. Namun dari tahapan operasi ini hanya Sabar Subagyo alias Daeng Koro yang tewas saat baku tembak dengan aparat di pegunungan Sakina Jaya Desa Pangi Kecamatan Parigi Utara Kabupaten Parimo Jumat (3/4). Namun dari operasi ini hingga kini kelompok teroris Poso Santoso Cs belum juga berhasil ditangkap hidup atau mati.

Guru Besar Antropologie Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako (Untad) Prof Dr Sulaiman Mamar MA menyatakan pengejaran untuk menangkap hidup atau mati terhadap teroris di daerah lain kok begitu mudahnya. Sementara mengejar dan menangkap kelompok teroris Poso Santoso Cs membutuhkan waktu dengan melibatkan ribuan personil Polri dan TNI. Ini perlu dicermati, apakah wilayah Poso yang medannya cukup rawan itu membuat kelompok teroris Poso Santoso Cs bisa bertahan, atau ada faktor lain terkait peristiwa konflik Poso tahun 1998 yang masih tersimpan bagi warga yang mengalami peristiwa ini.

Karena itu Prof Dr H Sulaiman Mamar MA meminta agar pemerintah tidak perlu menggunakan senjata untuk menangkap kelompok teroris Poso Santoso Cs tetapi sebaiknya melakukan tindakan persuasif. Apalagi saat ini berdasarkan informasi diperoleh Operasi Camar IV 2015 telah menerjunkan seribuan lebih aparat kepolisian dibantu pasukan TNI untuk mengejar dan menagkap hidup atau mati kelompok teroris Poso Santoso Cs yang diduga hanya beranggotakan sekitar tiga puluhan orang.

Prof Dr H Sulaiman Mamar MA yang juga Dosen Pasca Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako (Untad) Palu pernah ikut dalam Tim menyelesaikan terciptanya situasi aman terkait konflik Poso melalui deklarasi Malino II diprakarsai Wakil Presiden Jusuf Kalla dimasa Presiden SBY, menyatakan dengan tindakan gunakan senjata, bisa saja kelompok teroris Poso Santoso Cs tertangkap hidup atau mati. Namun cara terbaik perlu dipikirkan generasi korban konflik Poso yang saat konflik terjadi tahun 1998 silam masih berusia anak-anak, kini mereka sudah tumbuh dewasa dan bisa saja masih memiliki luka dendam saat menyaksikan saudara atau orang tua mereka tewas dibantai saat konflik Poso terjadi.

“Saya kira untuk mengakhiri tindakan aksi teroris di Poso yang dilakukan kelompok teroris Poso Santoso Cs saya sependapat adanya Operasi Camar IV. Tetapi sebaiknya tidak gunakan senjata, apalagi menurunkan pasukan lebih dari seribu aparat Polri dibantu pasukan TNI. Dan buktinya belum juga bisa menangkap para kelompok teroris poso Santoso Cs, padahal Kapolri telah memberikan target sebelum masuk tahun 2016 masalah teroris Poso sudah selesai” kata Prof H Sulaiman Mamar MA di Palu Selasa (17/11).

Menurut Prof Dr H Sulaiman Mamar MA saat ini yang diperlukan pemerintah selain uapaya menangkap hidup atau mati kelompok teroris Poso Santoso Cs juga harus segera memberikan perhatian pembinaan kepada sejumlah anak-anak korban konflik Poso tahun 1998 silam dengan pembinaan memberdayakan mereka sebagai upaya memutuskan mata rantai dendam konflik Poso yang mungkin masih ada di daerah bekas konflik Poso itu. Upaya ini paling tepat untuk melenyapkan munculnya kelompok paham radikalisme di Kabupaten berjulukan Sintuvu Maroso.

“Saat upaya terciptanya keamanan Poso Damai, tak lepas kerja keras Kapolda Sulawesi Tengah  saat itu di jabat Jenderal Badrodin Haiti yang kini telah dipercayakan memimpin institusi Polri. Tentu dengan pengalaman mengamankan Poso, Pak Jenderal Badrodin Haiti sudah sangat paham cara terbaik untuk bisa mengamankan Poso dari kelompok diduga teroris Santoso Cs termasuk upaya memutuskan mata rantai latar belakang konflik Poso tahun 1998” kata Prof Dr Sulaiman Mamar MA

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti Selasa (17/11) berada di Palu bersama Panglima TNI Jendereal Gatot Nurmantio saat menjenguk dari dekat anggota Kostrad 433 Makassar yang menjadi korban kecelakaan mobil truk kepada wartawan di Palu meyakini pihak kepolisian dibantu TNI bisa menyelesaikan kasus terorisme di wilayah Kabupaten Poso. Bahkan Badrodin meyakini Kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso dapat tuntas sebelum tahun 2016.

Menurut mantan Kapolda Sulawesi Tengah itu pihak Polri yang dibantu pasukan TNI saat ini sedang melakukan Operasi Camar Maleo IV untuk lakukan pengejaran terhadap kelompok teroris PosoSantoso di berbagai tempat persembunyiannya di Poso Sulawesi Tengah. "Saat ini ada sekitar seribuan pasukan dari Polri yang dibantu pasukan elit TNI telah berada di wilayah Kabupaten Poso dalam rangka mengejar dan menangkap hidup atau mati kelompok teroris Poso di pimpin Santoso" kata Badrodin Haiti.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun