Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Kompasiana ke dua

Perempuan yang suka berkawan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buzzer Jokowi, Bayarannya Besar Ya?

2 April 2020   18:45 Diperbarui: 2 April 2020   18:45 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Pertanyaan di atas disampaikan langsung atau via Sosmed, sangat banyak. Bingung mau jawabnya. Kalaupun Saya Jawab, belum tentu dipercaya. Saya mau bilang lewat tulisan ini. Saya bukan buzzer Jokowi. Saya, RELAWAN JOKOWI. 

Bedanya? Jelaslah kalau buzzer itu dibayar. RELAWAN? Namanya saja RELAWAN artinya melakukan sesuatu dengan rela. Namun walau RELAWAN, Saya tetap ikut satu garis komando.  Kok mau? Kok bisa? Saya tergabung dalam RELAWAN Karena kesamaan misi Dan visi. Sama-sama memiliki keyakinan pada Joko Widodo sebagai Presiden RI.

Bedanya dengan buzzer kami tetap mengkritisi Tindak Dan Prilaku Presiden Jokowi. Kalau salah, kami protest! Bisa? Ya bisa. Tapi protesnya kami tidak dipublikasikan. Ini bukan menutupi, kami sepakati untukebih menggaungkan hal-hal positif.

Ketika orang-orang sekitar Jokowi melakukan kesalahan tidak sengaja, kami RELAWAN, marah dan menyampaikan protes. Bukan semata menjaga citra Jokowi tapi lebih bagaimana menjaga agar tidak Ada keresahan di masyarakat.

Lelahnya Presiden Jokowi, lelahnya RELAWAN. Kami terus mengawasi dan mengkritisi. Ini memaksa kami untuk belajar menyimak dan menganalisa kebijaksanaan yang diambil. Kalau nggak paham, Tanya! Kami terus bertukar pikiran dan mempertajam kemampuan. Karena yang kami sampaikan lewat media sosial kami, hasil olah pikir kami. Bukan dicekokin.

Keuntungan jadi RELAWAN, saya dapat akses info lebih cepat. Masa nggak dibayar ? Eh waktu diberi info, diundang ke istana Bogor buat diskusi dan makan bersama. Antara percaya dan gak percaya. Tapi Saya senang banget. Saya rela berjuang Naik Transjakarta, nyambung commuter line. Ongkos sendiri. Catat: Ongkos sendiri! Nggak Ada penggantian transport! Padahal Pakai kain dan kebaya. Kalau bukan untuk bertemu pemimpin RI 1, Saya bakal nolak. Rempong tahu, Pakai kebaya naik angkutan umum. 

Tapi sebodo amat, Saya rela dibuat rempong. Keluarga Saya ikut senang waktu Saya kasih tahu, Saya diundang RI 1 ke istana Bogor. Saya? Yah, lebih senang lagi. Jujur nggak punya ekspektasi apa-apa, karena saya cuma satu dari 250 RELAWAN lain. Dan yang buat Saya takjub, Ada yang mantau akun media sosial Saya, hingga akhirnya Saya bisa jadi relawan Jokowi.

Perasaan deg degan, senewen, bingung dan happy jadi satu. Siapa sih Saya? Bakal ketemu Pemimpin dari 260 jt rakyat? Akhirnya senang ketemu kawan - kawan lain. Dan proses pemeriksaan ketat harus dilalui. Lebih kurang 3 jam, nunggu di satu ruangan besar tanpa gadget. RELAWAN media sosial, 3 jam tanpa gadget sama dengan GILA! Ya, kami jadi Gila sesaat. Ada orang yang angkat sepatu dan memposisikan Selfi, tanpa sadar semua berlari mendekat. Seolah itu camera hp, semua berpose.

Lapar, Haus dan Rasa Penasaran menyatu, akhirnya ada petunjuk, kami diminta pindah ruangan. Jelang magrib, senja memerah bikin halaman istana Bogor, keren banget, sayang nggak Ada camera untuk mengabadikannya. Tapi bakal abadi dalam kenangan Saya.

Ya, Tuhanku. Kami diterima Presiden Joko Widodo satu persatu. Kami berbaris Dan mulai salah tingkah. 3 jam menunggu, entah dandanan wajah ini seperti apa. Melihat 4-5 fotofrafer dengan camera besar, bikin Saya mules. Moment ini nggak bisa di ulang. Bagaimana kalau wajah Saya jelek? Bagaimana kalau berdiri Saya nggak lurus? Apa ya g harus Saya ucapkan pada orang no 1 di RI ini?

Ah kecemasan itu lalu begitu saja. Nggak sampai 10 detik. Saya mengucapkan salam Dan doa untuk beliau, yang diterima dan diaminkan. Nggak ingat sama fotografer. Usai berjabat Tangan dan difoto langsung ke tangga, tempat/lokasi foto semua orang penting. Menunggu gak jemu lagi karena ditemani paspampres yang muda dan cakep.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun