Mohon tunggu...
Humaniora

Beranikah Kita Main Hakim Sendiri?

16 November 2017   02:21 Diperbarui: 16 November 2017   02:24 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tiga bulan yang lalu, Indonesia dihebohkan dengan berita pembakaran seorang terduga pencuri hidup-hidup. Sedangkan beberapa hari yang lalu, sepasang kekasih dituduh berbuat mesum kemudian dihukum dengan ditelanjangi dan diarak. Dari kedua peristiwa tersebut, dapat dilihat bahwa bangsa ini sedang dilanda krisis hati nurani. Banyak orang yang lebih memilih main hakim sendiri tanpa melihat kebenaran yang ada dan tanpa memikirkan nilai kemanusiaan.

Sudah menjadi hal yang wajar jika ada pihak yang berbuat salah maka akan dihukum oleh aparat negara atau oleh pihak yang berkaitan. Namun apakah tindakan yang diambil oleh masyarakat dalam 2 kasus di atas adalah keputusan yang benar? Norma masyarakat di Indonesia memang masih erat dengan adanya pemberian hukuman yang memberi efek jera pada pelanggar norma.

Pada kasus yang pertama, apakah harus dengan cara dibakar secara hidup-hidup? Mereka yang melakukan hal tersebut mungkin merasa dengan demikian, tidak akan ada lagi orang yang berani mencuri. Padahal, apa yang mereka lakukan adalah perbuatan dosa. Mereka telah mengesampingkan hati nurani mereka dan mengambil hak hidup seseorang. Bagaimana jadinya jika keluarga mereka ada yang diperlakukan demikian? Apakah mereka tidak merasa terpukul?

Pada kasus yang kedua, dilihat dari kronologi yang ada, sebenarnya kedua pasangan tersebut tidak berbuat apa yang telah dituduhkan. Namun, mereka malah ditelanjangi secara paksa dan diarak. Betapa mudahnya masyarakat yang bersangkutan menghukum tanpa memperhatikan kebenaran yang ada. Mereka seakan tidak peduli dan tidak takut bahwa ada kemungkinan apa yang mereka tuduhkan tidaklah benar.

Melihat kedua kasus di atas, miris sekali mengetahui bahwa banyak orang yang gegabah dalam mengambil keputusan dan tidak takut dengan apa yang terjadi selanjutnya. Banyak orang yang hanya ikut-ikutan suara mayoritas dan langsung menganggap apa yang dipilih oleh mayoritas adalah hal yang benar. Dengan mudahnya mereka mengesampingkan kemanusiaan hanya untuk menghukum sesama yang mereka anggap bersalah dan mereka menganggap apa yang mereka perbuat adalah benar. Padahal, mengambil keputusan membakar sesama secara hidup-hidup atau menelanjangi sesama adalah hal yang tidak benar. Mereka menganggap orang lain salah dan mereka benar, padahal dengan berbuat demikian sama saja mereka bersalah. 

Apa yang mereka lakukan telah merugikan banyak pihak. Yang pertama adalah bagi para korban. Korban yang seharusnya dapat menempuh jalan hukum malah direnggut nyawanya. Padahal, seharusnya nyawa seseorang hanya boleh direnggut oleh Sang Pencipta. Korban yang seharusnya tidak bersalah, harus mengalami trauma akibat dipermalukan di depan umum. Yang kedua adalah dari sisi keluarga korban. Bagaimana perasaan mereka bila anggota keluarga mereka diperlakukan sedemikian rupa? Yang ketiga, apa yang mereka perbuat berdampak pada pemikiran rakyat Indonesia. 

Bisa jadi masyarakat yang tidak mencerna berita dengan baik akan ikut terpengaruh dengan mengambil keputusan secara gegabah. Dan yang terakhir, mereka telah merugikan diri sendiri. Jika terbukti keputusan yang mereka ambil melanggar hukum yang ada, mereka malah telah membuat diri mereka sendiri harus berhadapan dengan hukum.

Sebaiknya, jika ada pelanggaran hukum yang terjadi, dicari tahu terlebih dahulu kebenaran kronologi yang ada. Setelah itu, hukuman yang diberikan sebaiknya dipikirkan secara matang-matang. Dalam kasus yang besar, lebih baik dibawa ke jalur hukum. Tentu aparat pemerintah akan lebih bijak dalam memberi hukuman. Jangan sampai kita merugikan orang lain dan diri sendiri karena main hakim sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun