Mohon tunggu...
Eko Triyanto
Eko Triyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Sejarah

Penjaga akun twitter @ekosangpencerah, bercita-cita punya perpustakaan buku-buku lawas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Warisan Sejarah Ibnu Batutah

7 Desember 2019   16:40 Diperbarui: 7 Desember 2019   16:42 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nama lengkapnya Muhammad Abu Abdullah bin Muhammad Al Lawati Al Tanjawi  Ibn Batutah. Lahir di Maroko 24 Februari 1304. Berasal dari keluarga terpelajar. Ayahnya seorang hakim (qadhi), tetapi Ibnu Batutah tidak mengikuti jejak sang ayah. Setelah belajar hukum Islam, ia memutuskan melakukan perjalanan pertamanya seorang diri menuju Haramain, Tanah Suci, pada 14 Juni 1325. Keinginan yang kuat untuk mengunjungi tanah suci membuatnya berani berpetualang seorang diri.

Ibnu Batutah melanjutkan penjelajahannya mengunjungi Afrika Utara, Afrika Barat, Eropa Selatan, Eropa Timur, Asia Tengah, Asia Selatan hingga ke Asia Tenggara. Melihat jejak perjalanan Ibnu Batutah dari Afrika hingga ke Asia, terlihat wilayah tersebut merupakan wilayah negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim, atau diperintah oleh raja-raja muslim.

Dalam Rihla Ibn Batuta, ia juga menceritakan kunjungannya ke Kerajaan Samudra Pasai. Di sana ia mendapat sambutan baik. Sumatra bagi Ibnu Batutah bukan tempat yang asing, ketika berada di India, ia telah mendengar adanya pedagang-pedagang yang melakukan pelayaran sampai ke Sumatra. Dari hasil lawatannya ke berbagai negeri ini, dengan tekun dan teliti ia membuat catatan-catatan perjalanan yang sangat penting dan menjadi rujukan para sejarawan di kemudian hari.

Satu yang cukup terkenal yakni Rihla Ibn Batuta. Atas kegigihan dan keuletannya dalam melakukan perjalanan panjang dari Afrika, Eropa hingga Asia Tenggara ia disebut sebagai penjelajah terbesar sepanjang sejarah. Diperkirakan Ibnu Batutah menghabiskan waktu 29 tahun untuk melakukan penjelajahan. Bahkan sejarawan George Sarton mengklaim jarak yang dilakukan Ibnu Batutah melampaui jarak yang ditempuh Marcopolo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun