Mohon tunggu...
Eli Halimah
Eli Halimah Mohon Tunggu... Guru - open minded

guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Warna-warni Idul Fitri bersama Alumni

16 Mei 2021   20:57 Diperbarui: 19 Mei 2021   11:02 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahagia memiliki bentuk dan versinya masing-masing. Setiap individu berhak membuat standar sendiri. Salah satu standar bahagia bisa jadi adalah kesuksesan, meskipun kata sukses sendiri adalah sesuatu yang tidak mudah diungkap dan dipahami. Masih sebuah misteri.  Apakah suses itu sebuah titik akhir? Apakah sukses itu hanya sekali? Apakah sukses dulu baru bahagia atau bahagia dulu baru sukses? Setiap orang punya jawabannya sendiri atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Bagiku, sukses itu sangat simpel dan karena simpelnya, dalam sehari aku bisa merasa sukses berkali-kali.

Saat bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga, aku merasa sukses dan karenanya aku berbahagia. Bisa mengajak anak-anak puasa Syawal, juga sebuah kesuksesan dan aku berbahagia. Bisa bercengkrama dengan murid-muridku yang sudah lulus adalah juga kesuksesan plus membahagiakan.

Jadi sukses dan bahagia itu memang memiliki keterkaitan yang luar biasa lekatnya. Tak bisa dipisahkan. Tinggal kitanya yang membuat syarat dan ketentuan untuk merasa sukses dan bahagia. Maka, aku tidak membuat S dan K yang ribed dan njlimet untuk sukses dan bahagia. Loh, mau sukses saja kok ribed? Mau bahagia saja kok repot? Terus kapan sukses dan bahagianya?

Seperti siang ini. Pukul 13.30 sebagian anak-anak AIL (Arrow In Love), Rohman Farisi, Agus Salim, Epi, Nana Yumna, Neneng Rahayu, Irmawati, Siti Vivi Aviyah, dan Khairunnisa bersilaturrahim ke rumah. Alhamdulillaah semua dalam kondisi sehat wal afiat.

Kami berkumpul mengelilingi meja makan di rumahku. Kami bercerita banyak hal. Yang kuliah bercerita tentang kegiatan mereka. Irma dan Nana hampir setahun lebih kuliah daring. Vivi, Nisa, dan Neneng berkisah kalau mereka terkadang online dan offline, tergantung dari masing-masing dosen.

Faris yang sibuk jadi pengurus di ma'had UIN Banten juga bercerita tentang suka dukanya berkuliah. Tentang dosen yang killer dan tetiba berubah 180 derajat baik setelah mendapat pesan dari mahasiswanya. Agus dan Epi yang berkesempatan bekerja tidak tertinggal dengan cerita-cerita mereka.

Keseruan berlanjut saat mereka mencicipi kue-kue di meja. Mereka mencicipi kue yang berbeda dan membuat testimoni masing-masing. Lucu dan seru melihat mereka saling memengaruhi temannya agar mencicipi kue yang dia makan. Masing-masing mengerahkan kekuatan kata-kata dan ekspresi mukanya. Aku tertawa melihat tingkah mereka. Sudah lama suasana seperti ini tidak terjadi.

Di tengah-tengah keseruan, Vivi melakukan VC dengan salah satu anggota AIL yang berkuliah di Sumba, Alvin. Keseruan bertambah karena Faris menunjukkan semua kue yang ada di meja. Mereka juga meledek Alvin kalau setelah VC berakhir, dia akan menangis.
Ah, ada-ada saja ya.

Saat mereka permisi akan pulang, tiba-tiba hujan turun cukup deras. Bisa dipastikan mereka tidak jadi pulang dan kembali saling bercerita dan saling meledek. Terlihat sekali kalau mereka saling merindukan kebersamaan seperti ini. Ya, walaupun Nana, Irma, dan Faris satu tempat kuliah, mereka berbeda Fakultas. Vivi, Neneng, dan Nisa juga satu kampus tetapi beda jurusan. Otomatis mereka juga jarang bertemu, ditambah lagi perkuliahan yang diadakan lebih banyak daring daripada luring.

Keseruan bertambah saat sesi foto-foto. Faris yang dinobatkan jadi juru foto oleh Neneng, kurang pas mengambil gambar. Setelah tarik kanan dan kiri, geser ke atas dan ke bawah lalu 'cekrek-cekrek'. Beberapa foto diambil. Setelah dicek, oalaahhhh, beberapa foto ternyata ngeblur. Ada saja yang tidak terfoto. Nisa kena, Vivi yang tidak kena. Neneng kena, Irmawati yang tidak. Alhasil bulian pun berhamburan dari teman-teman Faris. Hahaha seru sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun