Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar hidup

Lahir di Negeri Cincin Api. Seorang kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon Ashram Bangsa dan Alumni Program Studi Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Motto : Terus Mlaku Tansah Lelaku.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Gareng, Pak Gudik, dan Kurma Abu Jahal

17 April 2021   04:26 Diperbarui: 18 April 2021   16:09 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Bagong diam cep. Petruk hanya menikmati perdebatan dua saudaranya. Tiba-tiba Gareng meninggalkan lapaknya menuju ke fotocopy. Bagong dan Petruk saling berbalas pandang dengan tetap terdiam. Gareng kembali membawa beberapa nota ditangannya.

            "Saya tunjukin nih Gong jualan pakai nota kosong pakai ilmunya mahasiswa. Laku apa enggak?"

            "Ya kalau laku Reng tapi harus nunggu seminar kebangsaan. Kalau enggak sabar nunggu ya jual saja ke Pak Gudik"

            Dari kejauhan Jaiman teriak kepada tiga ponokawan itu, "Gareng, Petruk, Bagong... Jangan kabur, jangan bohong lho! Itu dia ibu-ibu, bapak-bapak, mbah-mbah, adik-adik! Kita akan melihat mereka menyiapkan bahan menu buka puasa ala koruptor! Ya menu buka puasa koruptor! Belum pernah nyoba kan?"

            "Ya, ayo kita cari bahan-bahannya! Saya buatkan menu buka puasa ala koruptor khusus untuk Gusti Ratu Puntadhewa!" jawan Bagong lantang.

            Sambil menepuk jidat Gareng dan Petruk mulai berkeringat dingin.

            "Heh?! Kenapa Truk? Kenapa Reng? Katanya mau kita urus nanti dan kita bawa ke Gusti Ratu Puntadhewa" tanya Bagong lirih.

            "Mati aku!" kata mereka dalam batin.

Eko Nurwahyudin, alumni Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Catatan : Gusti Allah ora sare atau Tuhan (Allah) tidak tidur merupakan konsep dalam masyarakat Jawa yang sangat membantu masyarakat miskin di Jawa yang tertindas untuk survive. Dalam konteks tulisan ini dipakai untuk menggambarkan keadaan kekalahan tapi tidak terjatuh atau dalam bahasa Soekarno seperti rotan yang hanya melengkung tapi tidak patah. Bagi masyarakat jawa umumnya dalam konsep ini juga erat kaitannya dengan optimisme (berprasangka baik kepada Allah) menyerahkan segala keberhasilan maupun ketidakberhasilan setelah melakukan usaha. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun