Mohon tunggu...
Eli Maymunah
Eli Maymunah Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Guru, Ibu Dan Istri dari Mamat Rahmatulloh

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Mudik

12 Mei 2021   08:14 Diperbarui: 12 Mei 2021   08:20 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Hari ini adalah penghujung Ramadhan 1442 Hijriah. Sebagian orang menyambut hari ini sebagai hari yang membahagiakan karena esok akan tiba hari lebaran atau hari raya bagi umat Islam. Sebagian lagi menyatakan bersedih hati karena akan berpisah dengan bulan penuh kenikmatan yang bertabur keberkahan. Lebaran atau hari raya Ied al Fitri identik dengan baju baru, makanan yang melimpah dan tentunya juga mudik. Namun untuk beberapa orang atau kalangan tentu hal-hal diatas bukan merupakan ketentuan yang harus terlaksana. 

Sebagai bagian dari masyarakat urban sayapun demikian. Mudik adalah suatu ritual yang menguras energi, tenaga, pikiran dan tentunya juga uang. Perjalanan darat menuju kampung halaman yang biasa ditempuh kurang dari 14 jam apabila dilakukan di waktu seperti sekarang ini yaitu semua orang ingin mudik ke kampung halamannya maka waktu yang ditempuh akan lebih dari itu. semua itu disebabkan oleh keadaan jalan yang  macet, rest area yang penuh dan POM bensin yang berjubel. Semua orang ingin menunjukkan kepulangannya.

Dimasa normal semua kendala mudik adalah suatu kenikmatan yang menjadi cerita berbulan-bulan kemudian. Bahkan apapun akan ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua  ataupun kendaraan umum. Semuanya adalah proses menuju kenikmatan. Bertemu dengan orangtua dan sanak kerabat juga handai taulan menjadi hal yang selalu diinginkan kaum urban. Konon katanya mudik ini adalah tradisi diIndonesia saja karena dinegara lain tradisi mudik ini tidak terindikasi. Jika saya boleh berasumsi mungkin dinegara lain hari libur yang digunakan untuk bertemu dengan keluarga bukan di hari lebaran. 

Makanan apa yang disiapkan dirumah anda dalam menghadapi hari lebaran ? Apakah harus ada ketupat dan masakan yang terbuat dari daging bersantan ? atau kue-kue yang beraneka macam sebagai penghias meja ? Dirumah orangtua saya memang tidak ada makanan yang khas ciri lebaran ini. Namun yang berbeda adalah bahwa meja ruang tamu akan menjadi penuh dengan makanan baik kue yang kering ataupun yang basah. Satu lagi harus ada sirup. Apapun itu rasanya. 

Tahun ini adalah tahun pertama lebaran tanpa ada Bapak. Sepeninggal Bapak, saya belum pernah lagi pulang kerumah apakah untuk mudik atau untuk menemui Ibu yang kini tanpa Bapak. Tentu suasana akan menjadi berbeda, Tahun yang lalu pandemi telah melanda dan saya juga menahan diri untuk tidak pulang kampung. Walaupun pulang kampung bukanlah hal yang selalu  saya lakukan disaat lebaran, akan tetapi lebaran tentu akan memberikan nuasa yang berbeda. Jika anda masih memiliki orangtua pulanglah, agar ada kebahagiaan tersendiri pada orangtua anda. Karena ketika orangtau sudah tidak ada maka kepada siapa lagi kita akan berbakti. Dan bagi saya, kepada siapa lagi saya minta untuk didoakan atas keinginan dan cita-cita yang tidak pernah selesai.

Mungkin semua orang mengalami dampak dari pandemi ini. Baik disektor ekonomi maupun sektor-sektor yang lainnya.  Terlepas dari hal itu masih banyak orang-orang yang menggunakan  waktu lebaran sebagai masa untuk bertemu dengan keluarga. Hal ini bisa di maklumi karena biasanya libur lebaran agak lebih lama dibandingkan dengan libur-libur yang lainnya. 

Hal lain yang ada semasa lebaran adalah amplop-amplop berisiskan uang baru yang belum lusuh apalagi sobek. Uang ini sebagai simbol bahwa melimpahnya nikmat juga dapat dinikmati walaupun dengan melihat uang baru saja. Karena merasa sayang uang tersebut untuk dibelanjakan sehingga uang baru selama beberapa waktu cukup disimpan walaupun pada akhirnya dibelanjakan juga. Bagaimana lebaran ditempat anda ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun