Mohon tunggu...
Eko Triyanto
Eko Triyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Sejarah

Penjaga akun twitter @ekosangpencerah, bercita-cita punya perpustakaan buku-buku lawas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seruan Bersatu dalam Sarekat Islam

15 Desember 2019   23:45 Diperbarui: 15 Desember 2019   23:41 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejarah berdirinya Sarekat Islam (SI) diawali dengan lahirnya Sarekat Dagang Islam (SDI). Namun ketika membincangkan kelahiran SDI terdapat perbedaan dalam menentukan kapan SDI terbentuk. Deliar Noer dalam buku Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942 menyebut sebagian orang yang dipelopori Tamar Djaja menyatakan SDI lahir pada 16 Oktober 1905. Hal senada diungkapkan pendiri SDI, KH. Samanhoeddhi.

SDI lahir serbagai respon terjadinya persaingan dengan pedagang China. Pasca revolusi China, menyebabkan para pedagang China merasa memiliki posisi penting dan ingin mendapat pengakuan sejajar dengan pedagang Belanda. Kondisi ini membuat KH. Samanhoeddhi dan pedagang muslim di Solo sepakat mendirikan SDI. Pada 11 November 1912 SDI kemudian berubah menjadi Sarekat Islam (SI), penyusunan rumusan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dilakukan oleh Raden Mas Tirtoadisurjo, sehingga SI mampu berkembang dengan cepat. 

Di antara anggaran dasarnya disebutkan "... berikhtiar mengangkat derajat rakyat, agar menimbulkan kemakmuran, kesejahteraan dan kebesarannya negeri."

SI kemudian mendapat sambutan antusias dari masyarakat. Akibat banyaknya anggota dan kegiatan yang tidak bisa terawasi lagi, Residen Surakarta lantas membekukan SI. Dan memaksa SI hanya boleh beraktivitas di Solo.

Kabar tentang keberadaan dan gerak langkah SI sampai juga ke Surabaya. Oemar Said Tjokroaminoto kemudian bergabung pada Mei 1912 sehingga SI kembali mampu tumbuh dengan cepat. Dan kembali Belanda melakukan pembatasan. Awalnya wilayah SI dibagi menjadi tiga bagian: Jawa Barat meliputi Jawa Barat, Sumatera dan pulau sekitarnya. Jawa Tengah meliputi Pulau Kalimantan, dan Jawa Timur meiputi Sulawesi, Bali, Lombok, Sumbawa dan pulau bagian timur.

Namun akibat batasan oleh Beladan itu, kegiatan SI terhambat. Dalam sebuah pertemuan di Yogyakarta pada 18 Februari 1914, dibentuklah pengurus SI pusat (Centraal Sarikat Islam) yang kemudian disetujui pemenrintah Belanda pada 18  Maret 1916. Sarekat Islam mengajak umat Islam untuk bersatu. Dan berikhtiar agar rakyat merasakan kemakmuran.

  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun