Mohon tunggu...
Eko Adji Nugroho
Eko Adji Nugroho Mohon Tunggu... -

Koleris

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Beragama tapi Tak Beragama

6 Februari 2011   08:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:51 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kaget! Itulah kesan pertama Saya baca twitter disiang pribadi hari ini melihat TL dari accountnya Mba Dwi Anggia yang berbagi informasi bahwa jema'ah Ahmmadiyah tewas sebanyak 6 orang di daerah Pandeglang. Karena penasaran lalu Saya klik informasi yang dibagikan oleh Mba Dwi Anggia melalui harian online Kompas disitu dijelaskan 'Sebanyak enam orang anggota Jemaah Ahmadiyah meninggal akibat bentrokan antara jemaah keagamaan itu dengan warga di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Minggu (6/2/2011).' Kejadian tersebut terjadi karena (Saya mengutip kembali dari harian Kompas) 'Pada Minggu pagi, sekitar seribuan warga dari berbagai daerah, di antaranya berasal dari Kecamatan Cibaliung, Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, dan Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, mendatangi rumah Parman. Saat massa tiba, puluhan Jemaah Ahmadiyah yang berada di rumah Parman sudah siap dan mereka membawa berbagai jenis senjata tajam, seperti samurai, parang, dan tombak. Sesaat kemudian, kata Lukman, salah seorang anggota Jemaah Amhadiyah membacok lengan kanan Sarta hingga nyaris putus. "Pembacokan inilah yang memicu bentrokan. Warga marah karena melihat lengan kanan Sarta nyaris putus," kata Lukman.' Kalo kita sama-sama melihat sebuah penggalan ayat dari kitab suci Al-Qur'annul Karim surat Al-Kafirun 'Lakum Dinnukum Waliyadin' yang artinya 'untukmu agamamu dan untukku agamaku' betapa bijaksana & baiknya Allah SWT mengajarkan ummat Muslim untuk saling menghargai dan saling hormat menghormati antar umat beragama. Kita lihat dimasa Nabi Muhammad SAW ketika beliau menyebarkan agama Islam begitu banyak halangan dan rintangan yang dihadapi beliau tidak pernah sama sekali memusuhi bahkan mencederai kaum yang membenci beliau beserta pengikutnya bahkan ketika Pamannya Nabi Muhammad Abu Lahab yang ketika itu tetep kekeuh tidak ingin masuk ke agama Islam beliau (baca: Nabi Muhammad SAW) tetap menyayanginya dengan penuh kasih Sayang sampai Abu Lahab menjelang akhir hayatnya. Di Indonesia sendiri bahwa sudah jelas tercantum dalam UUD 1945 Pasal 29 yang berbunyi 'Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu' pasal ini jelas bahwa negara telah menjamin akan kebebasan berkeyakinan menurut agamanya yang dianut. Mengutip dari status account twitter Mba Dwi Anggia 'UU menjamin kebebasan umat beragama. Kenapa MUI menyatakan ahmadiyah sesaat? Pemerintah sengaja membenturkan warga nya?? Warganya yg dangkal'. Iya warga yang dangkal ini menurut Saya pribadi merupakan warga negara yang baru belajar Islam hanya dari kulitnya saja tidak diambil makna dari keseluruhannya. Ya kita sebagai warga negara Indonesia masrilah sama-sama saling hormat menghormati antar ummat beragama Tuhan saja mengajarkan ummatnya untuk saling hormat menghormati bahkan utusan-utusan Allah yaitu Nabi-Nabi Allah tidak pernah melakukan kekerasan karena perbedaan keyakinan. Yuk, sama-sama juga kita buat segala perbedaan ini menjadi indah seindah surga dunia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun