Mohon tunggu...
eli kristanti
eli kristanti Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

suka fotografi dan nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pancasila dan Dunia Pendidikan

3 Juni 2023   10:03 Diperbarui: 3 Juni 2023   10:08 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada satu dekade ini, Pancasila terasa jarang disebut terutama di dunia pendidikan. Ironis memang, namun itulah yang terjadi di negara kita.

Penyebabnya adalah kemajuan zaman dan teknologi dimana demokrasi menandai keterbukaan termasuk dalam memperoleh infomasi dari bebagai sumber manapun di dunia melalui teknologi informasi yang berkembang pesat.  

Penyebaran melalui teknologi informasi pun begitu. Banyak orang termasuk murid dan anak didik bisa menyebarkan infomasi yang diperolehnya itu ke banyak orang dalam satu waktu bersamaan. Jika itu disebarkannya oleh orang lain lagi, maka infomasi itu mengalami amplifikasi dan semakin menguat pada segmen tetentu yan bisa mempengaruhi  segmen lainnya.

Penyebaran infomasi yang cukup menganggu Indonesia adalah penyebaan ideologi ekstrem yaitu ideologi transnasional. Ideologi yang sejatinya berasal dari luar Indonesia ini berkonteks politik yang sebenarnya sangat tidak cocok berkembang di negara kita. Ideologi ini kemudian mengembangkan intoleransi, radikalisme, bahkan terorisme.

Faham ini kemudian berkembang sedemikian rupa sehingga muncul ide yang mempertanyakan Pancasila sebagai falsafah negara. Ideologi transnasional ini menggunakan Piagam Jakarta yang tidak terpakai dalam penyusunan Pancasila sebagai alat bagi mereka untuk menanamkan keyakinan bahwa syariat Islam adalah landasan yang tepat bagi Indonesia yang sekarang ini punya penduduk dengan mayoritas beragama Islam. Prespektif ini dimassifkan termasuk kepada dunia pendidikan.

Faham ini berkembang subur di Indonesia terutama di bidang pendidikan. Mulai dari tenaga pendidik (guru), pengurus sekolah ( termasuk kepala sekolah dan perangkat penunjangnya). Begitu juga para birokrat dunia pendidikan yang seakan melakukan pembiaran terhadap berkembangnya faham transnasional ini.

Coba kita melihat survey Setara Institute 2023 yang memperlihatkan sebanyak 83,3 persen siswa SMA di 5 kota mendukung persepsi Pancasila bukan ideologi yang permanen atau bisa diganti. Temuan lain, 56,3 persen pelajar terbuka terkait syariat Islam sebagai landasan negara.

Kenyataan seperti ini tentu pahit bagi bangsa kita. Dunia pendidikan sebagian besar diisi oleh generasi muda sehingga penanaman dan pemahaan yang baik soal bagaimana Pancasila lahir sebagai falsafah Bangsa, sangatlah penting.

Bagaimanapun Pancasila adalah gambaran masyarakat Indonesia, kebudayaan dan cara hidup bangsa Indonesia yang dirasakan Bung Karno semasa hidupnya. Di dalamnya ada sebuah masyarakat yang beragam dan penuh perbedaan, tetapi tetap menjunjung persatuan. Itulah Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun