Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Senjakala FPI dan Nyinyiran Denny Siregar Pasca HRS Ditahan

13 Desember 2020   15:23 Diperbarui: 13 Desember 2020   15:24 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pikiran Rakyat


PERJALANAN aksi Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS) sementara ini harus terhenti. Dia terlebih dahulu kudu menghadapi proses hukum setelah Polda Metro Jaya menahannya atas tuduhan kasus kerumunan massa dan dijerat pasal 160 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) serta Pasal 216 KUHP. 

Penahanan HRS meski cukup mengejutkan, memang sudah banyak diprediksi banyak pihak. Hal tersebut tak lepas dari prilakunya yang kurang kooperatif pada waktu dilayangkan surat panggilan pertama dan kedua. 

Diduga kuat, ini yang memicu pihak Polda Metro mengambil langkah tegas dengan menaikan statusnya sebagai tersangka. Bahkan, mereka mengancam akan melakukan penangkapan bila HRS masih tidak mematuhi ketentuan hukum. 

Ketegasan tersebut membuahkan hasil. HRS akhirnya dengan penuh kesadaran mendatangi Polda Metro Jaya didampingi kuasa hukumnya. Dan, akhirnya setelah melalui serangkaian proses penyidikan, pentolan FPI tersebut ditahan. Dia harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya di hadapan hukum. 

Dengan ditahannya HRS, sudah barang tentu menjadi kerugian besar bagi FPI dan kelompoknya. Boleh jadi ini akan menjadi ikhwal senjakala kelompok ormas garis keras itu di tanah air. 

Kenapa? 

Karena, patut diakui sejauh ini belum tampak sosok FPI sekuat HRS. Sejauh ini, HRS merupakan simbol pemersatu dan mampu membuat besar ormas yang lahir pada 17 Agustus 1998 tersebut. 

Tidak heran, saat HRS tengah menetap di Arab Saudi hingga tiga tahun lebih, FPI perlahan mulai melemah. Maka,  kelompoknya terus berupaya mengaitkan HRS pada setiap aksi yang mereka lakukan. Meski fisiknya nun jauh di negeri orang, atributnya seperti baliho atau spanduk senantiasa terpasang. Baik di wilayah pusat maupun daerah. 

Bahkan, sebagai bentuk pembakar semangat dan menguatkan persatuan, HRS kerap dimunculkan dalam komunikasi virtual atau unggahan video yang disebar luaskan kepada para pendukungnya. 

Tidak cukup, HRS pun akhirnya pulang atau "dipulangkan". Sontak, setibanya di tanah air, jutaan anggota FPI tumpah ruah ke jalan. Ormas tersebut seperti kembali memiliki roh nya. 

Hal tersebut di atas membuktikan bahwa para petinggi FPI sadar betul sejauh ini belum ada figur kuat pemersatu setangguh dan semilitan HRS. Istilah kata, HRS adalah FPI. Pun sebaliknya, FPI adalah HRS. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun