Mohon tunggu...
elisa khairunnisa
elisa khairunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - anak rantau

bali sukabumi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ponpes Firdaus (Telaga Ilmu Calon Ulama Bali)

3 Desember 2020   08:42 Diperbarui: 3 Desember 2020   08:53 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pulau Bali yang juga dikenal dengan pulau Dewata, memiliki kebudayaan yang bernilai tinggi, yang didominasi dengan kebudayaan agama hindu, dengan segala aktifitas ritualnya yang mewarnai kehidupan mereka. Cukup banyak yang mengira bahwa Bali hanya diisi dengan penduduk hindu. 

Namun ternyata, di tengah mayoritas penduduk hindu bali, terdapat penduduk muslim yang cukup berkembang, bahkan terdapat beberapa lembaga pendidikan islam yang merupakan wadah untuk mencetak generasi-generasi pemuda islam masa depan. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Firdaus.

Pondok Pesantren Firdaus terletak di Banyubiru, Kec. Negara, Kab. Jembrana atau sekitar 92 km dari kota Denpasar. Dibangun di atas lahan 3 hektar di bawah naungan Yayasan Cahaya Insan. Lembaga pendidikan islam ini memadukan kurikulum Diknas dalam pendidikan formalnya (SMP-SMA Firdaus) dan sistem pondok pesatren (Pondok Pesantren Firdaus).

Pondok Pesantren Firdaus adalah sekolah berasrama yang mengembangkan model pendidikan terintegrasi  (Sekolah Berbasis Pesantren) yang mengedepankan pondasi Aqidah dan Akhlaq, serta menerapkan proses pendidikan yang kreatif, inovatif dan inspiratif dengan mengintegrasikan keunggulan sistem pendidikan di sekolah (Diknas) yang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan sains dan keterampilan dengan keunggulan sistem pendidikan pesantren yang menitikberatkan pada pengembangan sikap dan praktek keagamaan, peningkatan moralitas, kesederhanaan dan kemandirian dalam hidup.

Keunggulan yang dimiliki sekolah yang berakreditasi A ini adalah ekstrakulikuler cinematografi yang diadakan sebagai salah satu kegiatan yang mengajak santri untuk bisa membuat konten positif yang bisa dijadikan sebagai media dakwah saat ini. Juga diajarkan bagaimana membentuk TeamWork yang solid dalam mewujudkan produk videografi yang menarik.

Selain cinematografi, untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan para santri, jenis ekstrakulikuler lainnya yang tersedia cukup banyak, yaitu tari saman, hadrah, KIR (Karya Ilmiah Remaja), elektro, robotic, kaligrafi, qiro'ah, dan syahril qur'an. Juga terdapat berbagai macam olahraga dalam kegiatan sport club, dan juga kegiatan yang dinamakan Happy Learning, yaitu capita selecta, watching movie, dan pembinaan bahasa arab, yang dilakukan setiap minggu sekali.

Untuk program hafalan Al-Quran, setiap harinya ada kegiatan tahsin dan tahfidz, juga setiap minggunya diadakan kegiatan murojaah. Mereka harus senantiasa menjaga hafalan mereka ditengah kesibukan lainnya dengan kegiatan dan pembelajaran. Karena dengan program tersebut, santri yang lulus dijenjang SMP diwajibkan harus sudah memegang hafalan minimalnya 5 juz. 

Adapun yang lulus dijenjang SMA harus sudah memegang hafalan sebanyak 10 juz. Program ini sangat baik tentunya untuk menyadarkan santri bagaimana waktu sangat berharga. Jika setiap langkah dan pijak kaki dilakukan sambil bermurojaah, maka waktu yang mereka lewati akan menjadi berkah.

Keberadaan Ponpes Firdaus di tengah mayoritas hindu cukup sangat strategis. Karena di zaman millennial ini lingkungan baik memang sangat dibutuhkan untuk remaja calon penerus ummat. Tak sedikit anak muda diluar sana yang hanyut dalam kemaksiatan. Maka dari itu, setiap orang, khususnya para orangtua, harus benar-benar memperhatikan masa depan anak-anaknya. Karena masa depannya pun ada di tangan anak-anak mereka. 

Di saat remaja lain asik berkutat dengan gadjet, maka anak mereka yang bukan lain adalah calon ulama masa depan seharusnya menghabiskan waktunya di depan kitab para ulama. Di saat remaja lain galau memikirkan pacar, maka anak mereka yang nantinya adalah pemimpin masa depan seharusnya galau karena hafalan Al-Qurannya hilang.

Begitulah yang seharusnya pemuda islam lakukan, harus rela meninggalkan masa mudanya yang hanya untuk leha-leha. Karena tentunya menjadi pendakwah bukanlah hal yang mudah, harus ada sebuah pengorbanan. Bagaimana jadinya keadaan ummat di masa depan, jika calon penerusnya tidak diperbaiki dari sekarang, apalagi ummat muslim di Bali yang hanyalah minoritas, harus memiliki penerus yang mampu membawa islam menuju harapan-harapan yang belum terealisasikan.

REFERENSI :

www.firdaus.sch.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun