Mohon tunggu...
IDRIS ELRUMI
IDRIS ELRUMI Mohon Tunggu... Full Time Blogger - PENDIDIK

Belajar mengembangkan literasi dan menyalurkan hobi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tampar yang Keras, Jika Ada Orang Tua Siswa yang Anaknya Tidak Mau Dididik Kebenaran di Sekolah

15 Februari 2018   21:23 Diperbarui: 15 Februari 2018   21:36 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
psmk.kemdikbud.go.id

Lagi-lagi dunia pendidikan di Indonesia telah dinodai denga perilaku kriminal, yang mirisnya lagi tindakan tersebut dilakukan oleh orang tua siswa yang tidak terima dengan perlakuan seorang guru sekaligus kepala sekolah yang memberikan sanksi terhadap siswa yang melanggar peraturan. Seharusnya orang tua siswa bercermin pada kejadian teman seprofesi kami Pak Budi, Pak Budi meninggal dunia setelah dianiaya oleh siswanya dan sempat menjalani perawatan dirumah sakit pada akhirnya meninggal dunia. Kejadian tersebut menjadi luka mendalam bagi keluarganya, dan bagi kami juga sebagai teman sekaligus keluarga dalam satu profesi.

Bercermin dari kejadian tersebut, Sebenarnya salah satu peran orang tua adalah salah satu pendidik yang lebih dominan atau utama dalam hal mendidik. Karena faktor bawaan perkembangan karakter dan spiritualitas seorang siswa dipengaruhi pendidikan orang tua sendiri semenjak anaknya masih berusia dini. Sekolah, lembaga atau Guru, hanya melanjutkan binaan pembentukan karakter dan spiritual yang di bangun oleh orang tua siswa.

Dari kejadian kekerasan orang tua siswa atau murid kepada Guru, mencerminkan pendidikan yang diberikan orang tua terhadap anaknya adalah salah satu contoh krisis spiritualitas orang tua bagi dirinya maupun bagi anak-anaknya. Yang sejatinya, orang tua sebagai pendidik dalam perkembangan mental anak-anaknya dirumah setelah disekolah. Jika sudah terjadi kekerasan yang demikian, proses hukum yang berjalan. Guru yang seharusnya mendapatkan perlindungan dari semua pihak , malah haknya direnggut dengan kekerasan oleh orang tuanya sendiri, sungguh mirisnya kejadian tersebut. Sebab, orang tua dan Guru saling bersinergi untuk membangun perkembangan karakter dan spiritual anak.

Selain itu, sekolah atau lembaga memiliki peraturan yang harus dijalankan dan dipatuhi. Peraturan tersebut dibuat oleh pemerintah diperuntukan sekolah atau lembaga, Guru dan Siswa agar dipatuhi oleh semua pihak yang terkait didalamnya.
Ketika orang tua telah menyerahkan anaknya ke pihak sekolah atau memberikan pendidikan di sekolah, berarti orang tua tersebut telah mempercayai sepenuhnya ke pihak sekolah atau lembaga. Mau tidak mau, orang tua harus menerima konsekuensi yang dihadapi anak-anaknya. Salah satunya dengan menaati peraturan-peraturan yang ada disekolah.

Hal yang wajar, jika ada siswa yang melanggar peraturan dan menyalahi kode etik sekolah harus diberikan sanksi atau teguran. Jika tidak diberikan sanksi atau teguran, bagaimana dengan perkembangan karakter dan spiritualitas anak anda bisa terbentuk dengan baik wahai orang tua? Jika dibiarkan, alangkah bobroknya moral dan ahlak anak anda. Bagaimana generasi anda selanjutnya, jika Guru mendidik kebenaran engkau caci maki, dan kau lukai fisiknya? Silahkan pikirkan!. Dan salahkah jika kami sebagai pendidik mengajarkan dan menerapkan kedisiplinan, agar anak-anak anda menjadi peribadi yang baik?!.

Jika masih ada orang tua seperti itu, yang tidak mau anaknya di didik kebaikan dan ditegur karena telah melanggar peraturan dan kode etik sekolah. Tampar dengan keras, tampar dengan kalimat yang jelas dan lugas bahwa sekolah memiliki aturan. Jika anaknya tidak mau diatur, di tegur dan di didik oleh pihak sekolah atau lembaga dan guru, silahkan anda buat sekolah sendiri, peraturan sendiri dan mengajarkannya sendiri, tetapi jangan libatkan kami.


(Bukti keperihatinan kami terhadap teman seperjuangan sekaligus keluarga seprofesi yang mengalami kekerasan dalam mendidik)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun