Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Review Kiprah dan Karyaku di Tengah Badai Cemooh

9 Mei 2021   13:25 Diperbarui: 9 Mei 2021   13:42 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangis untuk lierasi dokpri Eko irawan

REVIEW KARYAKU : SEBUAH EVALUASI DIRI

Apakah karyaku sudah bisa dianggap karya sastra? Siapa loe, ngaku ngaku sastrawan? Apalagi menyebar genre baru sastra multimedia, jelas dicibir banyak pemerhati. Adalah hak setiap orang untuk memberikan penilaian, tapi akan lebih adil jika sang penilai adalah para senior yang menunjukan track rekor dan rekam jejak berkarya yang lebih berkualitas. Untuk mereka para senior, saya angkat topi. Tapi para kritikus yang hanya omdo alias omong doang, jelas itu menunjukan kualitas pribadi mereka yang kacangan. Pandai mengkritik, tapi tidak bisa melihat kapasitas diri mereka sendiri. Seperti melihat gajah dipelupuk mata tidak tampak, tapi kuman diseberang lautan terlihat. Saya maklum dan tidak tersinggung, jika marah malah menunjukan saya kekanak Kanakan. Dikiranya saya menulis ini dibayar atau ada kepentingan tertentu. Itu jelas potret prilaku mereka sendiri, kenapa potret diri sendiri, ditimpakan pada orang lain, apa korelasinya? Aneh aneh saja.

Berkarya adalah proses kreatif, mengeksplore kemampuan diri. Bakatmu tak bakalan berkembang tanpa diasah. Kemampuanmu akan jadi seperti pisau tumpul berkarat. Saya pernah 20 tahun lebih terhenti berkarya dan tenggelam pada kesibukan tidak produktif. Pengalaman itu sangat berharga, dan karena tidak berkarya nyata itu, ternyata tidak membuahkan hasil apa apa. Buang waktu percuma dan waktu itu tidak bisa kembali atau terulang. Tak ada kesempatan kedua. 

Menulis adalah Hobby, yang saya yakin memberi kontribusi pada diri dan semua orang yang punya hati. Saya katakan punya hati, karena ternyata di luaran itu, selain omdo, ternyata banyak pula yang tak punya hati. Mereka Anggap saya sok tahu, menggurui, dan BLA BLA bla. intinya mereka meremehkan orang lain. Mentang mentang saya bukan siapa siapa. Tidak pernah makan bangku sekolah strata 2, tidak akademisi. Sehingga patut dihina, dilecehkan dan dibully. Inilah warga netizen +62 yang unik. Tapi mereka itu tak berkarya. Hanya seneng menjatuhkan mental orang lain agar seperti dirinya. Dengan mengatakan karyamu, gabermut gaes. (Nggak bermutu gaes). Jelas tujuannya golek bolo mendem bareng. Sungguh koplak itikatnya. Jika kita mundur, dia akan jadi pahlawan kesiangan. Mengakui ide dan gagasan orang lain. Mungkin ini pendapat para barisan orang sakit hati, tapi itu terjadi dilingkungan sekitar kita. Mereka ada dan tumbuh subur bagai rumput liar setelah hujan. Artikel ini jadi semacam curhat. Mungkin saya bukanlah orang satu satunya yang mengalami hal seperti ini. Silahkan saja meneruskan Hobby gokilnya itu. Karyaku akan terus berlanjut. Sekalipun anjing terus menggonggong, kafilah akan tetap berlalu. Dibikin asyik saja. Hal ini adalah Tantangan untuk konsisten berkarya dan membuktikan diri siapa yang sesungguhnya omdo gabermut sejati. Mau kacangan pupuk bawang, kok ajak ajak orang lain yang berkiprah nyata agar berhenti berkarya.

Ya inilah reviewku, sebuah evaluasi diri dengan tujuan membangun semangat berkompetisi yang sehat. Memang lidah tak bertulang, jadi gampang saja omong tidak bermutu. Jika semangat kita surut, sama halnya bunuh diri untuk mengamini omongan orang agar terwujud dan terkabul. hal itu membuka peluang pembenaran omongan orang untuk terwujud dalam diri kita. Saatnya berani menjadi diri sendiri dan tak perlu takut kritikan, jalani saja, buat apa menggurusi orang kurang kerjaan. Kita tidak menyaingi mereka. Masih banyak orang yang mengapresiasi kita dengan baik diluar sana. Selamat mengeksplore dirimu Gaes..

TINGKATKAN KAPASITAS DIRI DENGAN INOVASI 

Diremehkan, dihina, dilecehan, difitnah dan dibully adalah kejadian destruktif yang membunuh karakter seseorang. Hidup kadang tidak adil dan berlaku hukum rimba yang jahat. Kemana ruh kemanusiaan, jika untuk tumbuh saja dihalangi. Inilah badai cemooh yang kadang kita alami. Bahkan dirumah sendiri, didalam keluarga kita hal itu bisa terjadi. misal koleksi buku dan perpustakaan dirumah kita sendiri, bisa dianggap mengganggu kenyamanan pihak lain. Bahkan ada yang dirusak, disobek sobek, ditertawakan dan mau dirombeng untuk jadi bungkus kacang. Sebegitu rendah kesadaran berliterasi. Bahkan dikatai sudah tidak sekolah, tidak perlu membaca. Mengganggu tata ruang rumah dan dianggap sampah yang dibawa kemana mana saat pindah rumah. Astagfirullah, sebuah tindakan bar bar atas dunia literasi.

Apa yang harus kita lakukan? Satu saja, tingkatkan kapasitas diri dengan inovasi. Bidang apa saja, membuka peluang lebar untuk inovasi. Tak harus tehnologi, inovasi bisa berupa efisiensimu meningkatkan penghasilan atau kapasitas berkaryamu. 

Tulisan ini memang melebar kemana mana, tak fokus pada satu tema. Tulisan ini jadi galak, karena semacam kemarahan terpendam atas apa yang dialami, seolah menjadi sangat liar, karena hendak membunuh karakter dan ketulusan berkarya mengeksplore diri. 

Tujuan dari artikel ini, selain curhat juga semacam inspirasi bahwa berkarya dan berinovasi itu penting, terutama untuk membuktikan eksistensimu sendiri agar besok hari akan ada tempat buat kita dihargai. Sekarang mungkin saya pujangga tanpa panggung atau jadi apa kelak, saya juga tidak tahu. Namun, mulailah sekarang apa saja yang kamu bisa, agar besok kamu dihargai oleh kiprah, karya dan inovasimu hari ini. Itu saja. Selamat mengekplore dirimu, semoga menginspirasi.

Malang, 9 Mei 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun