Mohon tunggu...
Eko Romeo Yudiono
Eko Romeo Yudiono Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis itu Indah

Menulislah karena dengan menulis kamu akan belajar mensyukuri nikmat Allah SWT. Dengan menulis kita juga akan menyadari bahwa pengetahuan kita sesungguhnya ibarat setetes air di lautan bila dibandingkan dengan keangungan Allah SWT. Wallahu A'lam Bishawab.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"In Gede We Trust"

10 Januari 2019   12:50 Diperbarui: 16 Januari 2019   12:51 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UNTUK PERSIJA: Direktur Utama Persija Gede Widiade diwawancarai wartawan pada latihan perdana di lapangan Aldiron 7 Januari 2019/dok pribadi.

Ibarat membangun rumah, pondasinya harus diperkuat dulu. Itu juga yang dilakukan oleh Direktur Utama Persija, Gede Widiade. Selama dua tahun ini, Persija meski belum bisa dikatakan untung namun tim Macan Kemayoran tidak mempunyai utang. Baik kepada pemain maupun pihak lain. "Semuanya clear," ungkap Gede.

Membayangkan Persija sebelum dinahkodai Gede memang cukup miris. Latihan mereka selalu berpindah-pindah. Mes tidak punya. Apalagi kantor. Nah, dua tahun  ini berkat tangan dinginnya, Persija mulai settle. Semuanya ada. Mulai lapangan latihan, mes. kantor hingga bus tim.

 Imbasnya pun nyata kepada performa pemain di lapangan. Mereka menari-nari di lapangan menciptkan gol dan kemenangan.  "Apa yang diinginkan pemain itu sebenarnya mudah. Mereka hanya ingin gaji tidak telat dan bonus. Jika semua tercukupi dan terpenuhi mereka pasti akan mengeluarkan segenap kemampuannya di lapangan. Sebab, mereka tidak lagi memikirkan non teknis seperti keterlambatan gaji," papar Gede.

Dua tahun menjadi orang profesional di bidangnya, Gede mempersembahkan Treble Winner (tiga gelar). Diantaranya, Turnamen di Malaysia, Piala Presiden dan Juara Liga 1. Sekali lagi pondasi yang kuat dan kokoh coba diterapkan Gede yang juga pengusaha properti ini. Pondasi yang kuat bukan hanya berapa banyak uang dikeluarkan. Melainkan juga strategi dalamya pemilihan pemain yang sesuai dengan kebutuhan.

Di awal 2018 ketika kehilangan Wiliam Pacheco, banyak komentar minor dialamatkan kepada Gede. Kebanyakan mereka menyayangkan kenapa pemain berjuluk Tugu Monas itu cabut dari Persija. Tapi, kritikan dan omongan miring itu berubah drastis ketika Gede mendatangkan Jaimerson da Silva. Stoper yang akhirnya mendapatkan julukan Tugu Pancoran itu bermain hebat dan jadi idola baru.

Musim 2019, Jaime-panggilan karib Jaimerson da Silva- memutuskan keluar. Lagi-lagi, Gede mendapatkan kritikan hebat. Tapi diam-diam Gede sudah menyiapkan pengganti Jaime. Soal kedatangan pemain tinggal tunggu waktu saja. Gede bersabar dan menjadikan kritikan sebagai cambuk dan sebentuk kecintaan terhadap Persija. Kritik yang membangun pasti akan direspon dengan baik. Soal Manajemen tentu sudah mempunyai cara jitu dalam menghadapi musim kompetisi 2019. Untuk Liga 1 kemungkinan jadwal pertandingan akan molor. Tapi bukan berarti Persija berleha-leha. Karena, Ismed Sofyan cs akan bermain di Piala Indonesia dan Asian Champion League (ACL) 5 Februari nanti.

Gede dan manajemen sadar akan hal itu. Segala persiapan tentu sudah dilakukan. Tapi, tentu semuanya tidak bisa dipublish. Ibarat kereta api, Persija sudah berjalan di rel yang tepat. Di mana finishnya kita akan sama-sama melihatnya. Yang patut digarisbawahi, Gede sudah mengeluarkan segenap kemampuannya, baik itu moril dan materiil demi kejayaan Persija. In Gede We Trust. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun