Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Administrasi - Influencer

Saya ibu rumah tangga dengan dua anak. gemar memasak, menulis, membaca dan traveling. Blog saya dapat di intip di\r\nhttp://puisinyaicha.blogspot.com/\r\nhttp://www/elisakoraag.com/ \r\nhttp:www.pedas.blogdetik.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Den of Thieves", Siapa Mengecoh Siapa?

2 Februari 2018   20:59 Diperbarui: 2 Februari 2018   21:01 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film laga, salah satu jenis film yang saya suka. Ketika Komunitas  KOMiK (Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub) menawarkan Nobar  Film "Den of Theves", saya segera mendaftar. Maka, bersama 9 kompasianer lainnya, saya nonton  produksi  Diamond Film dari Amerika. Film berdurasi  sekitar 140 menit,  dari awal  di plot cepat. Lumayan nggak bikin ngantuk.  Apalagi adegan tembak-tembakan yang membuka film, suaranya cukup memekakakan telinga.

Secara keseluruan jalan ceritanya nggak ada yang baru,  Polisi idealis yang terlihat buruk, penjahat yang terlihat flamboyant. Bahkan di film ini Nick (Gerard Butler) si pemeran Polisi, terlihat lebih cocok sebegai penjahatnya. Tapi itu khas Amerika, di mana yang terlihat buruk belum tentu buruk. Pun sebaliknya yang berniat jahat tapi tampilannya nggak jahat, maka mampu mengecoh hingga niat jahatnya diragukan.

Permasalahan awal, perampokan truk anti peluru kosong. Di sinilah para polisi diajak memecahkan teka-teki. Kemampuan mereka berdasarkan data di lapangan. Korban tembak-tembakan. Polisi dan penjahat yang tewas diidentifikasikan. Lalu ditelurusi, motifnya apa dan siapa yang memiliki pola kejahata seperti itu, hingga narapidana yang baru keluar dari penjara.

Sementara para penjahat menyusun strategi untuk merampok bank. P enonton, diajak berpikir, eh tepatnya menebak. Penjahat akan melakukan apa dan polisi akan melakukan apa? Ikut deg-degan tapi senyum-senyum. Soalnya di tengah perkara pelik, tuntutan profesi penjaga keamanan, polisi juga manusia biasa. Nick memiliki istri dan dua anak. Gaya hidup yang lebih sering seperti preman, bergaul dengan perempuan malam, di tempat bar yang kotor dan mabuk, membuat jam kerjanya nggak normal.

Selalu ada sisi nggak sengaja. SMS yang ditujukan Nick buat perempuan malam, terkirim ke HP, istri. Pasti ketebak, istri mana yang mau mengerti? Pergi dari rumah, bawa anak dan gugat cerai. Menambah satu persoalan dalam diri Nick. Sehebat apapun polisi kalau sudah dihadapakan masalah RT, dijauhkan dari anak, ya nangis juga. Badan Rambo, hati Hello  Kitty.

Selain pemimpin perampok, si mantan narapidana, ada orang ketiga, yaitu bartender caf local. Penjahat adalah pendatang yang memerlukan orang local, sebagai penunjuk. Seperti dalam banyak kisah, di caf /tempat minum selalu ada banyak informasi yang keluar masuk. Bartender, umumnya pendengar yang baik. Baik polisi maupun penjahat, menjadikan bartender sebagai sumber informasi. Kemana bartender berpihak, justru disitu letak kunci  penyelesaian masalah.

Penjahat, yang  mantan narapidan bernama Merrimen (Pablo Schreiber)  menggunakan bartender local, Doni (O'Shea Jackson) sebagai penunjuk sekaligus supir. Diperlihatkan bagaimana penjahat professional ini, melakukan penelitian dan pengenalan lokasi dengan melakukan survery. Padahal target yang akan di rampok bank federal yang belum pernah bisa di tembus.

Lewat kemampuan saling mengecoh, pada akhirnya Nick sang polisi dan Merrimen, Sang penjahat beradu tembak dan penjahat selalu kalah. Film selesai. Satu lagi ciri film produksi Amerika, Cerita nggak selesai sampai di situ. Karena walau Merrimen berhasil masuk dan membawa keluar hasil rampokan dari bank federal, uang hasil rampokan tidak ditemukan.

Apa bakal ada sekuelnya, untuk menjawab kemana uang hasil rampokan? Barangkali. Tapi yang pasti, film diakhir dengan Doni, si bartender yang resign dari caf tempatnya bekerja dan diperlihatkan ia tetap menjadi bartender tapi di London. Nah loh. Jadi siapa mengecoh siapa?

Film ini sudah bisa ditonton dibioskop. Mulai 31 Januari 2018.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun