Mohon tunggu...
Elison Manisa
Elison Manisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jadikan pendidikan sebagai tools untuk membangun diri dan sesama.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup adalah perjuangan, selama nafas belum berhenti tetap belajar untuk menjadi inspirasi bagi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Salahkan Pisau Ketika Anak Terluka

5 Desember 2021   13:05 Diperbarui: 5 Desember 2021   13:27 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https: pixabay.com

Jangan salahkan pisau ketika anak terluka, peran orangtua memberikan solusi, bukan untuk soal jawab dengan pisau yang tidak bersalah, sebagai orangtua perlu mengambil keputusan dengan memperhatikan dan keberadaan dan psikologi anak. 

Anak itu peniru ulung, dari berbagai kejadian anak bisa belajar banyak hal dan merekam dengan sensorik halus anak. Seperti apa dan bagaimana orangtua mengarahkan agar anak belajar menjadi karakter yang baik atau buruk semua di mulai dari keluarga.

Keluarga adalah pusat pendidikan menurut tradisi Yahudi, semua dimulai dari dalam keluarga. Seorang ayah mencari nafkah dan seorang istri memberikan pendidikan kepada anak-anak, tugas yang sama tetapi peran ibu lebih dominan dalam mendidik.

Ayah ibu sering melihat atau tidak, secara sadar pernah sadar kita juga pernah melakukan sendiri, saat anak terjatuh orangtua sering melakukan ini. "Pisau Jahat, Pisau Salah, Pisau Bodoh sambil buang Pisau"atau tanah salah, lantai salah, kayu salah, buku salah, sambil ngoceh.

Niat sebagai orangtua tua agar anak rasa disenangi atau tidak salahkan, sehingga anak merasa di hakimi, karena anak sakit berkepanjangan akibat luka pada tangan, jari, dan bagian tubuh lainnya.

Apabila sikap orangtua yang terus berulang-ulang makan anak akan belajar:

1. Ketika mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan maka anak tidak perlu belajar bertanggung jawab atas kejadian buruk yang terjadi.

2. Anak boleh menyalahkan orang lain atas kejadian yang menimpa dirinya.

3. Anak tidak belajar dari kejadian dari kejadian tersebut agar tidak melakukan hal yang sama. 

Sebaiknya, jika anak terluka atau terjatuh karena kurang hati-hati, ayah bunda bisa menyenangkan anak dengan cara menggendong atau memeluknya.

Segera memberikan bantuan dan melihat kondisi anak dan bagian tubuh yang terluka, anak anak untuk bersama-sama mengobati lukanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun