MENGEJUTKAN atas apa yang diungkapkan Menteri Utama negara bagian Australia Barat Mark Gowan, bahwa Indonesia diduga telah melaporkan pasien virus corona Covid-19 Â tidak sesuai dengan kenyataan atau ebih sedikit (under-reporting)
Oleh sebab itu seperti dilansir suara.com, Mark meragukan kebenaran akan jumlah kasus positif Corona yang dilaporkan Indonesia.
Dengan keraguannya itu, Mark khawatir terhadap seluruh penerbangan dari Bali menuju Australia. Hal tersebut di sampaikannya di sela-sela pertemuan Perdana Menteri Scott Morrison dengan para pemimpin negara bagian soal virus corona di Sydney.
"Jelas sekali ada under-reporting di Indonesia. Kita perlu mendapat saran yang benar dan segera mengambil langkah lebih jauh," ujar Gowan. (Suara.com).
Jujur mendengar adanya tuduhan dari pihak Australia terkait kebenaran jumlah kasus positif corona Indonesia diragukan kebenarannya, penulis sebagai warga negara Indonesia (WNI) tersinggung.Â
Meski demikian apalah yang bisa dilakukan orang tak berdaya seperti penulis ini.
Tapi di balik rasa ketersinggungan ini, timbul rasa penasaran dalam hati penulis. Benarkah apa yang diucapkan Mark Gowan? Terus, apa maksud pemerintah harus menutupi kasus sebenarnya, jika memang apa yang dituduhkan Mark Gowan itu benar adanya?.
Dengan rasa penasaran itu, penulis jadi kembali teringat apa yang telah terjadi di tanah air sebelum adanya pengumuman Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal adanya WNI positif terinfeksi virus corona per 2 Maret 2020 lalu.
Ya saat itu, bagaimana pemerintah terutama Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto, kekeuh bahwa di Indonesia belum ada yang terkomfirmasi positif terinfeksi virus corona.Â
Terawan beberapa kali menegaskan bahwa Indonesia kebal terhadap virus tersebut berkat kekuatan doa.