SEBELUM Pilpres, rasanya kita semua sepakat kurang mengenal siapa itu Rocky Gerung. Sebagai yang mengaku dirinya akademisi dan pengamat politik, penulis kira, namanya masih kalah tenar oleh J.Kristiadi, Tjiipta Lesmana, Yunarto Wijaya, Bony Hargens atau Sabastian Salan.
Namun, pada saat perhelatan menuju pemilihan presiden dan wakil presiden, nama Rocky Gerung begitu mencuri panggung dan perhatian masyarakat Indonesia. Itu karena dia sering kali melontarkan pernyataan-pernyataan kontrovesial setiap kali diundang untuk mengisi acara talk show Indonesian Lawyer Club (ILC) di TV One. Â
Ketenarannya makin meroket, dan bahkan menjadi viral, ketika masih di dalam acara talk show yang sama, Rocky menyebutkan bahwa kitab suci itu adalah fiksi. Lontaran kata-kata ini pula sempat membawa Rocky Gerung berurusan dengan fihak kepolisian. Tak puas sampai di situ, jelang Pilpres, Rocky juga aktif mengkritisi kebijakan-kebijakan presiden Jokowi, salah satunya tentang bagi-bagi sertifikat tanah.
Dari sinilah, nama Rocky Gerung kian meroket, hingga akhirnya dia bergabung dengan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan blak-blakan mendukung pasangan Nomor dua tersebut. Seolah disediakan panggung, bersama Prabowo-Sandi, Rocky Gerung kerap kali jadi pembicara di setiap acara yang digelar pasangan penantang pada Pilpres lalu itu.
Namun, ketenaran Rocky Gerung lambat laun memudar, seiring usainya pesta demokrasi di tanah air. Wajahnya hampir tidak pernah terlihat lagi nongol di acara ILC. Itu patut dimaklumi, karena memang panggung dia untuk mengkritisi kebijakan petahana juga usai seiring telah ditetapkannya Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai pemenang pemilihan presiden dan wakilnya.
Kemana Rocky Gerung, hampir tidak ada yang peduli. Sampai akhirnya, beberapa hari lalu, Rocky Gerung kembali menjadi bahan perbincangan warganet dan masyarakat Indonesia. Ini karena kembali pernyataanya yang kontroversial.
Kali ini yang disindir bukan lagi Jokowi, melainkan orang yang pernah didukungnya habis-habisan, yakni Prabowo Subianto. Akademisi sekaligus pengamat politik ini berani menganggap Prabowo sebagai "sampah negeri".
Diduga kuat, pernyataan Rocky Gerung ini sebagai bentuk pelampiasan kekecewaanya terhadap Prabowo Subianto yang akhir-akhir ini disebut bakal bergabung dengan koalisi pemerintah. Bahkan, Ketua Umum Gerindra ini juga getol sowan ke beberapa Ketua Umum partai pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
Sebut saja, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri, Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, Plt. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa dan terakhir adalah Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto.
Tidak cukup dengan mengatakan Prabowo "sampah negeri", Rocky Gerung juga secara terus terang mengikrarkan diri sebagai oposan Prabowo, dan menghimbau para cebong (Kubu pro Jokowi) untuk mengusir Prabowo dari kubunya, karena dianggap akan nyampah-nyampahi negeri semata. Sementara kepada para Kampret (Kubu Prabowo), rencananya akan road show dan mengajak kampret beroposisi pada Prabowo Subianto.
Berhasilkah Rocky Gerung mencuri panggung eksistensinya? Sampai sejauh ini boleh dikatakan berhasil. Betapapun, nama Rocky kembali banyak diperbincangkan setelah sekian lama menghilang dan bahkan hampir dilupakan.