Mohon tunggu...
Elfrine Hingis
Elfrine Hingis Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hubungan Internasional

Mahasiswa Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Politik

Merambat ke Afrika, Pengaruh Tiongkok di Afrika Memiliki Alasan Kuat

23 Juni 2020   17:22 Diperbarui: 23 Juni 2020   17:35 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tiongkok menjadi trending topic pada dekade belakangan ini. Tidak mengherankan , dikarenakan eksistensinya di kancah dunia perekonomian dunia dapat dikatakan tak tergoyahkan dan berdiri tegak di urutan kedua sebagai negara dengan perekonomian terkuat di dunia setelah negara super power lainnya di dunia saat ini, Amerika Serikat. Semua yang Tiongkok dapatkan saat ini dapat dikatakan telah melewati proses yang panjang, bahkan Tiongkok dikatakan sebagai suatu fenomena yang mengherankan bagi dunia. 

Bagaimana tidak, dalam sejarah, negara tirai bambu ini sempat menjadi negara yang bahkan dapat dikatakan miskin di kawasan Asia. Dengan luas wilayahnya, China hingga saat ini masuk dalam daftar 5 besar negara dengan luas wilayah terbesar di dunia, dan masih menempati urutan pertama negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Dari catatan ini tidak mengherankan apabila permasalahan ekonomi di Tiongkok menjadi salah satu hal yang mengkhawatirkan saat itu, sehingga kemiskinan di Tiongkok sempat dikatakan menjadi hambatan bagi wilayah Asia.

Situasi perkembangan ekonomi di Asia, terkhusus Asia Timur, tercatat masuk kedalam masa perkembangan yang signifikan cepat memasuki tahun 1980-an. Kemajuan perkembangan ekonomi yang cepat ini juga mempengaruhi perekonomian Tiongkok, sehingga aspek - aspek dalam perekonomian Tiongkok menjadi perhatian besar yang menarik negara - negara lain (Fanzhang, 1994). Kebijakan dan lembaga ditekankan untuk pembangunan ekonomi semasa pemerintahan Mao Zedong (1952-1975) berbeda dengan Deng Xiaoping (1978-1995). Penekanan yang berbeda juga berlaku dalam pembangunan ekonomi pada masa kepemimpinan Jiang Zemin (Dernberger & Robert F, 1999).

Namun yang menarik dan menjadi sorotan dari Tiongkok adalah saat Tiongkok menjadikan Afrika sebagai salah satu dari pilihannya untuk mendapat aliran dana langsung dari Tiongkok pada masa pemerintahan Xi JinPing pada KTT FOCAC tahun 2015 lalu di Beijing. Benua yang dikenal sebagai benua termiskin di dunia ini dijadikan Tiongkok sebagai tempat berinvestasi. Tiongkok nyatanya melihat Tawaran yang langsung menarik perhatian Afrika ini nyatanya tidak di sia-siakan, dengan himbauan Tiongkok atas dana yang diberikan untuk pembangunan demi kesejahteraan di wilayah Afrika, membuat Afrika dengan tangan terbuka menerimanya. 

Menurut Dollar (2016 : 197) peningkatan ekonomi China adalah salah satu faktor yang menciptakan ketegangan di dunia internasional bidang keuangan. Cina sudah menjadi negara perdagangan terbesar dan kedua ekonomi terbesar, dan kemungkinan akan muncul dalam beberapa tahun mendatang sebagai dunia kreditor bersih terbesar. Bahkan Tiongkok dikatakan menjadi salah satu sandaran utama beberapa negara di dunia dalam hal ekonomi. Negara - negara yang menjadi sasaran investasi Tiongkok ini kebanyakan adalah negara berkembang di Asia. Namun ternyata cakupan wilayah Asia dirasa belum memuaskan. Lantas Tiongkok mulai melebarkan sayapnya meraih wilayah lain. 

Hubungan kerjasama bilateral oleh Tiongkok dan Afrika terbagi dalam dua bagian besar, yaitu pada saat sebelum dan sesudah terjalinnya hubungan diplomatik. setelah adanya hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Afrika, hubungan bilateral ini menjadi lebih erat saat sah dengan ditandatanganinya nota diplomatik antara Tiongkok dan Afrika Selatan yang tercatat pada tahun 1998 lalu berlanjut pada pembentukan Komisi Bi-Nasional pada tahun 2000. Dalam kerjasama multilateralnya, Tiongkok dan Afrika Selatan melakukannya melalui pembentukan FOCAC (Forum On China-Africa Cooperation) tahun 2000 bersama negara-negara Afrika lainnya. 

Melalui Komisi Bi-Nasional dan FOCAC, Tiongkok telah mengembangkan kerjasamanya secara pesat terhadap Afrika khususnya Afrika Selatan, dimana pada tahun 2003-2008, peningkatan perdagangan kedua belah pihak mencapai angka yang signifikan dibanding tahun tahun sebelumnya. FOCAC adalah Forum on China-Africa Cooperation yang terbentuk pada tahun 2000, dan Tiongkok sendiri yang menjadi inisiator dan memprakarsai pembentukan FOCAC. 

FOCAC beranggotakan 49 negara dari benua Afrika dan Tiongkok sendiri sebagai pendiri dan anggota terpenting di dalamnya. Berhubungan dengan aktivitas peningkatan perekonomian Tiongkok yang kian lama kian pesat, pembentukan FOCAC adalah salah satu cara Tiongkok untuk meningkatkan eksistensinya di dalam kancah organisasi internasional. 

Tujuan FOCAC sendiri telah jelas terlihat saat FOCAC terbentuk. FOCAC mengkhususkan kerjasama antara Tiongkok dengan negara - negara Afrika dalam bidang ekonomi. Mengkhususkan pada free-trade yang ingin di kembangkan juga di Afrika, mengingat perkembangan perekonomian global pada saat memasuki abad ke 21, mendorong setiap negara untuk melakukan perdagangan yang lebih terbuka kepada dunia. FOCAC pun tidak hanya sebatas membahas bidang ekonomi tapi juga permasalahan dalam bidang lain banyak diperbincangkan dalam setiap pertemuan FOCAC.

Adanya beberapa hal menarik yang menjadi perhatian dunia terhadap satu organisasi ciptaan Tiongkok sendiri ini adalah Cina bermitra dengan negara-negara yang ada di Benua Afrika, yang berada pada jarak relatif jauh dari Cina. Selain itu, kawasan Afrika yang kerap kali berhadapan dengan konflik dan ketidakstabilan dan berbagai ancaman, tercatat dalam Departemen Pertahanan Inggris telah terjadi jumlah peningkatan konflik yang melibatkan senjata dalam kurun waktu 1964 hingga tahun 2000, tepat pada saat pendirian FOCAC. 

Ketidakstabilan ini menimbulkan risiko yang serius bagi Tiongkok,  terkhusus dalam segi interaksi dan komitmen serta kerjasama bilateral dengan negara-negara Afrika. Motif utama Tiongkok untuk semakin menguatkan hubungan bisnisnya dengan Afrika adalah kebutuhan untuk mendapatkan sumber energi yang sangat mendesak untuk mendukung perkembangan sektor industri Tiongkok yang saat ini produk-produknya yang hampir membanjiri pasar-pasar asing di seluruh dunia, dan hal inilah yang menjadikan Tiongkok sebagai pesaing kuat Amerika Serikat yang telah lama mendominasi perdagangan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun