Mohon tunggu...
Eko Triyanto
Eko Triyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Sejarah

Penjaga akun twitter @ekosangpencerah, bercita-cita punya perpustakaan buku-buku lawas.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Soeratin Founder PSSI yang Hidup Miskin

9 Desember 2019   19:59 Diperbarui: 9 Desember 2019   20:06 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ir. Soeratin, atau lengkapnya Ir. Soeratin Sosrosoegondo. Lahir di Yogyakarta pada 13 Desember 1898 merupakan seorang insinyur lulusan Sekolah Tinggi Teknik Heckelenburg Jerman. Dengan kapasitasnya ia mampu bekerja di perusahaan bangunan Belanda dengan posisi dan gaji memadai. Sehingga bisa hidup berkecukupan. Ayahnya, Raden Sosrosoegondo merupakan perancang Anggaran Dasar Organisasi Muhammadiyah. Tidak heran jika Ir. Soeratin juga piawai dalam berorganisasi.

Keadaan berubah ketika Soeratin terjuan ke dunia sepakbola. Aktifitasnya di sepakbola membuat ia harus memilih, antara pekerjaan atau meneruskan perjuangan di sepakbola. Ia akhirnya memilih keluar dari tempat bekerja dan berusaha membuka usaha mandiri. Hanya saja kondisi ekonominya tidak semakin membaik. Bahkan dikisahkan Soeratin tak mampu menebus obat. 

Ir. Djoeanda, Perdana Menteri ke-10 sekaligus tokoh Muhammadiyah, pernah menawarkan posisi kepada Soeratin untuk menjadi Kepala Djawatan Kereta Api (DKA) pada 1949. Namun kondisi fisik yang kian merenta, serta suasana perang mempertahankan kemerdekaan yang terus terjadi membuat Soeratin tidak bisa maksimal dalam bekerja. Bahkan, ia kerap diburu Belanda karena dianggap bagian dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Perjuangan Soeratin untuk membentuk Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akan terus dikenang. Pasca Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Soeratin melihat sepakbola bisa menjadi wadah pemersatu bangsa. Maka ia secara rahasia menjalin kontak dengan rekan-rekan di Bandung, Surakarta dan Yogyakarta. Setelah melalui serangkaian kontak dan pertemuan, akhirnya utusan klub sepakbola dari Bandung, Jakarta, Magelang, Surabaya dan Surakarta berkumpul di Yogyakarta. Pada 13 April 1930 disepakati adanya organisasi sepakbola secara nasional yang disebut Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Di kemudian hari, organisasi ini kita kenal dengan nama PSSI.

Ir. Soeratin telah lama pergi. Sebagian hidupnya harus dilalui dalam kondisi prihati. Namun buah perjuangannya kini terus menyala, demi mewujudkan cita-cita membawa nama baik Indonesia melalui kancah sepakbola. Lalu, apakah para penerusnya akan menodainya dengan perilaku culas, koruptif dan manipulatif? Atau kita sebagai penikmat bola, akan membiarkan akhir pertandingan dengan tawuran?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun