Mohon tunggu...
Eli Halimah
Eli Halimah Mohon Tunggu... Guru - open minded

guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Unival Adakan Workshop Creative Writing untuk Dosen dan Guru

25 Mei 2021   22:26 Diperbarui: 25 Mei 2021   22:45 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

UNIVAL ADAKAN WORKSHOP CREATIVE WRITING UNTUK DOSEN DAN GURU, "HIDUP LEBIH BERMAKNA DENGAN CREATIVE WRITING"'Everyone is the architect of his own future', setiap orang adalah perancang masa depannya sendiri.

Selasa, 25 Mei 2021, waktu yang sangat istimewa bagi saya. Bagaimana tidak? Hari ini saya mendapat kesempatan untuk mengikuti workshop kepenulisan secara offline bersama keluarga besar Unival. Setelah belasan kelas menulis online saya ikuti,  belajar offline sungguh menggugah rasa, lebih bersemangat karena semua tampak secara nyata. Tidak aneh karena usia saya yang sudah tidak muda lagi dan  bagian dari generasi tujuh puluhan. Zaman di mana segala bentuk hubungan, interaksi,  dan transaksi bersifat real dan manual.

Pemateri dalam kegiatan ini sungguh luar biasa. Orang-orang yang tidak diragukan lagi, para expert di bidangnya masing-masing, akademisi, pegiat literasi, dan jurnalistik. Ibu Rektor Unival, Dr. Hj. Gema Ika Sari, SE, M. Ak membuka materi dengan membahas masalah kepenulisan secara umum.

Selanjutnya  materi disampaikan oleh Bapak Rafiudin, anggota PB Al-Khairiyah bidang perencanaan dan pengendalian program. Beliau seorang penulis, penyair, dan juga akademisi. Buku-buku beliau sudah banyak, baik fiksi maupun nonfiksi. Dari beliau, kami memperoleh afirmasi tentang keteguhan menjadi seorang penulis.

Tidak ada hasil yang menghianati usaha, memang sangat betul adanya. Jika Anda tidak percaya, silakan buktikan sendiri. Untuk membuktikan teori ini, kita dituntut untuk bekerja keras, melipatgandakan usaha, serta memaksimalkan doa.

Jangan bermimpi akan memperoleh hasil yang brilliant dan fantastik, jika belajar dan berlatih saja malas dilakukan. Apa lagi jika kita menganut paham NATO, alias Not Action Talk Only, atau OMDO, alias omong doang. Anda tentu tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali mimpi-mimpi kosong belaka.

Dari pengalaman yang beliau tuturkan, setelah berjibaku dengan semua usaha dan kekonsistenan menulis, Allah menunjukkan jalan-Nya dengan sangat indah dan tanpa diduga. Bisa dibayangkan apa yang terjadi berikutnya? Bukan lagi beliau yang mencari dan mengejar penerbit mayor, tetapi merekalah yang mencari dan mendatangi beliau untuk menerbitkan naskah-naskah yang telah beliau tulis untuk dijadikan buku. Subhaanallaah.

Allah berfirman dalam Surah Ar'Ra'd ayat 11 "Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka sendirilah yang mengubahnya". Ayat ini jelas menuntut kesungguhan kita dalam mengupayakan semua yang kita impikan. Jika bukan kita yang membuat mimpi kita menjadi nyata, maka siapa yang akan melakukannya untuk kita? Orang tua? Anak? Saudara? Atau orang lain? Tidak ada. Semua perubahan dalam hidup, kitalah yang mengupayakannya.

Ayat di atas tidak mengandung makna menafikan Allah. Sebesar apa pun usaha kita, jika Allah belum berkenan mewujudkannya, tidak akan ada yang berwujud. Maka, di sinilah letak substansi kepasrahan dan kerendahan makhluk bernama manusia. Bahwa sehebat dan sepintar apa pun kita, tetap masih terbatas.

Setelah usaha kita lakukan secara maksimal, kita dorong dengan kekuatan doa, the power of doa. Insyaallah, apa yang kita upayakan akan membuahkan hasil yang baik dan nyata, tidak hanya berkah dan bermanfaat bagi diri kita, tetapi memberikan kebermanfaatan dan keberkahan juga bagi orang lain.

Dari beliau pulalah, kami memperoleh mind set yang berbeda dari penulis-penulis lainnya. Bahwa selama ini, banyak penulis yang mencari dan mengejar-ngejar penerbit, terutama penerbit mayor. Beliau salah satu penulis yang memiliki pola pikir divergen, out of the box, berani berbeda. Beliau tidak mau mengejar penerbit, tetapi mengupayakan bagaimana agar penerbit yang mengejarnya, sebagai penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun