Mohon tunggu...
Eko N Thomas Marbun
Eko N Thomas Marbun Mohon Tunggu... Penulis - I Kerani di Medan Merdeka Utara I

Tertarik pada sepak bola, politik dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Bola

Piala AFF: Perang di Dunia Maya

28 Desember 2021   13:43 Diperbarui: 28 Desember 2021   13:49 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagelaran Piala AFF tidak hanya menghadirkan perang di lapangan tapi juga di media sosial (ilustrasi:kabar24.bisnis.com)

Piala AFF sudah memasuki babak final. Indonesia dan Thailand sudah memastikan tiket di final. Indonesia menyegel tiket final lewat kemenangan agregat 5:3 atas tuan rumah Singapura. Sementara Thailand menyegel tiket final setelah mengakhiri dominasi 5 tahun Vietnam di Asia Tenggara lewat kemenangan agregrat 2:0.

Kompetisi di dunia nyata memang sudah memasuki masa-masa akhir. Namun, perang di dunia maya sepertinya belum akan berakhir. Ah, mungkin saja tidak akan berakhir. Suporter (netizen) akan selalu memiliki alasan untuk mengobarkan perang tanpa akhir.

Pada pagelaran Piala AFF 2020 kali, kita sudah sama-sama melihat betapa semua kubu saling jatuh menjatuhkan. Timnas Indonesia sendiri sudah menjadi sasaran sejak awal. Baik oleh netizen sendiri maupun netizen dan media online lokal.

Timnas Indonesia yang dianggap selevel dengan Kamboja adalah 'bullyan' awal ke netizen Indonesia. Adalah Kydavone Souvanny, pemain Laos, tim paling lemah di Grub B, yang pertama melontarkan wacana tersebut lewat VNExpress. Netizen Indonesia membalas dengan menyebut Laos itu tim selevel kencur.

Lain halnya dengan Kydavone Souvanny. Lain pula Safee Sali legenda Malasya dan Piala AFF itu menyebut Timnas Indonesia didominasi pemain mudan dan minim pengalaman. Dia memprediksi Vietnam dan Malasya akan lolos dari Grub B ketika diwawancari Zing News.

Meski terkesan netral, komentar Safee Sali direspon kerasa netizen Indonesia. Komentarnya bahkan sempat viral di media sosial. Pemain Malasya yang pernah membela Pelita Jaya dan Arema Cronus itu dianggap merendahkan kekuatan Timnas Indonesia.

Safee Sali banjir hujatan di media sosial. Instagram Safee Sali yakni supersafee_10 diserang oleh netizen Indonesia. Sampai-sampai dia merasa netizen Indonesia masuk ke rumahnya (akun media sosial) untuk membuat kata-kata kasar. Setalah itu, dia melakukan klarifikasi bahwa komentarnya hanya prediksi.

Indonesia pada akhirnya menghempaskan Malasya. Tidak tanggung-tanggung, Harimau Malaya dibabat 4:1. Kemenangan itu membuat netizen Indonesia berada di atas angin. Kembali akun Safee Sali diserbu netizen. Dia kembali diledek dan dirisak. Sampai-sampai, dia harus mengunci kolom komentar ucapan selamat yang disampaikannya atas kemenangan Timnas Indonesia.

Tapi, tidak melulu netizen Indonesia. Netizen dan media-media tetangga juga tidak kalah berisik dan provokatif. New Straits Times misalnya, baru-baru ini menulis Singapura gagal lolos ke final karena keputusan kontroversial wasit. Seolah-olah menapikkan perjuangan Skuad Garuda. Padahal, 3 kartu merah yang diterima Singapura adalah layak.

Ada juga komentar Pelatih Malaysia,  Tan Cheng Hoe, di awal kompetisi yang menyebut mewaspadai Vietnam tanpa menyebut Indonesia. Komentar itu dianggap meremehkan Timnas Indonesia. Meskipun ketika akan menghadapi partai hidup-mati melawan Indonesia. Dia merendah dengan menyebut sulit melawan Timnas Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun