Mohon tunggu...
elfindri okganditaveranie
elfindri okganditaveranie Mohon Tunggu... Mahasiswa - hamba allah

gatau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN BTV 3 UNEJ: Menghidupkan Kembali Aktivitas Posyandu dalam Gejolak Pandemi

8 September 2021   09:39 Diperbarui: 8 September 2021   11:04 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok : Elfindri (Diskusi bersama ibu bidan Desa Siraman)

Pertengahan tahun 2021 merupakan bulan yang tidak nampak mudah dilalui karena Pandemi yang masih meningkat akibat datangnya varian baru ke Indonesia. Banyak aspek vital yang terancam aktivitasnya akibat gelombang kedua pandemi ini diantara lain sektor ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Salah satu kegiatan sektor pendidikan yang terancam ialah kegiatan   Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Jember. KKN merupakan salah satu pilar tridharma perguruan tinggi yang bergerak dalam pengabdian ke masyarakat. Kegiatan yang direncanakan di pertengahan bulan juli ini sempat tertunda karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Penantian mahasiswa berakhir di awal bulan agustus ketika mahasiswa telah mendapat kepastian dari pihak kamupus mengenai jadwal KKN ini.

Pelaksanaan KKN ini berbeda dengan KKN sebelum pandemi. Kondisi yang seperti ini mengharuskan semua kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa dan bergerombol untuk diminimalkan aktivitasnya demi memutus penularan virus SARS CoV-2, sehingga kegiatan KKN tahun ini terpaksa dilakukan secara mandiri di halaman rumah masing-masing. Pengabdian yang biasanya dilakukan di daerah sebatas tapal kuda sekarang bisa merata di seluruh Indonesia dari Aceh hingga Papua. Walaupun kegiatan ini dilakukan secara mandiri per mahasiswa tidak menyurutkan semangat mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang selama ini telah didapat di bangku kuliah ke masyarakat yang membutuhkan sebagai bentuk konkrit dari  tridharma perguruan tinggi yang ketiga. Pengabdian kali ini dikenal dengan KKN Back to Village 3 Universitas Jember.

Desa Siraman merupakan salah satu desa di ujung barat perbatasan Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Penduduknya sebagian besar bermata-pencaharian sebagai petani dan peternak. Desa Siraman terdiri dari enam dusun diantaranya Dusun Siraman, Dususn Cimpling, Dusun Brongkos, Dusun Bambang, dan Dusun Karangsono. Siraman merupakan desa yang memiliki potensi tinggi di bidang pertanian yang didukung dengan adanya aliran irigasi yang melimpah sepanjang tahun. Prospek peternakan yang berkembang pesat diantaranya adalah peternakan ayam dan ikan koi . Pertanian yang paling dominan dikerjakan adalah pertanian padi walaupun beberapa juga ada yang membudidayakan tomat . Selain dari sektor pertanian dan peternakan, Desa Siraman juga terkenal karena kuliner sate bekicot dan lalapan belut yang menjadikan usaha kuliner tersebut sebagai tempat singgah orang dari berbagai daerah luar desa bahkan dari luar kabupaten. Siraman juga kondang dengan sebutan desa santri karena aktivitas madrasah diniyah yang bisa dibilang maju dibanding desa lain di Kecamatan Kesamben. Fasilitas umum yang didirikan di Desa Siraman antara lain pasar buah Brongkos, terminal Brongkos namun sekarang sudah tidak aktif lagi, SMP Negeri 1 Kesamben, home industry kripik pare, dan SPBU Karangsono. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Desa Siraman hanya terbatas pada pondok kesehatan desa (Ponkesdes) serta satu tempat praktik dokter pribadi.

Ponkesdes dipimpin oleh bidan desa membawahi beberapa posyandu per dusun se Desa Siraman. Salah satunya adalah posyandu Cimpling yang telah berdiri berpuluh - puluh tahun lamanya. Sejak pandemi tahun lalu dan pemberlakuan PPKM saat ini, kegiatan posyandu ditiadakan untuk menghindari kerumunan, sehingga pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita anggota aktif posyandu sangat minimal. Tugas kader saat pandemi hanya sebatas membagikan roti dan tablet tambah darah. Sosialisasi dan penyuluhan mengenai kesehatan anak tidak pernah dilakukan selama pandemi berlangsung.

Dengan sistem tersebut, pemahaman masyarakat terutama orang tua balita yang kebanyakan berlatar-belakang orang awam juga tidak maksimal. Kesehatan anak ialah substansi penting yang wajib diketahui seluruh orang tua. Dengan pemahaman yang baik, anak akan tumbuh menjadi generasi sehat dan cerdas. Posyandu Cimpling selama pandemi juga sebatas mengukur pertumbuhan balita melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan. Perkembangan anak selama ini masih terabaikan. Kader posyandu Cimpling belum pernah memantau perkembangan anak karena belum pernah mendapat pelatihan tentang bagaimana cara mengevaluasinya. Saat ditanya mengenai KPSP, ibu Suhartik selaku kader sekaligus ketua posyandu mengaku belum pernah mendapat pelatihan tersebut.

Perkembangan anak adalah perubahan yang tidak bisa dihitung secara kuantitatif yang dialami oleh setiap anak. Aspek perkembangan meliputi perkembangan kognitif, motorik, bahasa, dan emosional. Keterlambatan perkembangan anak akan mengganggu proses belajar dan bersosial di masa depan.  Perubahan ini sulit diukur tiap tahapanya sehingga, untuk mengetahui perubahan seorang anak tergolong normal atau tidak, diperlukan parameter khusus dalam memantau perkembangan. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan metode yang sering digunakan oleh tenaga kesehatan untuk memantau perkembangan anak terutama pada balita. Kuesioner ini mudah digunakan dan setiap orang tua mampu melakukan evaluasi secara mandiri ke anaknya sebagai bentuk pemantauan. Akan tetapi, kader ataupun orang tua balita di posyandu Cimpling belum pernah mendapatkan pelatihan bagaiamana mengaplikasikan kuesioner tersebut ke balita.

Selain masalah perkembangan anak, gangguan pertumbuhan juga sering terjadi di Indonesia salah satunya ganggu pertumbuhan tinggi yaitu stunting. Stunting adalah kondisi tinggi badan anak yang lebih rendah daripada anak normal se-usianya. Stunting merupakan masalah utama yang dihadapi di hampir seluruh penjuru negeri salah satunya Kabupaten Blitar. Menurut informasi bu Musringah selaku bidan desa mengatakan bahwa di tahun 2021 ini terdapat lima belas balita yang mengalami stunting dan tersebar di seluruh Desa Siraman. Dusun Cimpling sendiri memiliki  tiga balita yang mengalami gangguan tersebut.

Dengan adanya dua permasalahan tersebut, penulis memilih tematik KKN Program Penanganan Stunting dan AKI AKB dengan program kerja yang akan diaplikasikan ke kader posyandu Cimpling dan tiga orang tua balita stunting di Dusun Cimpling. Program kerja ini disambut baik oleh kader karena nantinya berharap akan memaksimalkan peran kader di masa yang akan datang. Program kerja utama yaitu mengadakan pelatihan pengisian KPSP kepada kader posyandu dan pemberian booklet gizi keluarga kepada orang tua balita stunting sebagai pedoman mereka untuk menentukan gizi harian anaknya agar anaknya tumbuh menjadi sehat dan cerdas. Booklet ini akan dibuat sendiri oleh penulis dengan bimbingan dan konsultasi dari  seorang yang ahli dalam bidang gizi.  Program kerja tambahan yang dilakukan penulis adalah penyuluhan kepada ibu balita mengenai kesehatan anak yang perlu diketahui oleh orang tua. Penyuluhan tersebut meliputi pembahasan menganai gangguan tumbuh kembang anak, dan peran keluarga dalam tumbuh kembang anak.

Evaluasi jangka pendek yang diharapkan penulis dari program kerja yang dilakukan adalah adanaya peningkatan nilai post-test, dan pemahaman substansi pengetahuan yang diukur dari diskusi kasus antara penulis dan sasaran. Evaluasi kader dipantau melalui pendampingan kader dalam menerapkan KPSP ke balita.  Dengan adanya program kerja tersebut, penulis berharap program ini akan mengubah mindset dan meningktakan kepedulian ibu balita menganai kesehatan anak serta posyandu mampu melanjutkan program kerja evaluasi KPSP yang bisa diterapkan setiap pertemuan posyandu sehingga pemanuatau anak dalam aspek tumbuh kembang tercapai dengan maksimal.  

Pada minggu pertama KKN, penulis melakukan observasi masalah bersama semua pihak yang terlibat dengan melakukan kunjungan ke posyandu Dusun Cimpling. Setelah menemukan benang merah permasalahan, penulis membuat rancangan program kerja yang dikonsultasikan ke dosen pembimbing lapangan. Setelah program kerja disetujui, penulis melakukan koordinasi dengan sasaran yaitu kader posyandu dan ibu balita stunting.

Program kerja ini disambut hangat oleh kedua sasaran tersebut. Ibu Lisna selaku sasaran ibu balita mengaku selama pandemi ini merasa bingung dengan berbagai macam informasi kesehatan. Maka dari itu, ibu Lisna berharap dengan adanya penyuluhan dari penulis akan memberi kepastian dan tambahan ilmu pengetahuan bagaimana cara menjaga kesehatan dan gizi apa saja yang dibutuhkan untuk menghadapi pandemi ini.  Di minggu kedua, penulis memulai menerapkan program kerjanya ke sasaran pertama yaitu pada dua orang kader posyandu Dusun Cimpling untuk memberikan penyuluhan tentang pengisian KPSP, yang akan dilanjutkan pendampingan kader untuk menerapkan KPSP ke balita. Selain penyuluhan tentang KPSP, penulis juga melakukan penyuluhan tentang beberapa materi gangguan tumbuh kembang anak yang perlu diketahui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun