Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cermin | Belajar Kehidupan dari Kegagalan Lionel Messi Mengeksekusi Gol

14 Juli 2018   10:48 Diperbarui: 14 Juli 2018   11:02 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membicarakan Messi memang tidak ada basinya. Dan kegagalannya mencetak gol di ajang adu penalti pada pertandingan Piala Dunia 2018, Sabtu 16 Juni beberapa minggu lalu, sempat mengejutkan kalangan pecandu bola. Khususnya mereka yang sangat mengidolakan megabintang asal Argentina tersebut.  

Namun beberapa suporter yang hadir menyaksikan secara langsung ketegangan penalti di stadion Spartak Moskow mengaku meski kecewa mereka sungguh sangat memaklumi beban yang disandang oleh Lionel Messi. Seperti yang dilansir oleh TEMPO.CO. 

Usai pertandingan akbar tersebut para pendukung pemain Argentina bernomor dada 10 itu sama sekali tidak menyalahkan sang idola. Mereka terlihat tenang, tidak emosional dan tetap memberi dukungan moril terhadap timnas Argentina. Khususnya Messi dan kawan-kawan agar tetap solid untuk bisa terus maju ke babak berikutnya.

Semua Orang Pernah Mengalami Kegagalan

Menjadi megabintang bukan berarti harus selalu tampil sempurna. Tidak harus selalu mulus menggapai keinginan atau cita-cita. Sebab yang namanya kegagalan selalu berjalan beriringan dengan keberhasilan. Hanya berbatas sehelai benang tipis. Dan dunia persepakbolaan adalah cermin terbaik bagi kehidupan kita

Jikalau orang selevel Messi saja bisa (pernah) mengalami kegagalan tidak cukup sekali, bagaimana dengan kita-kita yang nota bene hanya orang-orang biasa? Jatuh bangun selayak para pemain bola menggocek si kulit bundar di lapangan hijau bisa diibaratkan seseorang tengah berjuang menghadapi segala tantangan dalam hidupnya. 

Untuk sampai pada tahap meng-goal-kan bola sampai ke gawang lawan bukanlah pekerjaan hal yang mudah. Membutuhkan semangat, kerja keras, taktik jitu dan kebesaran jiwa. Senyampang segala usaha telah ditempuh tetapi hasil yang diharap tidak sesuai dengan yang dipikirkan--atau ternyata bola bulat bundar melenceng jauh dari perkiraan, maka kebesaran jiwa di sini memiliki peran yang sangat penting. Ia harus segera mengambil alih posisi. Sebagai pemegang kendali. Lalu jatuhnya--semua pasrah dikembalikan kepada kehendakNya. 

Sesimpel itu, bukan?

Saya, Anda dan kita tentu pernah mengalami kegagalan. 

Bagaimana? Apakah saat menghadapi kegagalan kita akan menyerah begitu saja atau bangkit kembali untuk melanjutkan perjuangan?

Keputusan ada di tangan kita sendiri. The choice is yours...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun