Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memaknai Pelukan Erat Paloh dengan Jokowi dan Ucapan Sayang pada Megawati

12 November 2019   12:21 Diperbarui: 12 November 2019   13:08 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEMANDANGAN sejuk dan damai tampak terlihat jelas pada acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) partai Nasdem ke-8. Hampir seluruh elite partai politik hadir dalam perayaan tersebut terlibat dalam suasana cair dan penuh kebersamaan. Setidaknya hal ini terlihat dari layar kaca Metro TV.

Namun, yang menjadikan suasana tadi malam terasa jauh lebih damai adalah erat dan mesranya pelukan Ketua Umum partai Nasdem, Surya Paloh terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pelukan tersebut sepertinya tidak kalah mesra dan erat dibanding pelukan Paloh kepada Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman, beberapa waktu lalu, yang sempat mengundang rasa "cemburu" orang nomor satu di republik ini.

"Wajahnya cerah setelah beliau (Surya Paloh.Red) berangkulan dengan pak Sohibul Iman, saya tidak tahu maknanya apa. Tidak pernah saya dirangkul seerat itu oleh Bang Surya." Kira-kira demikian bunyi penggalan ungkapan Jokowi, pada saat pidato sambutan HUT Golkar ke-55, belum lama ini.

Seloroh atau sindiran Jokowi ini sempat memantik emosional Surya Paloh. Pria berjambang lebat ini menyindir balik pada pidato pembukaan Kongres II Nasdem, di JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Paloh mengatakan, bahwa partainya adalah partai pancasilais yang suka merangkul teman dan bersalaman dengan teman.

Meski sindiran itu dibantah bukan ditujukan pada Jokowi dan PDI Perjuangan. Namun, tetap saja para pengamat menilai pidato Paloh adalah sindiran balik atas reaksi partai berlambang banteng gemuk moncong putih dan Jokowi gara-gara manuver Nasdem.

Kembali pada judul di atas, penulis menilai, seerat dan semesra apapun pelukan yang terjadi antara Surya Paloh dengan Jokowi tadi malam, tetap saja tidak bisa dibandingkan dengan pelukannya dengan Sohibul Iman. Menurut penulis, pelukan Paloh dan Sohibul adalah pelukan yang benar-benar memamerkan keeratan dan kemesraan yang murni. Karena pada dasarnya, kedua elite partai ini terjalin simbiosis mutualisme atau saling membutuhkan. Dalam hal ini saling membutuhkan untuk progres politik ke depan.

Sedangkan pelukan yang terjadi antara Surya Paloh dengan Jokowi tadi malam, sepertinya hanya ingin memperlihatkan pada publik bahwa gonjang-ganjing politik dan isu keretakan dalam tubuh koalisi tidak benar adanya. Penulis tidak yakin, jika sebelumnya tidak ada seloroh Jokowi atau sindiran balik Surya Paloh, pelukan seperti semalam tidak akan terjadi. Dengan kata lain, pelukan yang terjadi antara Surya Paloh dengan Jokowi sangat mungkin penuh kepura-puraan.

Begitupun dengan ucapan Surya Paloh yang masih sayang terhadap Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri rasanya terlalu dipaksakan. Penggunaan diksi sayang, bagi penulis rasanya terlalu lebay. Ucapan Surya Paloh ini hanya basa-basi untuk bisa meyakinkan pada publik bahwa hubungan mereka baik-baik saja. Walau mungkin, sebenarnya bertolak belakang dengan isi hati.

Sekali lagi ini hanya analisa receh penulis. Benar tidaknya bisa ditentukan dengan langkah Nasdem kedepannya. Jika partai yang baru merayakan hari jadinya ke-8 ini tidak meneruskan manuvernya untuk menemui PAN dan Demokrat, bisa jadi pelukan erat dengan Jokowi dan ucapan sayang kepada Megawati bisa menandakan bahwa hubungan mereka memang baik-baik saja. Tapi, jika manuver politik Nasdem tersebut terus berlanjut, berarti peristiwa damai semalam hanya kamuflase. Demi menjadikan acara perayaan HUT Nasdem terkesan damai dan kondusif.

Sebenarnya tidak ada yang salah jika Surya Paloh menjalin silaturahmi dengan elite partai koalisi, selama hal tersebut sebatas hubungan pribadi. Namun, jika mengatasnamakan partai, secara etika politik tidak bisa dibenarkan.

Penulis meyakini, dalam koalisi partai politik dijalin komitmen untuk menyetarakan visi misi dan program. Sejatinya, selaku bagian dari partai koalisi pemerintah, Nasdem berkosentrasi dengan partai pendukung pemerintah lainnya. Bukan malah menjalin hubungan dengan partai koalisi, yang diyakini bakal berbeda kepentingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun