12 Negara Ikuti Event International Culture Festival (dokpri/P3ESuma)
Tarian empat etnis, Mandar, Toraja, Makassar, Bugis mengawali event International Culture Festival.
International Culture Festival ini adalah Edukasi kolaborasi P3E Suma-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan AIESEC. AIESEC sendiri merupakan organisasi international untuk mengembangkan potensi pemuda-pemudi melalui proses pertukaran pelajar berbakat atau Exchange Student dari dua belas negara bertempat di Nipa Mall Jalan Urip Sumoharjo Makassar, mulai pukul 10.00 wita -- selesai pada, Minggu (19/08/2018).
International Culture Festival diikuti dua belas negara, diantaranya Malaysia, Italia, Jerman, Czech, Spanyol, Austria, Canada, Egypt atau Mesir, Albania, China, Vietnam dan Indonesia. Kedua belas negara tersebut menampilkan setiap budaya mereka melalui souvenir, kostum dan makanan.
International Culture Festival adalah event tahunan terbesar, dimana tahun 2018 ini Makassar adalah salah satu kota tempat diselenggarakannya kegiatan ini.
Pada pembukaannya, Darhamsyah, selaku Kepala P3E Suma, menuturkan bahwa, "International Culture Festival diikuti dua belas negara."
"Pelaksanaan International Culture Festival dalam rangka Hari Konservasi Alam Nasional bertemakan "Alam dan Budaya" penggabungan nature and culture ini, kita berharap ada penguatan di dalam negeri kita sendiri adalah bagaimana budaya itu justru bisa memperkuat edukasi konservasi. Karena banyak sekali budaya-budaya kita yang mendukung konservasi." Imbuh Kapus P3E Suma.
"Disisi lain dengan kerjasama antar negara itu terjalin, saling pengertian bahwa dunia ini milik kita bersama dan mari kita rawat dengan budaya masing-masing negara. Disamping itu melalui event ini, Indonesia, khususnya Makassar sebagai tuan rumah menunjukkan bahwa Indonesia sangat concern terhadap konservasi alam, dan dalam rangka Hari Konservasi Alam Nasional yang puncaknya nanti di kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Kita adakan festival culture dan diikuti oleh 12 negara ini." Tuturnya.
Kapus P3E Suma juga memperkenalkan sahabatnya, "Muhammad Yusran dari Sintalaras, saya mengikuti kiprah beliau karena beliau bukan hanya aktivis dalam arti berbicara, tetapi juga mempraktekkannya. Ditempatnya Yusran, mereka berkebun dengan pola organik dan itu merupakan bahan kampanye juga." Â Ujarnya.